Banjir dan Longsor Terjang Kota Sorong, Empat Warga Meninggal
Banjir dan longsor melanda Kota Sorong, Papua Barat, akibat hujan deras selama empat jam pada Kamis malam. Empat warga dilaporkan meninggal akibat bencana ini.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Banjir dan longsor menerjang Kota Sorong, Papua Barat, setelah sejumlah wilayah dilanda hujan deras selama empat jam pada Kamis malam. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat hingga Jumat (17/7/2020), empat warga meninggal akibat bencana tersebut.
Berdasarkan data yang dihimpun Kompas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sorong, hujan deras disertai petir terjadi sejak Kamis (16/7/2020) pukul 17.00 hingga pukul 21.00 WIT. Akibatnya, banjir melanda lima dari 10 distrik atau kecamatan di Kota Sorong. Distrik yang terkena dampak banjir terparah adalah Sorong Timur dan Sorong Utara. Di dua wilayah itu, ketinggian air mencapai 120 sentimeter (cm).
Adapun hujan disertai longsor terjadi di sejumlah titik di daerah Klademak, Distrik Sorong. Akibatnya, tiga orang meninggal karena tertimbun longsor dan satu orang meninggal karena tersengat aliran listrik.
Kepala BPBD Kota Sorong Herlin Sasabone, saat dihubungi dari Jayapura, Jumat pagi, mengatakan, hujan deras yang terjadi selama empat jam menyebabkan air meluap dari Kali Remu dan sejumlah saluran drainase di Kota Sorong.
Ia menjelaskan, hingga Jumat pagi, air masih menggenangi sejumlah titik jalan dengan ketinggian berkisar 30-50 cm. Kondisi ini menyebabkan kemacetan arus lalu lintas di lokasi-lokasi tersebut.
Hingga Jumat pagi, air masih menggenangi sejumlah titik jalan dengan ketinggian berkisar 30-50 cm. Kondisi ini menyebabkan kemacetan arus lalu lintas di lokasi-lokasi tersebut.
"Tiga korban meninggal masih berada di rumah sakit setempat. Sementara satu korban meninggal lainnya telah dibawa kerabatnya ke rumahnya di daerah Aimas, Kabupaten Sorong,” kata Herlin.
Ia memaparkan, dari pendataan sementara, sekitar 1.000 rumah warga terdampak banjir dan longsor. Sejumlah warga pun terpaksa mengungsi karena air yang merendam rumahnya hingga 1 meter. Namun, hingga kini, BPBD masih berupaya mendata jumlah para pengungsi tersebut.
”Kami telah menyiapkan tempat khusus untuk evakuasi warga. Namun, mereka lebih memilih mengungsi ke rumah warga lain atau kerabat,” tuturnya.
Herlin menambahkan, BPBD Kota Sorong menyiapkan bantuan makanan bagi warga yang sangat terdampak di sejumlah lokasi. Pembagian bantuan pun dilaksanakan sesuai dengan protokol kesehatan. ”Kami akan menggelar pertemuan dengan semua lurah untuk mendata jumlah korban dan rumah yang terdampak bencana. Saat ini, kami belum memiliki data lengkap,” tambahnya.
Ketua RT 003 RW 002 Kelurahan Wasabi, Distrik Manoi, Nus Sani mengatakan, saluran drainase di kompleks permukimannya tidak mampu menampung debit air yang tinggi karena hujan deras selama berjam-jam.
”Buruknya saluran drainase sehingga menyebabkan daerah kami rawan banjir saat terjadi hujan deras selama berjam-jam. Mudah-mudahan ada solusi dari Pemda setempat untuk mengatasi masalah ini,” tuturnya.