Sebanyak 12 dekan dan pejabat Universitas Hasanuddin, Makassar, dinyatakan sembuh setelah sebelumnya terpapar Covid-19. Kini, penelusuran kontak erat aktif dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran virus.
Oleh
RENY SRI AYU
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Pihak Univeritas Hasanuddin kini aktif melakukan penelusuran kontak setelah 20 pejabat dan dosen di universitas itu dinyatakan positif Covid-19. Selain penelusuran, tes usap juga dilakukan pada keluarga dosen dan dekan serta pihak yang memiliki kontak erat.
”Saat ini penelusuran aktif dilakukan walaupun sebagian besar pejabat dan dosen telah sembuh. Langkah lain yang dilakukan Unhas adalah melakukan tes swab langsung baik terhadap keluarga maupun sivitas akademika yang memiliki interaksi dekat dengan yang terkonfirmasi covid-19,” kata Direktur Komunikasi Universitas Hasanuddin (Unhas) Suharman Hamzah, Selasa (28/7/2020), di Makassar.
Unhas melakukan tes usap untuk keluarga ataupun yang memiliki interaksi langsung dengan kasus positif di Laboratroum Biological Safety Level (BSL) 3 Unhas yang berada di Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri (RSPTN) Unhas. Selain itu, tes usap juga dilakukan di laboratorium BSL 2 Unhas yang berada di RS Wahidin Sudirohusodo serta bekerja sama dengan RS Daya dan Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Makassar.
Sebelumnya, beberapa pejabat Unhas, antara lain Dekan Fakultas Kedokteran Prof dr Budu, Dekan Fakultas Kedokteran Gigi drg Muhammad Ruslin, Dekan Fakultas Hukum Prof Dr Farida Patittingi, dan sejumlah guru besar serta pejabat di lingkungan Unhas, terpapar Covid-19. Mereka juga secara terbuka mengumumkan kondisinya.
”Alhamdulillah, dua belas pejabat dan dosen yang sebelumnya kami sampaikan terpapar Covid-19 sekarang telah sehat kembali. Meskipun telah dapat beraktivitas, mereka masih memutuskan untuk beristirahat sambil melakukan aktivitas dari rumah,” kata Suharman.
Dua belas pejabat yang sebelumnya diumumkan terpapar Covid-19 sebagian besar berasal dari lingkungan kerja yang terkait dengan bidang medis. Kasus positif di Unhas mulai muncul awal Juli lalu saat sejumlah dosen dan guru besar terpapar. Mereka umumnya bekerja di rumah sakit dan sebagian membantu kerja tim Gugus Tugas Covid-19 Sulsel dan Kota Makassar.
Mereka umumnya bekerja di rumah sakit dan sebagian membantu kerja tim Gugus Tugas Covid-19 Sulsel dan Kota Makassar.
Kasus diketahui bermula dari tes cepat dan dilanjutkan dengan tes usap. Selanjutnya penelusuran juga dilakukan pada tenaga kependidikan atau pegawai serta dosen dan ditemukan 25 pegawai yang positif. Namun, semua tanpa gejala dan kini sudah sembuh.
Penelusuran, yang kini terus aktif dilakukan pihak Unhas, untuk memastikan pihak-pihak yang memiliki kontak bisa segera dites dan melakukan isolasi jika terbukti positif. Ini juga memutus mata rantai penyebaran virus di Unhas.
Sementara itu, terkait perkembangan Covid-19, Senin (27/7/220), Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah mengatakan, penambahan jumlah kasus positif di Sulsel tak lepas dari penelusuran dan tes reaksi cepat polimerase (PCR) yang dilakukan secara masif.
”Semakin banyak kami melakukan tes, semakin besar kemungkinan menemukan orang tang terpapar. Ini penting memutus mata rantai penyebaran virus. Sebab, orang yang ditemukan positif bisa dipisahkan dari yang lain,” kata Nurdin.
Pada Senin, Nurdin bertemu ratusan tokoh agama untuk berbicara terkait perkembangan Covid-19 di Sulsel. Para tokoh agama juga diminta memberikan edukasi terkait Covid dan optimisme menghadapi pandemi.