Vira Yudha ialah salah satu korban kecelakaan helikopter MI-17 TNI AD di Kendal, Jawa Tengah. Sempat dirawat sepekan, ia meninggal Sabtu (13/6/2020) malam. Ia meninggalkan istri yang tengah hamil tua dan satu orang anak.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
Ambulans pembawa jenazah Letnan Satu (Cpn) Vira Yudha Bagus Senastri (32) memasuki Tempat Pemakaman Umum Bergota II, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (14/6/2020) pagi. Tanpa sirene, kedatangannya hening. Luruh air mata anggota keluarga pun belum juga mengering.
Vira Yudha ialah salah satu korban kecelakaan helikopter MI-17 TNI AD di Kendal, Jawa Tengah, Sabtu (6/6/2020). Sempat dirawat intensif di RSUP Dr Kariadi selama seminggu, ia mengembuskan napas terakhir pada Sabtu (13/6/2020) pukul 22.00.
Setelah peti jenazah diturunkan, Lettu (Inf) Vira Yudha Galih Senastri, adik almarhum, berdiri paling depan. Foto sang kakak digenggamnya erat-erat. Sesekali ia tertunduk. Sebelum kemudian berjalan menuju liang lahat, tempat perisitirahatan terakhir sang kakak penerbang.
Di bawah tenda pemakaman, sang ibu, Kaptin Nuna Sri, seakan tak berdaya untuk melepas putra pertamanya tersebut. Ia beberapa kali tak bisa menahan tangis dan terkulai lemas. Begitu juga ayah almarhum, KS Sukarno, yang tak henti menitikkan air mata.
Duka mendalam juga dirasakan Putri Leni Mardiansiwi, istri almarhum yang tengah hamil besar anak kedua. Sejumlah istri tentara berseragam Persit Kartika Chandra Kirana bergantian menenangkan Putri, juga sembari mengelus-elus perutnya.
Sambil duduk dan memandangi pada makam Vira Yudha, Sukarno memberi hormat terakhir pada sang anak. Butuh waktu beberapa detik sebelum menurunkan tangannya kembali.
Sementara itu, Vira Yudha Gerald Alfaridzi, putra almarhum yang baru berusia 2 tahun, digendong oleh beberapa saudaranya. Sesekali ia mendekati ibunya dan dipeluk. Dengan raut wajah polosnya, ia juga turut menabur bunga di pusara sang ayah.
Suasana haru makin terasa saat penghormatan terakhir diberikan kepada Vira Yudha. Sambil duduk dan memandangi pada makam Vira Yudha, Sukarno memberi hormat terakhir pada sang anak. Butuh waktu beberapa detik sebelum menurunkan tangannya kembali.
Sunardi (54), sepupu Vira Yudha, menuturkan, Vira Yudha merupakan sosok yang baik serta pengayom bagi keluarga, termasuk dua adiknya. ”Sebagai anak pertama, dia selalu melindungi adik-adiknya, juga selalu menghadirkan kebersamaan,” katanya.
Vira Yudha, yang merupakan alumnus Akademi Militer 2013, juga dinilai Sunardi sebagai sosok yang gigih dalam mewujudkan cita-citanya. Sempat kuliah, ia kemudian masuk Akmil, satu angkatan dengan adiknya. Sementara saat kecelakaan, ia sedang menjalani pendidikan, persiapan menjadi kapten pilot.
Pemakaman Vira Yudha, pada Minggu, dilangsungkan secara militer dan dipimpin langsung Komandan Pusat Penerbangan Angkatan Darat Mayor Jenderal TNI Teguh Pudjo Rumekso selaku inspektur upacara. Pemakaman dilaksanakan sekitar pukul 10.00.
Kepergian Vira Yudha menjadi kehilangan yang amat mendalam bagi keluarga TNI dan semua yang hadir pada upacara pemakaman. (Teguh Pudjo Rumekso-Komandan Penerbad)
Teguh mengatakan, kepergian Vira Yudha menjadi kehilangan yang amat mendalam bagi keluarga TNI dan semua yang hadir pada upacara pemakaman. Ia pun berharap keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan menghadapi hal tersebut.
”Upacara ini untuk beri penghormatan terakhir kepada almarhum. Kami mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya. Semoga arwah almarhum diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa,” kata Teguh.
Vira Yudha merupakan salah satu korban selamat pada kecelakaan helikopter di Kendal Sabtu (6/6/2020). Ia pun sempat dirawat intensif di RSUP Dr Kariadi. Kondisinya terus dipantau oleh tim medis RS Kariadi dan RSPAD Gatot Soeboto, Jakarta.
Ia juga sedianya akan dialihrawat ke RSPAD. Namun, kondisi yang belum stabil membuat hal itu belum terlaksana. Sementara Prajurit Kepala Supriyanto, yang juga sempat dirawat di RS Kariadi, telah dibawa ke RSPAD dengan menggunakan helikopter pada Kamis (11/6/2020).
Teguh menuturkan, Vira Yudha sebenarnya sempat menunjukkan perkembangan baik. Namun, dalam dua hari terakhir, ada penurunan fungsi pada paru-paru dan ginjalnya. ”Untuk ginjal, sudah bisa diatasi dengan mesin, tetapi paru-paru ini (terus menurun) hingga tadi malam mengembuskan napas terakhir,” katanya.
Kecelakaan helikopter MI-17 milik TNI AD terjadi di Kendal saat misi latihan terbang kedua. Saat terbang pertama, helikopter terbang aman. Pada latihan terbang kedua, helikopter terbang dengan materi tactical maneuver sekitar pukul 12.35. Helikopter jatuh setelah terbang sekitar 1 jam 5 menit.
Setelah meninggalnya Lettu (Cpn) Vira Yudha, korban meninggal akibat kecelakaan helikopter MI-17 itu kini menjadi lima orang. Sebelumnya, Kapten (Cpn) Kadek, Kapten (Cpn) Fredy Vebyarto Nugroho, Kapten (Cpn) Y Hendro, dan Lettu (Cpn) Wisnu Tia Aruni meninggal setelah kecelakaan.