Pondok Pesantren di Jateng Diminta Terapkan Konsep ”Jogo Santri”
Pencegahan yang diterapkan pesantren, antara lain, dimulai dengan pemeriksaan pada santri. Setelah itu, mereka yang baru tiba agar dikarantina terlebih dulu selama 14 hari sebelum tinggal di asrama.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Tengah meminta semua pondok pesantren menerapkan konsep jogosantri selama pandemi Covid-19. Pondok pesantren diharapkan membentuk satuan tugas guna memastikan penerapan protokol kesehatan.
Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen, di Kota Semarang, Senin (13/7/2020), mengatakan, konsep jogo santri tak bisa dilepaskan dari konsep jogo tonggo. Artinya, tumbuh kesadaran bersama saling menjaga diri dan lingkungan agar tidak tertular Covid-19.
”Agar (kegiatan) di ponpes nyaman, bentuk satgas jogo santri yang sinkron dengan jogo tonggo. Kami minta ponpes berkoordinasi dengan ketua RW dan dinas kesehatan setempat,” ujarnya.
Pencegahan yang perlu diterapkan pesantren, antara lain, dimulai dengan pemeriksaan kesehatan santri. Setelah itu, mereka yang baru tiba agar dikarantina terlebih dulu selama 14 hari. Apabila sudah terpenuhi, santri boleh tinggal di asrama sembari tetap menerapkan protokol kesehatan.
Taj Yasin mengimbau ponpes berhati-hati, baik di dalam maupun lingkungan sekitarnya. ”Mungkin, di ponpes sudah aman, tetapi di luar lingkungan bisa belum aman. Kami harap semuanya selalu memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak saat beraktivitas,” katanya.
Di Kabupaten Rembang, setiap ponpes telah diberi surat edaran untuk menerapkan protokol kesehatan. Santri-santri dari luar daerah, terutama berkategori merah, diminta tes cepat terlebih dulu. Ponpes juga harus memastikan sarana protokol kesehatan.
”Saat akan memulai aktivitas, paling tidak suhu tubuhnya dicek. Apabila lebih dari 37 derajat celsius, diminta tak beraktivitas dulu. Juga, selalu koordinasi dengan puskesmas dan tim gugus tugas kecamatan,” ujar Arief Dwi Sulistya dari bagian Humas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Rembang.
Terbatas
Salah satu ponpes yang sudah menerapkan konsep jogo santri ialah Ponpes Roudlotul Mubtadiin Balekambang, Kabupaten Jepara. Para santri yang baru tiba dari tempat tinggal masing-masing diminta membawa surat keterangan sehat dan hasil tes cepat yang menunjukan hasil nonreaktif.
”Saat mengantar, orangtua santri pun tidak diperbolehkan masuk. Jadi, hanya sampai gerbang. Begitu datang, suhu tubuh santri juga dicek. Semua protokol itu mesti diikuti,” kata pengurus Ponpes Roudlotul Mubtadiin Balekambang, Miftahudin.
Ia menjelaskan, kedatangan para santri berlangsung bertahap. Kedatangan santri lama pada 28 Juni-4 Juli 2020 dan santri baru pada 15-19 Juli 2020. Kedatangan para santri setiap harinya diatur per kabupaten/kota.
Saat mengantar, orangtua santri pun tidak diperbolehkan masuk. Jadi, hanya sampai gerbang. Begitu datang, suhu tubuh santri juga dicek. Semua protokol itu mesti diikuti.
”Apabila sampai September-Oktober situasinya masih seperti sekarang, santri tak diperbolehkan pulang, kecuali keperluan mendesak. Saat kembali, wajib menunjukkan hasil tes cepat nonreaktif,” lanjut Miftahudin. Total santri di ponpes itu 2.500 orang. Mereka berasal dari sejumlah daerah, baik dalam maupun luar Jateng.
Setiap kegiatan, kata Miftahudin, diutamakan dilaksanakan di ruang terbuka atau minimal ruangan tanpa dinding. Selain itu, pada pagi dan malam hari dilakukan pengecekan suhu tubuh. Kapasitas ruang tidur pun dikurangi 50 persen.
Di Pondok Pesantren Al Anwar, Sarang, Rembang, aktivitas para santri juga diperketat. ”Kawasan Sarang ini zona merah, maka diperketat. Masyarakat yang bukan dari lingkungan ponpes, kami imbau untuk tidak masuk,” kata Taj Yasin, putra almarhum KH Maimoen Zubair, tokoh ponpes itu.
Pada Minggu (12/7/2020), Ketua DPRD Rembang, yang juga salah satu pengasuh Ponpes Pesantren Al Anwar, Rembang, Majid Kamil MZ atau Gus Kamil, meninggal di RSUD Rembang dengan status positif Covid-19. Ia memiliki penyakit penyerta diabetes melitus dan obesitas (Kompas.id, 13/7/2020).
Terkait itu, Taj Yasin menuturkan, tracing dan tracking sudah dilakukan. ”Kalau dikaitkan dengan kegiatan di ponpes, (santri) masuk sejak 2 Juni. Gus Kamil sakit pada 2 Juli. Jadi, sekitar sebulan tak ada gejala di lingkungan ponpes,” ujar Taj Yasin, yang juga adik Gus Kamil.
Pengujian usap juga sudah dilakukan pada istri serta beberapa orang yang menemani Gus Kamil saat di rumah sakit. Taj Yasin menuturkan, dari informasi yang diterimanya, mereka yang dites usap menunjukkan hasil negatif. Sementara hasil usap istri Gus Kamil belum keluar.