Kerumunan Wisatawan di Luar Obyek Wisata Berbahaya
Kerumunan wisatawan saat ini justru banyak terjadi di luar destinasi wisata. Perlu keterlibatan petugas khusus untuk membantu mengatur dan mengendalikan agar wisatawan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Di tengah ketatnya aturan dan pembatasan pengunjung di obyek-obyek wisata, kedatangan wisatawan justru mulai terlihat ramai di luar destinasi. Wisatan justru seenaknya berkerumun dan melakukan berbagai kegiatan dengan mengabaikan aturan protokol kesehatan.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Jawa Tengah Sinung N Rachmadi mengatakan, kerumunan pengunjung di sekitar destinasi wisata tersebut membahayakan karena berisiko menimbulkan penularan virus sehingga harus segera dikendalikan.
”Pada kondisi sekarang, kita membutuhkan pecalang atau semacam personel polisi pariwisata dari warga, yang nantinya bertugas di lapangan mengingatkan setiap kerumunan pengunjung agar mau mematuhi protokol kesehatan,” ujarnya, saat ditemui di sela-sela acara forum grup discussion (FGD) tentang strategi pengembangan desa wisata dalam menghadapi tataran normal baru di sebuah hotel di Kota Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (11/7/2020). Pecalang adalah petugas keamanan adat di Bali.
Kerumunan tersebut, lanjut Sinung, antara lain terjadi di sekitar Taman Wisata Candi Borobudur. Kerumunan wisatawan tersebut biasanya adalah kelompok pesepeda atau pejalan kaki, yang melakukan aktivitas berkumpul atau berolahraga bersama di kawasan wisata. Tidak hanya dilakukan di tepi jalan, kerumunan pengunjung biasanya juga terlihat di tempat-tempat makan, saat mereka berkumpul untuk beristirahat.
Perilaku pengunjung itu tersebut memperburuk situasi dan tidak sejalan dengan upaya pendendalian kasus Covid-19 serta tatanan normal baru yang mulai dijalankan di obyek-obyek wisata. Saat ini, obyek wisata yang akan kembali buka harus terlebih dahulu mengajukan izin operasional kepada gugus tugas percepatan penanganan Coviod-19 daerah setempat.
Selain itu, pengelola obyek wisata juga wajib melakukan simulasi layanan wisata dengan menerapkan aturan sesuai protokol kesehatan. Pengelola obyek wisata juga harus membatasi jumlah pengunjung.
Terkait dengan aturan ketat itu, obyek wisata yang sudah melalui masa uji coba operasional pun harus siap untuk dievaluasi serta kembali ditutup. Obyek wisata itu baru bisa beroperasi kembali saat dinilai sudah layak dan cukup aman untuk dikunjungi wisatawan.
Obyek wisata itu baru bisa beroperasi secara normal saat dinilai sudah layak dan cukup aman untuk dikunjungi wisatawan.
Aturan tersebut, menurut Sinung, juga diberlakukan pada obyek wisata Taman Wisata Candi Borobudur. Setelah mulai dibuka dan menjalani masa uji coba operasional mulai 25 Juni hingga 9 Juli 2020, Taman Wisata Candi Borobudur akan kembali ditutup selama dua minggu. Selama penutupan tersebut, tim asesor dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan turun ke lapangan untuk melakukan evaluasi dan penilaian.
Kerumunan wisatawan juga terjadi di lokasi wisata lainnya, seperti obyek wisata alam Grenden di Desa Pogalan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang. Kepala Desa Pogalan, Madiyono, mengatakan, hingga saat ini, obyek wisata Grenden memang belum dibuka. Namun, sekalipun tidak diperbolehkan masuk, rombongan pengunjung terus berdatangan. Biasanya tidak akan langsung beranjak pulang, tetapi justru akan tetap berkumpul, berjalan-jalan, serta melakukan foto bersama di luar, di sekitar obyek wisata Grenden.
”Aktivitas jalan-jalan dan berfoto di jalan tersebut mungkin sengaja dilakukan demi mengobati rasa kecewa mereka karena tidak bisa masuk dan berwisata di Grenden,” ujarnya. Wisatawan tersebut berdatangan dari Jakarta dan sejumlah kota di Jawa Tengah.
Nuryazid, ketua kelompok pengelola obyek wisata Punthuk Setumbu di Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur, mengatakan, sekalipun belum dibuka, Punthuk Setumbu sudah biasa ramai didatangi rombongan pesepeda. Setelah mendapatkan informasi tidak bisa berwisata ke Punthuk Setumbu, rombongan yang terdiri dari puluhan orang tersebut biasanya akan kembali melanjutkan perjalanannya, beramai-ramai menuju tempat tujuan lain.