Semprotan Antivirus Dihentikan, Pengunjung Dilarang Naik ke Candi Borobudur
Cairan antivirus yang selama ini disemprotkan ke bangunan Candi Borobudur dinilai membahayakan kelestarian batu candi. Tanpa penyemprotan itu, Balai Konservasi Borobudur akan melarang wisatawan naik ke bangunan candi.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Penyemprotan cairan kimia antivirus pada bangunan Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, akan dihentikan karena berisiko buruk terhadap kelestarian batuan candi. Sebagai konsekuensinya, pengunjung tidak akan diizinkan naik ke atas bangunan candi selama masa pandemi Covid-19.
Pelaksana Tugas Kepala Balai Konservasi Borobudur (BKB) Tri Hartono mengatakan, demi keselamatan pengunjung dan petugas selama masa pandemi, bangunan Candi Borobudur semestinya rutin disemprot cairan antivirus dan antibakteri. Namun, hal itu tidak bisa dilakukan karena pemakaian bahan kimia dianggap membahayakan kelestarian batuan candi.
”Di samping harus memperhatikan keselamatan manusia, di sisi lain, kami tetap harus bertanggung jawab pada kelestarian Candi Borobudur. Penyemprotan bahan kimia secara berulang-ulang akan menimbulkan penumpukan bahan secara berlebihan dan membahayakan batuan candi,” ujar Tri, Senin (15/6/2020).
Sejak pertengahan Maret, BKB telah tiga kali menyemprot batuan Candi Borobudur dengan cairan antivirus dan antibakteri. Dalam satu kali kegiatan penyemprotan, dibutuhkan sekitar 10 liter cairan kimia dicampur dengan air.
Cairan kimia itu terbukti efektif mematikan bakteri, ganggang, dan lumut. Namun, di sisi lain, sejumlah orang, termasuk pengunjung, berpendapat, cairan kimia tersebut membuat warna batuan Candi Borobudur cenderung menjadi lebih putih dari sebelumnya.
Menyikapi hal itu, Tri mengatakan, pihaknya akan melakukan penelitian lebih lanjut terhadap dampak cairan kimia tersebut. Hal itu akan dilakukan dengan menyemprotkan cairan kimia pada batu andesit baru setiap hari selama sekitar sepekan. Dari situ, akan diamati dampak yang ditimbulkan. Jika nyata memberikan perubahan warna atau yang lainnya, BKB tidak akan menggunakan cairan tersebut untuk pemakaian harian.
Dengan memperhatikan keselamatan pengunjung dan kelestarian bangunan candi tersebut, Tri mengatakan, pada saat Taman Wisata Candi Borobudur kembali dibuka, pihaknya tetap tidak mengizinkan pengunjung naik ke atas bangunan candi. Wisatawan hanya bisa berjalan-jalan di bawah bangunan dengan tetap mencegah terbentuknya kerumunan. Dengan begitu, jumlah pengunjung di kawasan zona I tetap akan dibatasi.
Jika nyata memberikan perubahan warna atau yang lainnya, BKB tidak akan menggunakan cairan tersebut untuk pemakaian harian.
Dia menuturkan, pada fase normal baru dalam aktivitas wisata di Taman Wisata Candi Borobudur, BKB meminta kunjungan wisatawan di zona I Candi Borobudur hanya dibuka pada Selasa hingga Minggu. Tiap hari Senin diminta menjadi hari libur untuk dimanfaatkan BKB melakukan pembersihan di kawasan zona I, termasuk di bangunan candi.
Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko Hetty Herawati mengatakan, pembukaan kembali Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko saat ini masih menunggu izin dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Tengah dan DIY.
Namun, menurut dia, dalam fase kehidupan normal baru ini, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko tidak akan terburu-buru menggenjot kunjungan wisatawan. Mereka akan beralih menarik minat dari kelompok atau komunitas dengan wisata minat khusus seperti komunitas fotografi dan pesepeda.
Hetty mengatakan, pihaknya juga akan kembali menghidupkan wisata museum-museum di kompleks Taman Wisata Candi Borobudur dan membuat paket-paket wisata tematik, seperti menelusuri kisah Ratu Maya, ibunda dari Sidharta Gautama.