Tren kesembuhan pasien Covid-19 di Papua membaik sepekan terakhir. Namun, warga diminta tetap menerapkan protokol kesehatan ketat guna mencegah potensi penularan transmisi lokal.
Oleh
FABIO COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Tren kesembuhan pasien Covid-19 di Papua membaik sepekan terakhir. Namun, warga diminta tetap menerapkan protokol kesehatan ketat guna mencegah potensi penularan transmisi lokal.
Data Satuan Tugas Satgas Pengendalian, Pencegahan, dan Penanganan Covid-19 Papua menyebutkan, periode 7-14 Juni 2020, angka kesembuhan pasien mencapai 154 orang. Jumlah itu, lebih besar ketimbang pekan-pekan sebelumnya, kurang dari 100 orang.
”Kami mengevaluasi kasus Covid-19 per tujuh hari. Grafik pekan ini menunjukkan hasil positif. Mudah-mudahan angka penyebaran virus korona di Papua turun akhir bulan ini,” kata juru bicara Satgas Pengendalian, Pencegahan, dan Penanganan Covid-19 Papua Silwanus Sumule di Jayapura, Minggu, pukul 19.00 WIT.
Silwanus mengatakan, hal itu dipicu kesadaran warga melaksanakan protokol kesehatan dan perilaku hidup bersih-sehat. Ke depan, ia berharap, kebiasaan itu tetap dipertahankan meskipun angka kesembuhannya meningkat. Menurut dia, penyebaran virus korona melalui transmisi lokal masih tinggi di Papua.
Pada Minggu, ada penambahan 13 pasien positif Covid-19. Mereka berasal dari berbagai daerah di Kabupaten Jayapura 7 orang, Kabupaten Mimika (4), Kota Jayapura (1), dan Kabupaten Keerom (1). Jumlah akumulasi positif virus korona mencapai 1.255 orang yang meliputi, 795 orang dirawat, 445 orang sembuh dan 15 orang meninggal.
”Kami menyampaikan apresiasi tertinggi bagi seluruh tenaga kesehatan dan tenaga survelains yang telah bekerja keras demi kesembuhan para pasien,” tambahnya.
Kami menyampaikan apresiasi tertinggi bagi seluruh tenaga kesehatan dan tenaga survelains yang telah bekerja keras demi kesembuhan para pasien.
Kondisi Asmat
Sementara itu, Bupati Asmat Elisa Kambu mengatakan, belum terdapat kasus positif Covid-19, pasien dengan pengawasan, dan orang dalam pemantauan di Asmat pada Minggu ini. Terakhir, 13 orang yang diisolasi di rumah sakit di Agats, ibu kota Asmat dinyatakan negatif Covid-19 pada Jumat (12/6/2020) berdasarkan tes reaksi berantai polimerase di Jayapura.
Elisa berharap, kerja sama semua pihak tetap terjaga mencegah kasus Covid-19. Alasannya, warga Asmat rentan terserang penyakit karena minimnya perilaku hidup bersih. Sebelumnya, pernah ada kejadian luar biasa campak disertai gizi buruk di Asmat yang menewaskan sebanyak 72 anak balita pada awal tahun 2018. Total terdapat 646 anak terkena campak dan 144 anak menderita gizi buruk di 19 distrik.
”Kami akan tetap menutup akses masuk ke Asmat meskipun belum ditemukan kasus positif Covid-19, PDP maupun ODP. Aktivitas perkantoran, ekonomi dan ibadah warga kembali berjalan normal dengan protokol kesehatan ketat,” tutur Elisa.
Uskup Agats Mgr Aloysius Murwito mengatakan, aktivitas ibadah di gereja kembali dibuka. Namun, pelaksanaannya dilakukan dengan protokol kesehatan ketat. Misalnya, umat wajib menggunakan masker dan menjaga jarak.
”Kami mengurangi jumlah warga yang beribadah di gereja. Tata cara ibadah yang melibatkan adanya kontak antarumat seperti salam damai pun belum dilaksanakan,” tutur Aloysius.