Gerhana Matahari Sebagian Terlihat di Papua dan Papua Barat
Meski tidak dapat menikmati fenomena alam gerhana matahari cincin, sebagian wilayah di Papua dan Papua Barat mengalami gerhana matahari sebagian, Minggu (21/6/2020).
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Meski tidak dapat menikmati fenomena alam gerhana matahari cincin, sebagian wilayah di Papua dan Papua Barat mengalami gerhana matahari sebagian, Minggu (21/6/2020). Gerhana matahari selanjutnya baru akan terjadi lagi 18 tahun ke depan.
Hal ini disampaikan Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah V Jayapura Petrus Demon Sili saat ditemui di Jayapura, Minggu sore. Petrus memaparkan, tidak terjadi gerhana matahari cincin (GMC) di wilayah Papua dan Papua Barat karena bayang-bayang bulan yang terlihat di matahari tidak penuh.
Sementara gerhana matahari sebagian di Papua Barat dimulai dari wilayah Waisai, Kabupaten Raja Ampat, pukul 16.34 WIT. Di wilayah Papua, fenomena itu mulai teramati di Agats, Kabupaten Asmat, pukul 16.36 WIT. ”Hanya dua menit perbedaan waktu gerhana matahari sebagian antara Papua dan Papua Barat,” kata Petrus.
Ia menuturkan, terdapat tujuh daerah di wilayah Papua yang tidak bisa menyaksikan puncak gerhana, yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Pegunungan Bintang, Boven Digoel, Merauke, Mappi, dan Keerom. Ini karena matahari terbenam lebih cepat sebelum proses gerhana terjadi, yakni pukul 17.38 WIT.
”Rata-rata durasi gerhana yang teramati terhitung sejak kontak awal hingga matahari terbenam di semua kota di wilayah Papua adalah 1 jam 09 menit,” ucap Petrus.
Ia menambahkan, gerhana matahari dapat diprediksi waktu dan tempat kejadiannya. Untuk memprediksi keberulangannya secara global, lanjut Petrus, gerhana ini dimasukkan ke dalam suatu kelompok yang disebut Siklus Saros.
”Gerhana-gerhana pada Siklus Saros akan berulang hampir setiap 18 tahun. Diperkirakan gerhana matahari selanjutnya datang pada 2 Juli tahun 2038,” katanya.
Salah satu yang menyaksikan fenomena alam itu adalah Bupati Intan Jaya Natalis Tabuni. Dia mengaku sangat terkesan dapat menyaksikan gerhana matahari sebagian secara langsung saat dalam perjalanan di Kabupaten Nabire.
”Saya memotret fenomena ini dengan telepon seluler ketika dalam perjalanan menuju ke tempat ibadah pada Minggu sore,” ujar Natalis.
Seperti diberitakan sebelumnya (Kompas, 20/6/2020), GMC ini bisa disaksikan di 14 negara Asia-Afrika, seperti Etiopia, Arab Saudi, Oman, India, dan China. Puncak GMC terjadi di Uttarakhand, India utara, dengan durasi cincin gerhana hanya 38 detik.
Di Indonesia, yang tak bisa melihat gerhana matahari sebagian (GMS) adalah selatan dan barat Jawa serta sisi barat ujung selatan Sumatera. DKI Jakarta dan Banten sama sekali tak bisa melihat GMS.