Harimau yang Ditangkap di Solok Dievakuasi ke PR-HSD
Harimau sumatera yang ditangkap di Kabupaten Solok, Sumatera Barat, akhirnya bisa dievakuasi. Harimau muda itu lantas dievakuasi ke Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
SOLOK, KOMPAS — Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang ditangkap di Kabupaten Solok, Sumatera Barat, akhirnya bisa dievakuasi. Harimau muda itu dievakuasi ke Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya di Kabupaten Dharmasraya, Sumbar, untuk pemeriksaan kesehatan dan rehabilitasi.
Harimau jantan ini diberi nama Putra Singgulung. Panjangnya sekitar 1,5 meter, berat sekitar 50 kilogram, dan usia sekitar setahun. Dia masih bersaudara dengan Putri Singgulung, harimau betina yang ditangkap Sabtu (13/6/2020).
Putra Singgulung masuk perangkap Minggu (28/6/2020) pukul 08.30. Proses evakuasi sempat tertunda sehari karena belum ada dokter hewan yang siap membantu proses evakuasi. Dokter hewan dari Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PR-HSD) sampai di Gantuang Ciri pada Minggu malam.
Proses evakuasi dilanjutkan Senin (29/6/2020) sekitar pukul 07.00. Lokasi perangkap berada di perkebunan karet di Jorong Beringin, Nagari Gantuang Ciri, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok. Evakuasi dilakukan dokter hewan dari PR-HSD, petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumbar (BKSDA), dan warga setempat.
Menurut Kepala Resor Konservasi Wilayah Solok BKSDA Sumbar Afrilius, lokasi perangkap sekitar 1,5 kilometer dari Hutan Lindung Bukit Barisan dan sekitar 2,5 kilometer dari Suaka Margasatwa Barisan. Jarak lokasi ke permukiman sekitar 3 kilometer.
Dengan menggunakan tandu, petugas dan warga menggotong harimau ke kandang di atas mobil dan dibawa ke kantor Wali Nagari Gantuang Ciri, sekitar 3 kilometer dari lokasi perangkap. Setelah proses serah terima antara wali nagari dan BKSDA Sumbar, harimau dibawa ke PR-HSD sekitar pukul 09.00.
”Harimau kami bawa ke PR-HSD untuk direhabilitasi. Harimau belum memungkinkan berburu sendiri, jadi bakal diajarkan dulu sebelum dilepasliarkan,” kata Kepala BKSDA Sumbar Erly Sukrismanto, Senin pagi.
Erly melanjutkan, dengan tertangkapnya Putra Singgulung, diharapkan induknya kembali ke hutan. Namun, perangkap tetap dipasang sebagai antisipasi harimau masih berkeliaran di ladang.
Ia pun mengimbau warga agar tetap berhati-hati beraktivitas di ladang. Masyarakat diimbau tidak mengganggu habitat harimau dan tidak memburu mangsa harimau, seperti rusa, kancil, dan babi. Jika habitat terganggu dan mangsa berkurang, harimau bakal keluar untuk memangsa ternak dan hewan peliharaan warga.
”Masyarakat harus bisa hidup berdampingan dan harmonis dengan satwa,” ujar Erly.
Masyarakat diimbau tidak mengganggu habitat harimau dan tidak memburu mangsa harimau, seperti rusa, kancil, dan babi. Jika habitat terganggu dan mangsa berkurang, harimau bakal keluar untuk memangsa ternak dan hewan peliharaan warga.
Manajer Operasional PR-HSD Sauredi Simamora mengatakan, sesampai di PR-HSD, Putra Singgulung bakal diistirahatkan selama 2-3 hari sebelum nantinya bakal menjalani pemeriksaan kesehatan. Setelah itu, harimau menjalani masa karantina selama 14 hari.
”Setelah itu, baru ditentukan rencana rehabilitasinya,” kata Simamora yang juga dokter hewan PR-HSD.
Wali Nagari Gantuang Ciri Hendri Yuda mengatakan, penangkapan harimau kedua ini diharapkan bisa melegakan warga. Meskipun demikian, warga diminta tetap waspada beraktivitas di ladang dan tidak sendirian. Sebab, induk harimau belum tertangkap.
Hendri bersama 16 warga lainnya yang ikut membantu penangkapan harimau bakal melakukan evaluasi, apakah penangkapan induk harimau dilanjutkan atau tidak. ”Kami lihat kondisi lapangan. Kalau masih ada jejaknya, kami lanjutkan. Kalau tidak, mungkin dihentikan,” kata Hendri.
Sebelumnya, tiga ekor harimau sumatera, diperkirakan induk dan dua anak, berulang kali masuk ke perladangan dan meresahkan warga sejak 7 Mei 2020 di Kecamatan Kubung dan Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok. Harimau itu terlihat berada di Nagari Gantuang Ciri di Kecamatan Kubung serta di Nagari Jawi-Jawi dan Nagari Koto Gaek, Kecamatan Gunung Talang.
Lokasi perladangan warga yang berada di area penggunaan lain itu berdekatan dengan Hutan Lindung Bukit Barisan dan Suaka Margasatwa Barisan. Dua lokasi ladang tempat harimau menampakkan diri bahkan sudah masuk kawasan hutan lindung dan suaka margasatwa (Kompas.id, 10/6/2020).
Salah satu harimau yang tertangkap sudah dievakuasi untuk direhabilitasi di PR-HSD di Kabupaten Dharmasraya. Harimau betina itu diberi nama Putri Singgulung karena tertangkap di sekitar Bukit Singgulung.