”Nyong Robot”, Ikhtiar Pemuda Kampung di Tegal Lindungi Tenaga Medis
Lima pemuda Desa Gantungan, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal, Jateng, yang tak pernah mengenyam pendidikan tinggi menciptakan Nyong Robot. Robot dibuat untuk mengurangi kontak fisik tenaga medis dan pasien Covid-19.
Banyaknya tenaga medis yang terpaparCovid-19 setelah berinteraksi dengan pasien membuat lima pemuda desa di pesisir utara Jawa Tengah tergerak. Bermodal buku bacaan dan berselancar pengetahuan di internet, mereka merancang ”Nyong Robot”, mesin pengantar obat dan makanan ke ruang pasien.
”Ngapunten, kula Nyong Robot sing lagi bertugas nganteraken obat. Monggo obatipun dipun pundhut. Ampun kesupen obate diunjuk, permisi (Mohon maaf, saya Nyong Robot yang sedang bertugas mengantar obat. Silakan obatnya diambil. Jangan lupa obatnya diminum, permisi).”
Kata-kata itu berulang kali terdengar di salah satu kamar pasien di Paviliun Jatayu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soeselo, Kabupaten Tegal, Jumat (26/6/2020). Suara itu berasal dari sebuah mesin robot berukuran panjang 55 sentimeter (cm), lebar 43 cm, dan tinggi 80 cm yang sedang diuji coba.
Robot itu diberi nama Nyong Robot. Dalam bahasa Tegal, nyong berarti saya. Pencipta mesin itu adalah Abdul Wahab (30), Ahmad Maliki (21), Nur Salim (42), Royan (28), dan Fatihin (30). Kelimanya warga Desa Gantungan, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal. Tiga orang di antara mereka hanya lulusan madrasah ibtidaiyah atau setingkat sekolah dasar. Sehari-hari, pekerjaan mereka adalah penjual martabak, tukang kayu, dan buruh serabutan.
Robot yang sore itu diuji coba sengaja mereka ciptakan untuk membantu mengurangi kontak fisik antara tenaga medis dan pasien Covid-19. Wahab, ketua kelompok Nyong Robot, mengatakan, ide membuat robot pengantar makanan dan obat-obatan itu muncul setelah salah satu dari mereka menonton berita di televisi.
Semua ilmu membuat robot kami pelajari secara otodidak melalui buku-buku dan internet. Sebab, tidak ada satu pun dari kami yang punya latar belakang pendidikan robotik.
Dalam berita itu disebutkan, sejumlah negara melibatkan robot untuk merawat dan menangani pasien Covid-19. Robot dinilai efektif untuk menekan potensi kontak fisik pasien dengan tenaga medis.
”Setelah menonton tayangan itu, kami mencoba mencari tahu cara membuat robot serupa. Semua ilmu membuat robot kami pelajari secara otodidak melalui buku-buku dan internet. Sebab, tidak ada satu pun dari kami yang punya latar belakang pendidikan robotik,” tutur Wahab.
Baca juga : Robot Perawat Pasien Covid-19
Dalam waktu satu bulan, Wahab dan kawan-kawan berhasil membuat robot yang mereka inginkan. Selama membuat robot, pekerjaan sehari-hari mereka tinggalkan untuk sementara seiring masa pandemi Covid-19.
Satu bulan berlalu, sebuah robot yang terbuat dari besi, akrilik, dan fiber berhasil diselesaikan. Bentuknya cukup unik. Jika dilihat dari samping kanan, badan robot berbentuk seperti huruf ”Z”.
Di bagian atas robot terdapat penampang dari bahan akrilik yang difungsikan untuk meletakkan makanan atau obat. Sementara di bagian bawah robot ada empat roda yang menunjang pergerakan robot.
Baca juga : Rosita, Robot Buatan UMP untuk Pelayanan Pasien Covid-19
Pada bagian tengah robot terdapat sebuah papan nama berwarna biru. Di papan tersebut terdapat gambar robot dan tulisan ”Nyong Robot Tegal”. Adapun di atas papan, ada dua pengeras suara mini yang berfungsi menyampaikan informasi kepada pasien.
Untuk membuat Nyong Robot, para pemuda kampung itu menghabiskan biaya hingga Rp 5 juta. Uang tersebut mereka dapatkan dari hasil patungan hingga berutang ke tetangga.
Pencipta robot lainnya, Maliki, mengatakan, robot tersebut menggunakan aki sebagai daya. Jika terus-menerus digunakan, robot bisa beroperasi tanpa diisi daya selama 24 jam. Saat dayanya hampir habis, robot tersebut akan mengisi daya secara otomatis.
Menurut Maliki, yang merupakan lulusan Madrasah Aliyah Al Ikhlas Jatinegara, perangkat keras yang digunakan robot ini adalah Arduino. Arduino memiliki prosesor Atmel AVR dan menggunakan bahasa pemrograman C. Kebetulan, Maliki pernah belajar bahasa pemrograman secara otodidak selama setahun belakangan.
