Gramedia Donasikan Ratusan Buku untuk Panti Asuhan di Banyumas
Ratusan eksemplar buku bacaan anak-anak didonasikan oleh Kompas Gramedia kepada Panti Asuhan Bunda Serayu Banyumas.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Kompas Gramedia memberikan donasi berupa ratusan eksemplar buku kepada Panti Asuhan Bunda Serayu di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (4/8/2020). Ini diharapkan bisa meningkatkan kecintaan anak pada membaca serta menambah wawasan di kala pandemi Covid-19.
”Indonesia tidak hanya butuh infrastruktur fisik seperti jalan tol, gedung, dan jembatan, tetapi juga infrastruktur peradaban seperti buku, perpustakaan, dan komunitas literasi,” kata CEO Group of Retail and Publishing Kompas Gramedia Y Priyo Utomo saat dihubungi dari Purwokerto, Banyumas.
Ratusan buku yang dikirim dari Jakarta tersebut dikemas dalam 11 kardus ukuran besar. Buku pun telah diterima panti asuhan, antara lain buku cerita anak, komik anak-anak, serta buku pelajaran.
”Kami mengucapkan terima kasih atas buku-buku yang diberikan Kompas Gramedia. Kami juga berencana membuat perpustakaan bagi anak-anak di panti ini,” kata Kepala Panti Asuhan Bunda Serayu Banyumas Suster Agnes Marni SJMJ (Suster Jesus Maria Joseph).
Agnes menyampaikan, saat ini terdapat dua lemari berisi buku di panti asuhan ini. Panti akan membuat setidaknya tiga lemari buku lagi untuk menyimpan buku-buku bacaan yang baru diterima tersebut. ”Pada masa pandemi seperti ini, semua kegiatan dilakukan dari panti saja. Dengan bacaan ini, semoga bisa mengurangi kejenuhan anak-anak,” ujarnya.
Panti Asuhan Bunda Serayu Banyumas mengasuh 32 anak. Usia paling muda adalah bayi 10 bulan dan yang paling besar berusia 17 tahun dan hendak melanjutkan ke jenjang kuliah setelah selesai pendidikan sekolah menengah kejuruan.
Mereka yang diasuh di tempat ini sebagian adalah anak yatim atau piatu, sebagian dititipkan karena faktor ekonomi keluarga. Ada pula anak yang dititipkan karena ketidaksiapan orangtua mengasuh anaknya, di antaranya karena orangtua masih duduk di bangku sekolah.
Anak-anak yang diasuh di panti ini berasal dari berbagai tempat di Indonesia, dari Pulau Sumatera hingga Papua. Elisabeth Cindy Amelia (12), salah satu anak asuh yang berasal dari Yogyakarta, mengaku senang mendapatkan donasi ratusan buku baru. ”Saya suka baca komik dan cerita petualangan. Biasanya membaca buku di sore hari,” kata siswa kelas IV SD itu.
Hal senada disampaikan Angelica Yosinta (16), yang duduk di bangku kelas XI SMK dan suka membaca novel. ”Saya suka sekali ada buku baru, bermanfaat untuk dibaca di waktu luang,” ucap Yosinta yang bercita-cita menjadi arsitek.
Mengutip Kompas (17/2/2020), UNESCO pada 2012 mencatat hanya terdapat satu dari 1.000 penduduk di Indonesia yang memiliki minat tinggi untuk membaca. Empat tahun berselang, giliran Central Connecticut State University, Amerika Serikat, yang memotret rendahnya minat baca di Indonesia. Berdasarkan survei yang dilakukan terkait tingkat literasi, RI menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara.
Terbaru, potret rendahnya tingkat literasi di Indonesia juga terekam dari indeks aktivitas literasi membaca yang dirilis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada April 2019. Dari nilai maksimal 100, indeks aktivitas literasi membaca Indonesia hanya mencapai 37,32, dan termasuk dalam kategori rendah. Ini menunjukkan tak banyak orang Indonesia yang terbiasa membaca.