Tes Cepat Digelar di Tiga Titik Keramaian di Yogyakarta
Tes cepat secara acak kembali digelar di Kota Yogyakarta, Minggu (14/6/2020). Tes cepat ini menyasar warga yang mengunjungi tiga titik keramaian, yakni Tugu Yogyakarta, kawasan Malioboro, dan Alun-alun Utara Yogyakarta.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Tes cepat Covid-19 digelar di kawasan Tugu Yogyakarta, Malioboro, dan Alun-alun Utara Yogyakarta, Minggu (14/6/2020). Tujuannya, memetakan potensi penularan penyakit Covid-19 secara lebih akurat di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penyelenggaraan tes cepat itu merupakan kerja sama Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) serta Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Dokkes) Polda DIY. ”Kegiatan ini untuk memeriksa masyarakat umum secara agresif,” kata Koordinator Tim Tes Cepat Bidang Dokkes Polda DIY Komisaris Budi Santoso, saat ditemui di lokasi tes cepat di kawasan Malioboro, Minggu pagi.
Menurut Budi, tes cepat itu sengaja digelar di Tugu Yogyakarta, Malioboro, dan Alun-alun Utara karena tiga kawasan tersebut mulai ramai didatangi warga. Sejak beberapa waktu terakhir, tampak banyak warga yang mulai berkunjung, baik bersepeda, berjalan kaki, maupun naik kendaraan bermotor.
Budi menjelaskan, di setiap lokasi pelaksanaan tes cepat tersebut, ditargetkan 50 warga menjadi pesertanya. Warga yang menjadi target tes cepat itu dipilih secara acak. ”Masyarakat yang dengan kesadaran diri ingin mengikuti pemeriksaan kami terima. Selebihnya, kami lakukan acak kepada pengunjung,” ujar Budi.
Dia menambahkan, hasil tes cepat itu bisa diketahui beberapa menit setelah dilakukan. Apabila ada warga yang hasil tesnya menunjukkan reaktif, mereka akan langsung menjalani pengambilan sampel dengan metode swab atau usap tenggorokan. Setelah itu, sampel akan diperiksa dengan metode reaksi berantai polimerase (PCR).
Hasil pemeriksaan PCR di laboratorium itulah yang akan menjadi dasar apakah seseorang positif Covid-19 atau tidak. ”Kalau misalnya ada yang reaktif, nanti akan langsung kami lakukan swab. Tapi hasil tes swab tidak bisa langsung keluar hari ini,” ungkap Budi.
Masyarakat yang dengan kesadaran diri ingin mengikuti pemeriksaan kami terima. Selebihnya, kami lakukan acak kepada pengunjung.
Salah seorang yang mengikuti tes cepat, Eko (47), menyambut baik pelaksanaan tes cepat tersebut. Warga Kabupaten Sleman, DIY, itu mengatakan, tes cepat diharapkan bisa mendeteksi keberadaan orang-orang positif Covid-19 tapi tidak mengalami gejala apa-apa.
”Bagus ini, untuk mengantisipasi barangkali ada yang terlewatkan dari tes-tes yang terdahulu. Barangkali dari kegiatan ini siapa tahu ada yang positif,” kata Eko yang mendapatkan hasil nonreaktif setelah mengikuti tes cepat.
Peserta tes cepat lain, Yoga (32), mengatakan mengikuti tes cepat untuk memastikan apakah dirinya terpapar Covid-19 atau tidak. Berdasarkan hasil tes cepat yang diikutinya itu, Yoga mendapatkan hasil nonreaktif.
”Tadi saya jalan-jalan di Malioboro, lalu disuruh ikut rapid test. Saya mau saja karena sekarang banyak yang kena Covid-19, jadi saya juga mau cek. Alhamdulillah hasilnya nonreaktif,” ujar Yoga, warga Kabupaten Bantul, DIY.
Penjagaan
Selain tes cepat, petugas dari sejumlah instansi juga melakukan penjagaan di Tugu Yogyakarta, Malioboro, dan Alun-alun Utara Yogyakarta. Keberadaan para petugas itu untuk memastikan warga mematuhi protokol kesehatan, yakni menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DIY Noviar Rahmad menyatakan, sejak Sabtu (13/6/2020), petugas gabungan telah dikerahkan untuk memantau tiga kawasan tersebut. Dia menyebut, warga yang tidak mematuhi protokol kesehatan akan diminta meninggalkan lokasi.
”Kondisinya lumayan kondusif, walaupun ada satu-dua orang yang masih ngeyel tidak mau memakai masker. Petugas selalu memberi imbauan kepada warga dan yang tidak memakai masker akan diminta keluar dari Malioboro,” ujar Noviar.
Menurut Noviar, petugas gabungan melakukan penjagaan dalam tiga sif atau giliran. Setiap giliran, ada sekitar 450 petugas yang berjaga dan memantau aktivitas warga di tiga lokasi tersebut. ”Jumlah petugasnya 450 orang per sif,” katanya.