Industri Kecil Menengah di Palangkaraya Menggeliat Lewat Rotan
Industri kecil menengah di Kota Palangkaraya digairahkan kembali dengan berbagai pelatihan, mulai dari menganyam rotan, menjahit, hingga mebel. Di Bukit Batu, kelompok ibu-ibu dilatih kembali pola lama menganyam rotan.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Industri kecil menengah di Kota Palangkaraya digairahkan kembali dengan berbagai pelatihan, mulai dari menganyam rotan, menjahit, hingga membuat mebel. Di Bukit Batu, kelompok ibu-ibu dilatih kembali pola-pola lama yang telah lama ditinggalkan.
Selasa (25/8/2020) pagi, sekitar 30 ibu-ibu yang berasal dari Kecamatan Rakumpit dan Bukit Batu berkumpul di Kantor Kecamatan Bukit Batu. Mereka mengikuti pelatihan menganyam rotan yang diselenggarakan Dinas Perdagangan, Koperasi, UKM, dan Perindustrian Kota Palangkaraya.
Dalam pelatihan itu, mereka mendatangkan dua instruktur menganyam rotan khas Dayak, yakni Rumince dan adiknya, Evry. Keduanya sudah dikenal di Kalimantan Tengah, bahkan sudah memberikan pelatihan hingga keluar negeri.
Rusita (40), salah satu peserta, mengungkapkan, dirinya pernah belajar menganyam dari ibu dan neneknya. Namun, keterampilan itu ditinggalkan sejak dirinya mengenyam bangku sekolah.
”Sudah lupa caranya (menganyam), apalagi kalau pola-pola yang lama. Sudah enggak paham,” kata Rusita.
Rusita tak sendiri, ia mengajak anak perempuan dan adiknya untuk ikut pelatihan itu. Ia merasa dengan belajar menganyam lagi bisa menambah kesibukkan baru di rumah. Biasanya, ia hanya mengurusi rumah dan memasak.
Pelatihan yang diberikan adalah membuat pola anyaman dasar untuk dibuat berbagai macam produk, seperti tas, keranjang, pot bunga, dan tas laptop. Pelatihan itu terlihat berbeda karena ada banyak pola lama yang diterapkan kembali, seperti pola banama tingang, batang garing, dan seluang. Pola-pola itu ada yang bergambar pohon, daun, serta rumah dan ikan.
Menurut Rumince, setelah menguasai pola dasar membuat anyaman, peserta akan jauh lebih mudah membuat pola-pola lain yang bahkan sulit dibuat. Tak hanya anyaman, ia juga mengajarkan mewarnai rotan dengan bahan alami dedauanan. Rotan pun menjadi warna hitam.
”Tapi pelatihan ini, kan, hanya dua tiga hari. Saya yakin setelah selesai mereka bisa hilang begitu saja, enggak dilanjutin, butuh magang di tempat-tempat perajin yang sudah senior supaya bisa ditindaklanjuti,” kata Rumince.
Kepala Bidang Perindustrian Dinas Perdagangan, Koperasi, UKM, dan Perindustrian Kota Palangkaraya Margalis mengungkapkan, para peserta akan diberikan peralatan dan keterampilan menganyam sehingga bisa memproduksi tas dan produk lainnya. Dengan peralatan yang diberikan, ia berharap bisa berlanjut hingga produksi.
”Kalau bahan mentahnya masih banyak karena hutannya masih bagus, di beberapa lokasi memang hutan lindung dan area konservasi, tetapi ada daerah yang memang dibudidayakan oleh masyarakat secara mandiri,” kata Margalis.
Di Kota Palangkaraya, berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalteng, setidaknya terdapat 2.466 karyawan dirumahkan dan lebih kurang 160 orang dipecat. Kota Palangkaraya menjadi wilayah yang paling besar terdampak. Sebagai ibu kota provinsi, setidaknya 2.055 karyawan dirumahkan atau dipecat.
Mereka yang dipecat berasal dari 29 perusahaan yang mulai tutup karena pandemi, tidak beroperasi sementara, atau melakukan penghematan. Salah satu sektor yang paling terdampak adalah perhotelan dan usaha waralaba.
Di Kecamatan Bukit Batu, sebagian besar masyarakat bekerja di lokasi-lokasi wisata yang selama empat bulan belakangan ditutup sementara. Pembukaan yang baru terjadi tidak langsung mendongkrak perekonomian warga sekitar, termasuk penjualan produk rotan.
Sebelumnya, Wali Kota Palangkaraya Fairid Naparin mengatakan, terdapat setidaknya 20 program pemulihan ekonomi yang bakal dijalankan di tahun ini. Program-program itu tersebar di empat dinas, seperti dinas perdagangan, koperasi, UKM, dan perindustrian; dinas perikanan, dinas ketahanan pangan dan pertanian, serta dinas tenaga kerja.
”Ini juga untuk mendorong daya beli masyarakat. Untuk UMKM, nanti ada bantuan peralatan, pelatihan wirausaha, pelatihan pertukangan, dan pengembangan unit pembenihan juga budidaya ikan dan komoditas pangan,” kata Fairid.
Ini juga untuk mendorong daya beli masyarakat.
Fairid menjelaskan, program itu juga merupakan tindak lanjut dari perintah Presiden Joko Widodo soal pemulihan ekonomi. ”Empat dinas tadi akan berkoordinasi dalam pelaksaan program pemulihan ekonomi,” ujarnya.