Banyuwangi dan Situbondo Masih Menunjukkan Peningkatan Kasus Covid-19
Kendati sudah menyiapkan diri menuju era tatanan normal baru, grafik kasus positif Covid-19 di Situbondo dan Banyuwangi justru menunjukkan tren meningkat.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·4 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Kendati sudah menyiapkan diri menuju era tatanan normal baru, grafik kasus positif Covid-19 di Situbondo dan Banyuwangi justru menunjukkan tren meningkat. Kedua kabupaten yang menjadi pintu masuk pelintasan pantai utara Jawa dari arah timur tersebut didominasi kasus riwayat perjalanan dari luar kota.
Saat ini Banyuwangi dan Situbondo digolongkan sebagai daerah dengan risiko sedang (zona oranye). Sebelumnya, Banyuwangi menjadi zona kuning atau daerah dengan risiko rendah.
Juru bicara Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Situbondo, Dadang A Bintoro, mengatakan, hingga Rabu (8/7/2020), terdapat 501 ODP, 71 PDP, dan 131 kasus positif Covid-19. Dari 132 kasus positif, 11 orang meninggal, 40 orang sembuh, serta 80 orang lainnya masih dirawat di rumah sakit, karantina pribadi, dan dirawat di lokasi karantina milik Pemerintah Kabupaten Situbondo di Pantai Pasir Putih.
”Dari 131 kasus positif, sebanyak 27 persen merupakan pasien yang tertular akibat riwayat perjalanan, 68 akibat transmisi lokal, dan 5 persen karena penyelidikan epidemiologi. Sekilas memang kasus transmisi lokal tinggi. Namun, kasus transmisi lokal tersebut selalu diawali dengan kasus riwayat perjalanan,” ujar Dadang ketika dihubungi dari Banyuwangi, Kamis (9/7/2020).
Lonjakan drastis pada 31 Mei merupakan transmisi lokal pasca-Lebaran. Kami sudah memberikan imbauan untuk menunda silaturahmi. Kami kesulitan mengendalikan karena itu (silaturahmi) memang sudah tradisi. (Dadang Bintoro)
Kasus positif Covid-19 pertama di Situbondo tercatat pada 28 Maret. Selama Maret terdapat lima kasus positif. Pada April, kasus positif bertambah tujuh kasus, bulan Mei bertambah 39 kasus, bulan Juni bertambah 46 kasus, dan hingga pertengahan Juli bertambah 35 kasus.
Sejak Maret hingga pertengahan Juli, tercatat terdapat tiga kali lonjakan drastis, dalam sehari terjadi penambahan 10 kasus atau lebih. Lonjakan pertama terjadi pada 31 Mei. Saat itu terjadi penambahan 31 kasus dalam sehari.
Lonjakan kedua terjadi pada 3 Juli saat ada penambahan 10 kasus dalam sehari. Adapun lonjakan ketiga terjadi pada 5 Juli yang bertambah 19 kasus dalam sehari.
”Lonjakan drastis pada 31 Mei merupakan transmisi lokal pasca-Lebaran. Kami sudah memberikan imbauan untuk menunda silaturahmi. Kami kesulitan mengendalikan karena itu (silaturahmi) memang sudah tradisi,” ungkap Dadang.
Gencar tes cepat
Dadang mengakui, tingginya jumlah kasus di Situbondo juga tidak lepas dari masifnya tes cepat yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Daerah. Hingga saat ini tercatat sebanyak 8.178 orang yang telah menjalani tes cepat di Situbondo.
Selain Situbondo, Banyuwangi juga menunjukkan tren peningkatan jumlah kasus positif Covid-19. Saat ini tercatat 918 ODP, 61 PDP, dan 34 kasus positif Covid-19. Dari 34 kasus positif Covid-19, sebanyak 18 orang sembuh, 15 dalam perawatan, dan 1 orang meninggal.
Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Widji Lestariono mengakui, sudah ada transmisi lokal di Banyuwangi. Namun, sebagian besar kasus yang terjadi di Banyuwangi akibat tertular dari luar daerah Banyuwangi. Beberapa orang yang bepergian dari luar Banyuwangi tersebut menulari orang sekitarnya yang tidak ke mana-mana
Hingga saat ini tercatat 34 kasus positif Covid-19 di Banyuwangi. Sebagian besar memiliki riwayat perjalanan keluar kota dan sangat mungkin tertular saat di luar kota. ”Memang sudah ada transmisi lokal, tetapi hanya tiga sampai empat orang yang menjadi korban dari mereka yang bepergian dari luar kota,” ungkap Widji.
Kasus pertama di Banyuwangi tercatat pada 29 Maret. Pasien 01 merupakan seorang wanita yang baru saja melakukan perjalanan dari Bali ke Banyuwangi. Setelah bulan Maret, terjadi penambahan yang terus meningkat di setiap bulannya. Pada bulan April jumlah pasien positif Covid-19 bertambah 2 kasus, bulan Mei bertambah 3 kasus, bulan Juni bertambah 20 kasus, dan hingga pertengahan Juli bertambah 8 kasus.
Peningkatan drastis kasus positif terjadi pada 13 Juni saat terjadi penambahan tujuh kasus dalam sehari. Penambahan tersebut berasal dari dua kluster berbeda, yaitu kluster anak buah kapal dan kluster perusahaan pupuk.
Kluster ABK berasal dari sejumlah ABK yang baru saja melakukan docking kapal di Surabaya. Saat pulang ke Banyuwangi, para ABK mengikuti tes cepat yang diadakan Pelindo III. Hasilnya sebagian besar ABK diketahui positif Covid-19.
Widji menambahkan, peningkatan drastis jumlah kasus positif dipengaruhi semakin masifnya tes cepat. Ia menduga, peningkatan tersebut juga dikarenakan banyaknya warga yang mulai tidak sabar untuk tetap tinggal di rumah.
”Hingga saat ini kami sudah melakukan rapid test kepada 34.421 orang. Sebanyak 328 orang di antaranya reaktif,” tutur Widji.