Covid-19 Kian Menyebar di Jateng, Zona Kuning-Hijau Jangan Terlena
Daerah-daerah risiko tinggi atau merah cenderung berada di pantai utara (pantura) ke arah timur, seperti Kota Semarang serta Kabupaten Jepara, Demak, dan Kudus. Namun, daerah yang rendah kasus diminta tak lengah.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Penambahan jumlah kasus positif Covid-19 terus terjadi di Jawa Tengah dengan rasio positif masih sekitar 10 persen. Kabupaten/kota di Jateng diminta terus melakukan tes dan tak terlena dengan status zona kuning atau hijau.
Menurut data laman informasi Covid-19 Pemprov Jateng yang dimutakhirkan Senin (3/8/2020) pukul 12.00, terdapat 9.954 kasus positif kumulatif dengan rincian 2.978 orang dirawat, 6.083 orang sembuh, dan 893 orang meninggal. Terdapat tambahan 219 kasus positif dalam 24 jam terakhir.
Daerah-daerah risiko tinggi atau merah cenderung berada di pantai utara (pantura) ke arah timur, seperti Kota Semarang serta Kabupaten Jepara, Demak, dan Kudus. Sementara di area selatan ke barat cenderung rendah kasus. Namun, tes masih perlu terus digencarkan.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo terus mengingatkan bupati/wali kota untuk menjalankan tes. Menurut dia, jangan sampai kabupaten/kota sengaja tidak melakukan tes demi mempertahankan citra sebagai daerah dengan status risiko rendah atau zona hijau.
”Harus menyadari (risiko) dan tak boleh lengah. Jangan takut tes (lalu kasus bertambah). Saya selalu ingatkan soal citra ini. Daerah yang mulai kuning atau menuju hijau jangan senang dulu karena sekarang penambahan ke merah hampir merata,” ujar Ganjar, Senin.
Salah satu daerah yang perlu waspada karena terus terjadinya penambahan kasus adalah Jepara. Menurut Ganjar, pola penyebaran kasus di daerah tersebut cukup berbahaya karena sulit terlacak. Ada kecenderungan penularan pada skala komunitas.
Menurut data laman informasi Covid-19 Pemkab Jepara yang dimutakhirkan Senin (3/8/2020) pukul 18.00, terdapat 1.093 kasus positif kumulatif dengan rincian 240 orang dirawat, 783 orang sembuh, dan 70 orang meninggal. Di luar data itu, ada 57 kasus dari warga luar Jepara.
Agar penanganan lebih cepat dan merata, koordinator wilayah (korwil) di enam eks karesidenan di Jateng diperkuat. ”Termasuk bagaimana agar jogo tonggo ini juga menjadi jogo kerjo (lingkungan kerja), jogo santri (pesantren), dan lainnya,” katanya.
Ganjar menuturkan, kepala daerah dan ASN di Jateng agar mengaku jika memiliki penyakit penyerta agar segera dites usap. Sejauh ini, pejabat di Jateng yang terkonfirmasi positif adalah Bupati Pemalang dan Wakil Wali Kota Solo, keduanya sudah sembuh. Adapun Ketua DPRD Rembang dan Ketua DPRD Jepara meninggal dengan status positif Covid-19.
Rasio kepositifan
Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo menuturkan, hingga Senin (3/8/2020), Jateng telah melakukan sekitar 138.500 tes usap. Adapun rasio kepositifan di kabupaten/kota fluktuatif dan beragam. Ada yang sudah di bawah 5 persen, tetapi ada juga yang di atas 10 persen.
”(Keseluruhan) di Jateng sekitar 10 persen. Kami berusaha terus melakukan tes masif, tetapi secara bertahap sesuai dengan kemampuan dan kapasitas,” ujar Yulianto.
Sementara itu, guna mengetahui tingkat kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan, Pemprov Jateng melakukan survei. Hingga Senin (3/8/2020) pagi, sudah masuk data dari 2.244 responden di 35 kabupaten/kota.
Kami berusaha untuk terus melakukan tes masif, tetapi secara bertahap sesuai dengan kemampuan dan kapasitas.
Pada poin pelaksanaan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari, muncul hasil bahwa 77,1 persen menggunakan masker, 44,2 persen menggunakan hand sanitizer, 55,4 persen mencuci tangan 20 detik, 39,7 persen menghindari bersalaman, dan 25,9 persen menjaga jarak 2 meter.
”Survei ditutup pada 10 Agustus 2020. Setelah itu, akan dianalisis terkait bagaimana perilaku masyarakat. Pak Gubernur meminta FGD (diskusi kelompok terarah) lagi dan mengundang ahli pidana (terkait kemungkinan penerapan sanksi). Hal ini dilakukan agar bisa optimal,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Jateng Prasetyo Aribowo.