Tidak ingin menyerah pada pandemi Covid-19, hotel-hotel di Kota Malang, Jawa Timur, berinovasi membuat paket-paket ”staycation”.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·4 menit baca
Tidak ingin menyerah pada pandemi Covid-19, hotel-hotel di Kota Malang, Jawa Timur, berinovasi membuat paket-paket staycation. Paket diperuntukkan bagi siapa saja yang ingin menjalani aktivitas harian dengan suasana berbeda. Meski hanya di Kota Malang, pengunjung tetap bisa menjelajah berbagai wilayah di dalam dan di luar negeri.
Hotel Tugu Malang, misalnya, menawarkan paket staycation dengan harga terjangkau untuk hotel butik sekelas bintang lima. Satu hal yang ditawarkan adalah pengalaman tur privat antik serta jelajah kuliner mancanegara.
Tur antik menghadirkan sensasi menjelajahi serta menikmati spot lokasi dan koleksi kuno di hotel tersebut. Ini karena Hotel Tugu bukan sekadar penginapan, melainkan juga layaknya museum benda-benda kuno. Beberapa barang koleksi Oei Tiong Ham, raja gula Asia Tenggara asal Semarang, menjadi daya tarik tersendiri.
”Kami memberikan keleluasaan menginap bagi pelanggan, dengan periode booking sampai 31 Juli 2020 dan periode menginap hingga 31 April 2022. Cukup lamanya masa menginap tersebut sebagai upaya kami memberikan fleksibilitas kepada pelanggan untuk menentukan sendiri kapan waktu terbaik untuk bisa kembali menginap di tempat kami,” kata Direktur Komunikasi Hotel Tugu Pratiwi Sasotya, Kamis (2/7/2020).
Pratiwi mengatakan, Hotel Tugu menyiapkan paket ”Can You See Our Smiles, Even With Our Masks On?” dengan harga mulai Rp 1,8 juta untuk dua malam. Paket tersebut sudah termasuk sarapan mewah, afternoon tea, makan malam di lokasi mana pun diinginkan pelanggan, serta tur privat antik.
”Kami menerapkan standar kebersihan ketat sesuai anjuran WHO dan regulasi pemerintah. Seluruh kamar dibersihkan secara berkala dan disemprot dengan disinfektan serta disterilkan selama 24 jam sebelum ditempati tamu. Kamar juga diatur berjarak sejalan dengan pengurangan kapasitas hotel,” tutur Pratiwi.
Kami menerapkan standar kebersihan ketat sesuai anjuran WHO dan regulasi pemerintah.
Pratiwi menambahkan, menginap di Hotel Tugu bukan sekadar menumpang tidur. Tamu berkesempatan menjelajahi sejarah dan kuliner internasional favorit dengan lebih dari 200 pilihan menu dari Indonesia, Thailand, Vietnam, dan menu internasional lain.
”Pelanggan bisa menjelajahi kuliner internasional tersebut di berbagai venue menarik di hotel kami dengan konsep ’Dine Anywhere You Desire’,” kata Pratiwi. Konsep jelajah kuliner tersebut berlaku untuk minimum pemesanan Rp 500.000 bagi empat orang.
Beberapa venue menarik untuk dijelajahi adalah The Sahara yang merupakan lokasi makan luar ruang dengan dinaungi pohon palem rindang, The Silk Road yang menawarkan suasana romantis terinspirasi dari perjalanan jalur sutra, Babah Room, ruang dengan nuansa Peranakan era tahun 1930-an, atau Restoran Saigonsan, restoran rooftop bernuansa Indochina.
Nuansa Bali
Tidak jauh berbeda, Ubud Hotel & Cottages Malang juga menawarkan sensasi ”merasakan” secuil Bali dengan tinggal di sana. Tawaran menikmati keelokan interior khas Bali serta desain luar ruangan yang memanjakan penghuni untuk bisa menyerap vitamin sinar matahari sebanyak-banyaknya. Aktivitas luar ruang seperti berenang dan menikmati kuliner Bali di ruang terbuka menjadi salah satu yang dijual.
”Aktivitas di dalam hotel memang dikurangi. Itu sebabnya, kami mendahulukan mengarahkan tamu menginap di cottage terlebih dahulu. Kami bersyukur sudah mulai ada 20 tamu yang staycation semalam karena rata-rata mulai bosan di rumah,” kata General Manager Ubud Hotel & Cottages Malang Vivin Novida.
Kuliner khas Pulau Dewata seperti nasi campur Bali dengan sate lilit dan ayam betutu merupakan salah satu daya tarik bagi tamu yang ingin mencicipi kuliner Bali tetapi masih khawatir pergi ke sana secara langsung.
”Kami adalah satu di antara 40 hotel di Malang (dari 200-an hotel yang ada) yang sudah mengantongi sertifikat menaati protokol kesehatan pencegahan Covid-19 dari Pemerintah Kota Malang. Karena itu, masyarakat tidak usah takut tinggal bersama kami karena kami menerapkan protokol kesehatan sesuai anjuran,” tutur Vivin.
Untuk ”mencicipi rasa” Bali tersebut, Ubud Hotel & Cottages memasang tarif sekitar Rp 300.000 per malam. Dengan harga tersebut, Vivin yakin masyarakat bisa menikmati staycation dengan harga terjangkau dan nyaman.
Jika Hotel Tugu dan Ubud menawarkan sentuhan destinasi, Hotel Pohon Inn menawarkan keceriaan. Tamu yang menginap di Pohon Inn bisa mendapatkan paket kunjungan ke Batu Secret Zoo—lebih murah jika dibandingkan dengan langsung membeli tiket di loket Batu Secret Zoo. Yang pasti tamu bisa menikmati suara satwa langsung. Ini yang tidak didapat jika menginap di hotel lain.
Maraknya staycation tak hanya terjadi di Malang. Di Banyuwangi, staycation juga diminati. Peminatnya berasal dari warga luar kota yang ingin menikmati layanan penuh layaknya di hotel.
Didu’s Homestay salah satunya. Sebelum Covid-19 melanda, penginapan ini selalu penuh dipesan oleh wisatawan Eropa. Ketika pandemi melanda, tamu sempat surut, tetapi kini sudah menggeliat lagi. Homestay di tengah sawah dan perkebunan ini berbentuk cottage. Tidak ada televisi, tetapi tamu bisa bersepeda di area persawahan dan kebun serta menikmati suasana desa, tentu dengan menjaga protokol kesehatan.
Protokol kesehatan ketat setidaknya membuat liburan di hotel dan homestay jauh lebih enjoy dan nyaman karena sehat adalah yang utama saat ini. (WER/GER)