Tes masif di 700 pasar di Jawa Barat tidak hanya menyasar pedagang, tetapi juga pengunjung. Penemuan kasus positif Covid-19 di sejumlah pasar patut diantisipasi agar tidak menjadi lokasi penyebaran virus korona.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Tes masif di 700 pasar tradisional di Jawa Barat tidak hanya menyasar pedagang, tetapi juga pengunjung. Penemuan kasus positif Covid-19 di sejumlah pasar patut diantisipasi agar tidak menjadi lokasi penyebaran virus korona.
Kepala Dinas Kesehatan Jabar Berli Hamdani Gelung Sakti mengatakan tidak menargetkan kuota tes untuk setiap pasar. Selain di pasar tradisional, tes juga dilakukan di pusat perbelanjaan.
”Tim kami datang ke pasar membawa alat tes cukup banyak. Kalaupun menggunakan rumus 6 persen dari populasi di pasar (pedagang dan pengunjung), alatnya masih mencukupi,” ujarnya di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (9/6/2020).
Tes masif itu digelar pekan ini dengan menggunakan 627 mobil tes Covid-19. Sejumlah daerah sudah melaksanakannya, seperti Kota Bandung, Kota Bogor, dan Kota Cimahi. ”Terdapat hasil reaktif saat tes cepat. Namun, setelah ditindaklanjuti dengan tes swab (reaksi rantai polimerase atau PCR), hasilnya negatif,” ucapnya.
Berli mengatakan, pihaknya telah melakukan sekitar 127.000 tes cepat dan 55.000 tes PCR. Jumlah ini belum memenuhi target 300.000 tes. Jabar masih memiliki 81.000 alat tes cepat dan 150.000 alat tes PCR. Alat tes tersebut akan didistribusikan ke kabupaten/kota secara bertahap.
”Dalam minggu ini akan dibagikan sekitar 15.500 alat tes PCR ke sejumlah kabupaten/kota. Tahap pertama sudah diberikan dalam jumlah yang sama,” ujarnya.
Sampel dari peserta tes akan diperiksa di laboratorium. Di Jabar terdapat 11 laboratorium yang dapat memeriksa tes swab.
”Rencananya minggu depan PT Biofarma akan memberikan laboratorium bergerak sehingga bisa langsung memeriksa di lokasi pengambilan sampel,” ujarnya.
Meskipun indeks reproduksinya menurun, ancaman penularan Covid-19 di Jabar belum berakhir. Apalagi, di sejumlah pusat keramaian, seperti pasar, sudah terdapat pedagang yang terjangkit penyakit ini.
Berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar atau Pikobar yang diperbarui, Selasa pukul 19.14, kasus positif di provinsi itu berjumlah 2.448 orang, atau bertambah 25 orang dari sehari sebelumnya. Jumlah itu menjadi yang tertinggi ketiga di Indonesia, setelah DKI Jakarta dan Jawa Timur.
Akan tetapi, indeks reproduksi penularan Covid-19 di Jabar sudah di bawah 1 dalam tiga minggu terakhir. Bahkan, indeksnya saat ini lebih kecil, yaitu 0,72.
Meskipun indeks reproduksinya menurun, ancaman penularan Covid-19 di Jabar belum berakhir. Apalagi, di sejumlah pusat keramaian, seperti pasar, sudah terdapat pedagang yang terjangkit penyakit ini.
Di Kota Bandung, misalnya, empat pedagang di tiga pasar terkonfirmasi positif Covid-19. Imbasnya, Pasar Leuwipanjang, Pasar Sadang Serang, dan Pasar Haurpancuh akan ditutup sementara. ”Ketiga pasar itu sedang dalam proses penutupan,” ujar Wali Kota Bandung Oded M Danial.
Selain di Kota Bandung, pedagang yang terjangkit Covid-19 juga ditemukan di sejumlah pasar di Kabupaten Cirebon dan Kota Cimahi. Di Pasar Antri, Cimahi, dua pedagang terkonfirmasi positif. Seorang pedagang merupakan warga Kelurahan Setiamanah, Kecamatan Cimahi Tengah, sementara seorang lainnya warga Desa Tanimulya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat.
Untuk melacak penyebaran virus, Pemerintah Kota Cimahi melakukan tes kepada 400 pedagang. Sementara 50 pedagang lainnya mengikuti tes secara mandiri di fasilitas kesehatan. Berdasarkan hasil tes PCR, tidak ada pedagang yang positif Covid-19. Namun, tes cepat 20 pedagang menunjukkan hasil reaktif.