Layanan Kesehatan di Pedalaman Merauke Terganggu Penularan Covid-19
Sembilan tenaga kesehatan di Puskesmas Distrik Kurik, Kabupaten Merauke, harus dikarantina setelah merawat pasien positif Covid-19. Hal ini menyebabkan layanan IGD dan rawat inap di puskesmas itu ditutup.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Layanan kesehatan di pedalaman Merauke, Papua, terganggu pandemi. Puskesmas di Distrik Kurik ditutup sementara setelah sembilan tenaga kesehatannya diduga terpapar Covid-19.
Distrik Kurik ada di pedalaman Merauke. Jaraknya dari pusat kota Merauke sekitar 140 kilometer atau butuh waktu tempuh selama dua jam.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke Nevile Muskita saat dihubungi dari Jayapura, Jumat (7/8/2020), mengatakan, pelayanan kesehatan di Puskesmas Kurik untuk rawat inap dan instalasi gawat darurat dialihkan ke puskesmas di Distrik Kumbe. Hal itu dilakukan setelah sembilan tenaga kesehatannya diduga terpapar Covid-19 dari pasien yang datang.
”Semuanya adalah perawat. Saat ini mereka masih menunggu hasil pemeriksaan sampel usap,” papar Nevile.
Nevile mengungkapkan, belum turunnya hasil pemeriksaan karena keterbatasan alat pemeriksaan sampe usap di Merauke. Di sana, hanya ada satu alat tes cepat molekuler (TCM) yang biasanya digunakan untuk memeriksa virus penyakit tuberkulosis.
”Alat TCM berada di Rumah Sakit Umum Daerah Merauke. Kemampuan alat ini maksimal hanya 16 sampel usap per hari,” tuturnya. Ia berharap ada tambahan infrastruktur baru untuk pemeriksaan sampel usap di Merauke.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura Ni Nyoman Sri Antari mengungkapkan, ada tambahan enam tenaga kesehatan di dua puskesmas di Kota Jayapura yang terpapar Covid-19. Sebelumnya, lima tenaga kesehatan terpapar Covid-19 di salah satu puskesmas.
”Enam tenaga kesehatan ini untuk sementara menjalani perawatan agar bisa kembali sembuh. Pelayanan kesehatan di dua puskesmas ini tetap berjalan normal,” tambahnya.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia Provinsi Papua Donald Aronggear mengatakan, banyaknya tenaga kesehatan yang tertular Covid-19 karena belum ada pelaksanaan protokol kesehatan yang baik di rumah sakit. Salah satunya belum adanya hasil tes Covid-19 valid dari warga yang akan menjalani perawatan di rumah sakit.
”Seharusnya ada fasilitas penapisan warga sebelum menjalani perawatan di setiap rumah sakit yang lengkap,” kata Donald.