Kedisiplinan Warga Masih Menjadi Sorotan di Jateng
Permukiman dan kawasan industri di Kota Semarang belum sepenuhnya terapkan protokol kesehatan ketat. Pemprov Jateng mendorong kedisiplinan dengan gerakan ”jogo tonggo” untuk cegah penularan Covid-19.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memperketat kedisiplinan warga di tempat umum ataupun di kawasan industri. Gerakan ”jogo tonggo” atau saling menjaga untuk mencegah penularan Covid-19 diperkuat.
Menurut data laman informasi Covid-19 Pemprov Jateng, Selasa (14/7/2020) petang, terdapat 6.263 kasus positif kumulatif, dengan rincian 2.694 orang dirawat, 3.043 orang sembuh, dan 526 orang meninggal. Tiga hari terakhir, penambahan berkisar 107-275 kasus per hari.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menuturkan, kedisiplinan warga menjadi perhatian, termasuk yang berada di kawasan industri. ”Kami ingin mengontrol lewat gugus tugas kecil di kawasan-kawasan industri. Kami minta industri melapor dengan dibuatkan video (terkait penerapan protokol kesehatan),” katanya.
Sejumlah kawasan industri, lanjut Ganjar, sudah melapor dan beberapa di antaranya sudah melakukan protokol kesehatan dengan baik. Namun, ada juga yang belum sehingga pihaknya akan mendampingi sambil mengecek satu per satu agar ke depan dapat lebih baik.
Pekan lalu, di Kota Semarang dilaporkan lebih dari 300 orang yang berasal dari tiga perusahaan terkonfirmasi positif Covid-19. Dugaan sumber penularan berasal dari lingkungan tempat tinggal atau kos sejumlah karyawan.
”Bupati/wali kota kami minta agar gas dan rem (kesehatan dan ekonomi)-nya berimbang. Kami minta dibentuk gugus tugas kecil di industri untuk mengatur penataan dan lainnya agar lebih ketat lagi,” ucap Ganjar.
Kami minta dibentuk gugus tugas kecil di industri untuk mengatur penataan dan lainnya agar lebih ketat lagi. (Ganjar Pranowo)
Kluster lain yang juga menjadi sorotan adalah 25 tenaga kesehatan di RSUD Dr Moewardi, Kota Solo, yang juga peserta didik dan pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS). Pada Sabtu (11/7), pihak RS UNS mengonfirmasi para sivitas akademika itu positif Covid-19.
”Tracing sudah dan akan kami lakukan lebih masif lagi. (Di RS Dr Moewardi), pembatasan-pembatasan dilakukan sehingga sekarang tak semua orang boleh menjenguk pasien dengan leluasa,” kata Ganjar.
Ia menambahkan, aktivitas masyarakat agar diperketat. ”Kami gerakkan lebih masif lagi ’jogo tonggo’. Diarahkan sosialisasi seperti kedisiplinan pemakaian masker. Acara-acara besar juga ditunda dulu,” ujarnya.
Jangan buru-buru
Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo mengingatkan agar kabupaten/kota tak terburu-buru menerapkan normal baru. Pemerintah kabupaten/kota juga diminta menghitung sendiri kondisi wilayahnya dengan sejumlah indikator.
Berdasarkan pantauan dalam beberapa hari terakhir, warga di pusat kota Semarang sudah disiplin memakai masker, tetapi belum bisa menjaga jarak. Adapun di pinggir kota, kedisiplinan memakai masker belum berhasil diterapkan.
Warga Kota Semarang, Sely (26), mengatakan, secara umum sudah ada kesadaran warga untuk menjaga kebersihan, termasuk di lingkungan rumahnya. Namun, masih terlihat beberapa orang yang membandel dengan tak mengenakan masker dengan benar atau tak memakai masker.
Sementara itu, Rohman (32), warga salah satu desa di Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak, mengatakan, kesadaran warga masih minim. ”Seperti tidak menjaga jarak dan yang tak memakai masker pun masih banyak. Protokol kesehatan masih lemah,” ucapnya.