Kota Medan Antisipasi Peningkatan Penularan di Pasar
Tes cepat Covid-19 massal akan dilakukan di pasar-pasar tradisional untuk mengantisipasi penularan di Kota Medan, Sumatera Utara. Selama Juni, penambahan kasus positif baru di Medan meningkat hampir dua kali lipat.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Tes cepat Covid-19 secara massal akan dilakukan di pasar-pasar tradisional di Kota Medan untuk mengantisipasi penularan di ibu kota Sumatera Utara itu. Pasar tradisional di Medan sangat rawan menjadi pusat penularan karena belum melaksanakan protokol kesehatan dengan baik.
”Kami sudah melakukan tes cepat Covid-19 secara selektif di beberapa pasar tradisional di Medan. Ke depan, tes cepat akan kami lakukan secara massal,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan Edwin Effendi, Jumat (12/6/2020).
Edwin mengatakan, tes cepat sudah dilakukan terhadap semua pegawai PD Pasar Medan dan sebagian pedagang. Mereka pun melakukan uji reaksi berantai polimerase (PCR) jika menemukan ada yang reaktif tes cepat.
Namun, karena tes cepat belum dilakukan secara luas, pemerintah belum bisa memetakan secara detail potensi penularan di pasar. Tes cepat massal yang akan dilakukan dalam waktu dekat diharapkan bisa melihat pasar mana saja yang rawan menjadi peta penularan. Pemetaan itu juga menjadi syarat sebelum memasuki normal baru.
Menurut Edwin, penularan lokal paling tinggi saat ini terjadi di Kecamatan Medan Denai dan Medan Area. Oleh karena itu, pihaknya juga akan melakukan tes cepat massal di pasar besar di daerah itu, yakni Pasar Sukaramai.
Edwin mengatakan, penularan Covid-19 di Kota Medan hingga kini masih terus terjadi. Selama Juni ini, penambahan kasus positif baru di Medan justru meningkat hampir dua kali lipat. Dari 276 kasus pada 1 Juni menjadi 525 kasus (saat ini). Peningkatan hampir dua kali lipat hanya terjadi dalam waktu 12 hari.
”Karena itu, kami terus mengingatkan agar masyarakat semakin disiplin memakai masker, menjaga jarak, dan menghindari keramaian,” kata Edwin.
Selama Juni ini, penambahan kasus positif baru di Medan justru meningkat hampir dua kali lipat. Dari 276 kasus pada 1 Juni menjadi 525 kasus (saat ini).
Berdasarkan pantauan Kompas, sejumlah pasar di Kota Medan, seperti Pasar Sambu, Pusat Pasar, Pasar Petisah, dan Pasar Aksara, kini sudah mulai ramai kembali. Protokol kesehatan tidak sepenuhnya bisa dilaksanakan. Pedagang dan pembeli tidak semuanya memakai masker. Kondisi pasar yang ramai dan lapak dagangan yang rapat membuat mereka tidak bisa menjaga jarak.
Adapun di Sumut, kasus positif baru kembali melonjak 88 kasus menjadi 768 kasus, Jumat. Ketua Panitia Khusus Covid-19 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumut Akbar Himawan Buchari mengatakan, pemerintah harus mengantisipasi tingginya kasus positif baru di Sumut. ”Data ini menunjukkan upaya memutus rantai penularan belum maksimal dilakukan,” katanya.
Himawan mengatakan, sebelum memasuki masa normal baru, pemerintah harus memetakan tempat rawan penularan di Sumut. Pengujian spesimen secara massal pun harus dilakukan baik dengan tes cepat maupun uji PCR.
Pemerintah harus mengantisipasi tingginya kasus positif baru di Sumut.
Kepala Humas, Promosi, dan Protokoler Universitas Sumatera Utara Elvi Sumanti mengatakan, pihaknya telah melakukan tes cepat massal secara gratis di Rumah Sakit USU sejak Senin hingga Jumat (8-12/6/2020). Masyarakat melakukan tes cepat tanpa turun dari mobil atau dengan mendatangi pos pemeriksaan secara langsung. ”Kami melakukan 1.600 pemeriksaan selama lima hari ini,” kata Elvi.
Elvi mengatakan, tes cepat yang menunjukkan hasil reaktif langsung dirujuk untuk melakukan pemeriksaan dengan uji PCR. Namun, Elvi mengatakan, mereka belum bisa menyampaikan berapa hasil reaktif dari pemeriksaan tersebut. Tes cepat massal itu diharapkan bisa memetakan penularan di Medan.