Resepsi Pernikahan di Hotel pada Era Normal Baru Disimulasikan di Pontianak
Asosiasi Pengusaha Jasa Dekorasi Indonesia Kalimantan Barat mulai menggelar simulasi pernikahan di hotel pada era normal baru, Selasa (14/7/2020). Simulasi itu dilakukan untuk menjelaskan protokol kesehatan.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Asosiasi Pengusaha Jasa Dekorasi Indonesia Kalimantan Barat mulai menggelar simulasi acara dan resepsi pernikahan di hotel pada era normal baru, Selasa (14/7/2020). Simulasi itu dilakukan untuk menjelaskan sejumlah protokol kesehatan yang harus dipatuhi saat menggelar pernikahan di hotel.
Simulasi tersebut digelar pada Selasa (14/7/2020) di salah satu hotel di Kota Pontianak. Simulasi tersebut dihadiri, antara lain, anggota Asosiasi Pengusaha Jasa Dekorasi Indonesia (Aspedi) Kalimantan Barat serta sejumlah pejabat di Pemerintah Kota Pontianak dan Provinsi Kalbar.
Dalam simulasi tersebut dijelaskan sejumlah tahapan terkait protokol kesehatan yang harus ditaati undangan dan penyelenggara. Tahapan tersebut, antara lain, sebelum memasuki tempat acara harus mencuci tangan.
Setelah itu, tamu dibagikan pelindung wajah (face shield). Tamu juga diwajibkan menggunakan masker. Pengantin beserta keluarga dan panitia juga harus menggunakan pelindung wajah.
Setelah tahap tersebut, undangan diperbolehkan masuk ke tempat resepsi. Di tempat resepsi juga telah disiapkan tanda di lantai untuk menjaga jarak. Tanda untuk menjaga jarak tersebut salah satunya di lokasi tempat antrean makan. Posisi duduk di meja diatur jarak aman.
Dalam memberi ucapan selamat kepada pengantin, undangan dan pengantin tidak diperbolehkan berjabat tangan. Undangan dengan pengantin juga saat memberikan ucapan selamat harus dipastikan menjaga jarak aman. Undangan juga tidak diperkenankan menyumbang lagu di acara resepsi.
Dalam memberi ucapan selamat kepada pengantin, undangan dan pengantin tidak diperbolehkan berjabat tangan.
Ketua Aspedi Kalbar Bety Mantiko, Selasa, menuturkan, pihaknya menyadari bahwa pandemi Covid-19 berdampak bagi semua aspek, termasuk usaha jasa dekorasi. ”Kami ingin membuat terobosan. Meskipun pendemi, harus berkegiatan dengan normal baru sesuai protokol kesehatan,” ujarnya.
Pandemi Covid-19 sangat dirasakan di dalam usaha jasa dekorasi. Selama beberapa bulan terakhir tidak ada yang menggunakan jasa dekorasi. Menurut Bety, di Kalbar ada sekitar 25 pengusaha anggota Aspedi. ”Selama pandemi ini kosong, tidak ada yang memakai jasa kami,” ujarnya.
Dengan simulasi tersebut, Bety berharap, tidak ada lagi kekhawatiran dari berbagai pihak dalam melaksanakan pernikahan di hotel. Selama mengacu pada protokol kesehatan yang telah ada, diharapkan tidak ada kekhawatiran.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menuturkan, setelah simulasi tersebut pihaknya akan membuat berita acara dengan Aspedi. Setelah itu akan menyusun surat edaran untuk mengizinkan resepsi pernikahan di hotel dengan protokol kesehatan. ”Kemungkinan minggu depan sudah bisa,” kata Edi.
Namun, Edi mengingatkan, protokol kesehatan harus dipatuhi. Sebab, Covid-19 masih ada di Pontianak. Kepatuhan dan kedisiplinan masyarakat menjalankan protokol kesehatan sangat penting agar tidak terjadi kluster baru.
Wakil Gubernur Kalbar Ria Norsan juga memberi masukan, jika pernikahan akan digelar di hotel, jumlah undangan yang datang ke lokasi mesti dibagi dalam beberapa sif. ”Jangan semua undangan datang dalam waktu yang sama,” ujarnya.
Jika seluruh undangan datang dalam waktu bersamaan, kerumunan dikhawatirkan tidak terkendali. Kemudian, untuk menghindari penumpukan undangan saat antre makanan, diharapkan makanan disiapkan berupa nasi kotak. Nasi kotak dibagikan setelah undangan pulang.
Norsan juga mengingatkan agar protokol kesehatan sungguh-sungguh dijalankan dalam pelaksanaan acara pernikahan di hotel. Gugus Tugas secara aturan masih diperbolehkan untuk membubarkan acara jika ditemukan ada pelanggaran protokol kesehatan dalam pelaksanaan suatu acara.