3.000 Alat Tes Cepat Digunakan untuk Deteksi Kluster Baru di Balikpapan
Tes cepat massal digalakkan di tiga titik di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, untuk menjaring orang yang terindikasi Covid-19 di kawasan kluster Kampung Baru. Sebanyak 3.000 alat tes cepat disediakan.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Tes cepat massal digalakkan di tiga titik Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Tiga titik itu menjadi spot baru penularan Covid-19. Sebanyak 3.000 alat tes cepat disiapkan.
Tes cepat massal itu dilaksanakan di Kelurahan Baru Tengah, Baru Ilir, dan Lapangan Merdeka. Tes di Lapangan Merdeka dilakukan untuk menjaring warga yang berolahraga di kawasan itu. Sebanyak 250 alat tes cepat digunakan dalam tes itu. Ratusan warga yang sedang berolahraga mendaftarkan diri sampai kuota habis pada Minggu (14/6/2020) pagi.
Adapun tujuan utama tes cepat massal itu untuk menjaring orang-orang yang terindikasi Covid-19 di kawasan Kampung Baru, yakni di Kelurahan Baru Ilir dan Baru Tengah, sebagai titik mula munculnya kluster baru di Balikpapan yang disebut kluster Kampung Baru.
Gugus Tugas Covid-19 Balikpapan mencatat, terdapat 18 kasus Covid-19 dari kluster Kampung Baru hingga Minggu (14/6/2020). Sebanyak sembilan orang di antaranya dinyatakan positif dan sudah menjalani perawatan di rumah sakit.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Andi Sri Juliarty mengatakan, tes cepat massal ini sebagai langkah lanjutan setelah mengarantina dan menelusuri kontak erat pasien yang diduga menularkan Covid-19 di kawasan Kampung Baru.
”Saat ini tersedia 3.000 alat tes cepat. Target kami minimal 10 persen warga mengikuti tes cepat ini dan dilanjutkan besok,” kata Andi saat memantau tes cepat massal di Lapangan Merdeka Balikpapan.
Target kami minimal 10 persen warga mengikuti tes cepat ini dan dilanjutkan besok.
Menurut Badan Pusat Statistik Kota Balikpapan, penduduk Kelurahan Baru Ilir berjumlah 20.330 jiwa dan Kelurahan Baru Tengah berjumlah 22.030 jiwa. Dengan target 10 persen warga bisa menjalani tes cepat, artinya sekitar 2.000 warga dari setiap kelurahan harus terjaring dalam tes cepat massal ini. Saat ini sudah 87 orang yang mengikuti tes cepat di Kelurahan Baru Ilir dan Baru Tengah.
Pemerintah Kota Balikpapan baru bisa melakukan tes cepat massal di Kelurahan Baru Ilir 12 orang, artinya masih harus menjaring sekitar 1.990 warga lagi. Adapun di kelurahan Baru Tengah baru menjaring 75 orang, yang artinya masih harus menjaring sekitar 1.925 orang lagi.
Andi mengatakan, tes cepat massal dilakukan pukul 09.00 Wita-12.00 Wita di puskesmas. Warga diminta datang sukarela untuk mengikuti tes. ”Waktu yang ditentukan disesuaikan dengan jumlah tenaga kesehatan dan daya tahan tenaga kesehatan mengenakan alat pelindung diri,” kata Andi.
Hasil tes cepat memang tidak akurat untuk mendeteksi seseorang terjangkit Covid-19 atau tidak. Pemerintah Kota Balikpapan melakukan tes cepat sebagai langkah awal menjaring dengan cepat orang yang terindikasi Covid-19. Bagi warga yang hasil tes cepatnya reaktif akan langsung dilakukan tes usap untuk mendapat diagnosis yang lebih akurat.
Pelonggaran
Sejak Pemkot Balikpapan melonggarkan kegiatan di tempat ibadah, pusat perbelanjaan, dan restoran pada 5 Mei, warga mulai banyak beraktivitas di luar rumah. Namun, pelonggaran ini jangan sampai dijadikan kesempatan untuk melanggar protokol kesehatan yang ada. Sebab, wabah Covid-19 belum sepenuhnya hilang.
Rendi (29), warga Kecamatan Balikpapan Kota, mengatakan masih khawatir ketika keluar rumah, karena melihat angka Covid-19 di Balikpapan masih muncul di tengah pelonggaran. Saat ini, ia hanya keluar rumah untuk urusan pekerjaan dan olahraga.
”Kalau untuk nongkrong dan berkunjung ke tempat keluarga, saya belum lakukan. Kalau olahraga, saya tetap jaga jarak dan tidak bergerombol karena orang-orang sudah banyak yang tidak pakai masker,” kata Rendi saat sedang lari pagi di Lapangan Merdeka.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Timur Andi M Ishak mengatakan, pelonggaran ini bukan untuk membebaskan warga beraktivitas. Namun, sebagai adaptasi untuk bisa berkegiatan di tengah wabah Covid-19. Hingga kini, angka kasus Covid-19 di Kalimantan Timur masih bertambah di tengah pelonggaran yang sudah dilakukan.
”Selama belum ada obat atau vaksin virus SARS CoV-2, proses penyembuhan dan pencegahan memakan waktu lama. Untuk itu, berkegiatan di luar rumah perlu tetap melaksanakan protokol kesehatan,” ujar Andi.