Gempa M 6,1 Berpusat di Jepara, Terasa di Yogyakarta dan Banyumas
Di Jawa Tengah, gempa, antara lain, terasa di Kabupaten Kebumen, Banyumas, Purbalingga, dan Cilacap. Adapun gempa cenderung tak dirasakan di sekitar pusat gempa, termasuk di Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara.
Oleh
MEGANDIKA WICAKSONO/ADITYA PUTRA PERDANA/HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Gempa tektonik dengan Magnitudo 6,1 yang berpusat di perairan Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, terjadi Selasa (7/6/2020) pukul 05.54. Namun, gempa justru terasa di sejumlah daerah di selatan Jawa, termasuk Yogyakarta dan Banyumas. Warga diminta tidak panik.
Salah seorang warga Kabupaten Sleman, DIY, Switzy (35), menuturkan, saat gempa bumi itu terjadi, dirinya terbangun dari tidur karena merasakan getaran akibat gempa. ”Aku itu posisinya lagi tidur sebenarnya. Tapi terus kayak diayun-ayun gitu, jadi, ya, terbangun,” kata warga yang tinggal di wilayah Berbah, Sleman, tersebut.
Switzy menambahkan, selain dirinya, ibunya juga turut merasakan gempa tersebut. Saat itu, sang ibu sedang duduk di ruang tengah rumah sehingga lebih merasakan getaran akibat gempa.
”Aku merasa goyang-goyang, tetapi enggak kencang, kayak diayun-ayun. Ibuku yang ngerasainbanget karena posisi lagi duduk di kursi,” katanya.
Di Kabupaten Kebumen, gempa terasa berkisar 5-7 detik. ”Barang-barang yang menggantung di tembok bergoyang-goyang,” kata Operator Pusat Pengendalian dan Operasi Penanggulangan (Pusdalops) Bencana Kabupaten Kebumen Budi Riyanto.
Budi menyampaikan, sejumlah orang yang sudah mulai beraktivitas di kantor Pusdalops Kebumen sempat kaget dan segera berlari ke luar ruangan. Warga kaget dan sebagian berteriak ”lindu” serta berlarian menuju lapangan.
Dari informasi yang dihimpun Pusdalops Kebumen, gempa dirasakan dari pesisir Pantai Ayah hingga bagian utara Kebumen di sekitar Desa Kaligending. ”Sampai sekarang belum ada informasi kerusakan. Kami masih mengumpulkan data,” ujar Budi.
Sampai sekarang belum ada informasi kerusakan. Kami masih mengumpulkan data.
Gempa juga dirasakan oleh warga yang tinggal di Kabupaten Banyumas, Cilacap, serta Banjarnegara. ”Gempanya terasa. Lampu goyang-goyang. Kepala jadi agak pusing,” tutur Aning Lestari (41), warga Karangpucung, Purwokerto Selatan, Banyumas.
Tak terasa
Adapun di Kepulauan Karimunjawa, Jepara, yang dekat dengan sumber gempa, justru tidak merasakan guncangan. ”Tidak terasa sama sekali. Saya dapat info dari Pulau Genting (arah timur) juga tidak berasa,” kata petinggi atau Kepala Desa Karimun, Karimunjawa, Arif Rahman, saat dihubungi dari Kota Semarang.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng Sarwa Pramana menuturkan, dari laporan yang diterimanya, gempa memang cenderung dirasakan daerah-daerah di selatan Jateng, seperti Kebumen, Banyumas, dan Cilacap.
Sarwa telah meminta BPBD Jepara untuk mengecek lapangan terkait kemungkinan dampak yang diakibatkan gempa. Perlu dipastikan bahwa seluruhnya aman.
Adapun warga Jateng pada umumnya diminta tetap tenang dan waspada. ”Jangan terprovokasi informasi yang sumbernya tidak jelas. Apabila ada informasi beredar, pastikan sumbernya jelas serta berkoordinasi dengan aparat setempat,” ujarnya.
Sarwa menuturkan, pihaknya masih terus melakukan pendataan terkait apakah ada atau tidaknya kerusakan akibat gempa. ”Nanti kami infokan lebih lanjut. Semoga tetap aman,” ujarnya.
Gempa dalam
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono mengatakan, hasil analisis menunjukkan gempa memiliki parameter dengan Magnitudo 6,1.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 5,77 LS dan 110,64 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 85 km arah Utara Mlonggo, Jepara, Jawa Tengah, pada kedalaman 539 km.
Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dalam akibat adanya deformasi atau penyesaran pada lempeng yang tersubduksi di bawah Laut Jawa. ”Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault),” ujar Rahmat dalam keterangan yang diterima Kompas.
Rahmat menambahkan, gempa kekuatan III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan truk berlalu) dirasakan di daerah Karangkates, Nganjuk, Yogyakarta, Purworejo, Kuta, dan Mataram.
Kemudian, II-III MMI dirasakan di Denpasar, Malang, Lumajang, Tulungagung, Blitar, Ponorogo, Pacitan, Surabaya, Wonogiri, dan Kebumen.
Pada II MMI dirasakan di Banjarnegara, Pangandaran, Karangasem, Lombok Barat, Garut, Boyolali, Krui, Sekincau, Semaka, Pekalongan, Banyumas, wonosobo, Magelang, Purbalingga dan Gianyar.
”Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami,” lanjutnya.
Ia pun mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tak terpengaruh isu yang tak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Selain itu, hindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.