”Bahasa pemrograman perlu dimasukkan agar robot bisa membaca perintah dari kita. Kalau untuk Nyong Robot, perintahnya adalah berjalan mengikuti garis penuntun yang dipasang menuju kamar-kamar pasien,” ujar Maliki.
Sesaat setelah sampai di kamar pasien, Nyong Robot akan memberi perintah kepada pasien untuk mengambil obat atau makanan yang dibawa olehnya. Perintah itu akan diulang setiap satu menit sekali sampai si pasien mengambil obat atau makanannya.
Jika pasien salah mengambil obat atau makanan, Nyong Robot akan memberi tahu bahwa pasien salah ambil. Setelah obat atau makanan yang diantar diambil dengan benar, Nyong Robot akan berpamitan kepada pasien kemudian melanjutkan pengantaran ke kamar lain atau kembali ke tempat semula.
”Seluruh suara yang dikeluarkan robot menggunakan bahasa Tegalan. Bahasa ini kami pilih supaya orang-orang tahu bahwa robot ini produk buatan warga Tegal,” ucap Maliki sambil tersenyum lebar.
Setelah beberapa kali diuji coba di Desa Gantungan, para pencipta robot sepakat untuk memberitahukan temuannya kepada Bupati Tegal Umi Azizah. Mendengar kabar penemuan itu, Umi langsung meminta lima orang tersebut datang ke kantornya untuk melihat langsung cara kerja Nyong Robot.
Baca juga : Robot Bantu Jaga Pasien Covid-19
Setelah diuji coba di kantor bupati, Nyong Robot langsung diuji coba di RSUD dr Soeselo. Uji coba yang dilakukan Jumat sore tersebut diikuti oleh Umi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal, Direktur RSUD dr Soeselo, beberapa dokter, dan para pencipta Nyong Robot.
Direktur RSUD dr Soeselo Guntur M Taqwin menuturkan, robot tersebut bisa menggantikan peran perawat untuk mengantar makanan dan obat-obatan. Dalam sehari, perawat harus mengantar obat dan makanan kepada setiap pasien sedikitnya lima kali.
”Secara operasional, robot ini bisa menjadi solusi yang efektif dan efisien. Makanan atau obat tetap bisa diantar kepada pasien dan perawat tidak perlu berkontak langsung dengan pasien,” kata Guntur.
Hingga Jumat malam, terdapat 32 kasus akumulasi positif Covid-19 di Kabupaten Tegal. Dari jumlah tersebut, sebanyak tiga kasus merupakan tenaga medis. Tak hanya itu, masih ada enam tenaga medis lain yang saat ini ditetapkan sebagai pasien dalam pengawasan dan sedang menunggu hasil pemeriksaan usap karena hasil tes cepatnya dinyatakan reaktif.
Dikembangkan
Berdasarkan hasil uji coba, Guntur menyarankan bentuk robot dimodifikasi dan dikembangkan supaya terlihat menarik. Gaya bicara robot juga diharapkan bisa menyesuaikan dengan gaya bicara perawat kepada pasien pada umumnya.
”Masukan dari rumah sakit akan kami jadikan bahan evaluasi untuk mengembangkan Nyong Robot. Insya Allah, satu minggu lagi kami akan kembali ke sini dengan bentuk dan performa robot yang lebih baik,” tutur Wahab.
Baca juga : Ivana, Robot Pembersih Lantai dari Surabaya
Menurut Wahab, kelompoknya akan mengembangkan cara kerja robot, dari line follower (pengikut garis) menjadi robot yang bisa bergerak menyesuaikan koordinat titik. Untuk mengembangkan robot, Wahab dan kelompoknya memerlukan dukungan dana.
Umi mengatakan, Pemerintah Kabupaten Tegal akan membantu membiayai pengembangan Nyong Robot. Jika sudah selesai disempurnakan, Umi ingin Nyong Robot diproduksi secara massal untuk meringankan tugas tenaga medis.
Kelompoknya akan mengembangkan cara kerja robot, dari line follower (pengikut garis) menjadi robot yang bisa bergerak menyesuaikan koordinat titik.
”Saya atas nama pribadi dan jajaran pemerintah mengapresiasi inovasi yang dilakukan putra daerah Kabupaten Tegal. Tentu saja kami akan membantu (mendanai) karena (robot) ini adalah kebutuhan kita, kebutuhan rumah sakit,” ucap Umi.
Di samping sebagai salah satu ikhtiar membantu tenaga medis, pembuatan robot ini juga menjadi pembuktian bahwa pemuda desa yang tak mengenyam pendidikan tinggi bisa berbuat sesuatu. Hal ini mestinya menjadi cambuk bagi pemuda-pemuda lain untuk berbuat sesuatu dengan ilmu yang mereka miliki.
Satu lagi kelebihan Nyong Robot, ia pun punya selera humor seperti kebanyakan warga pantura. Siang itu, selesai uji coba, Nyong Robot pun pamit, ”Misi wes pragat. Saiki nyong pan nganterna jagung (Misi sudah selesai. Sekarang saya akan mengantar jagung).”