Belum Ideal, Tes Usap Massal di Pantura Jabar Masih Terbatas
Di tengah persiapan menuju tatanan normal baru, tes usap massal Covid-19 di Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan atau Ciayumajakuning, Jawa Barat, masih terbatas.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·4 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Di tengah persiapan menuju tatanan normal baru, tes usap massal di Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan, Jawa Barat, masih saja terbatas. Padahal, pengetesan itu salah satu kunci utama penanganan penyakit Covid-19.
Hingga Selasa (9/6/2020) atau dua bulan lebih setelah temuan kasus Covid-19, baru Kabupaten Cirebon dan Indramayu yang menggelar tes usap (swab) massal di tempat keramaian, seperti pasar. Belasan pasar tradisional di Cirebon telah menjadi sasaran tes usap.
Dari tes massal itu, dua pedagang dari Pasar Sumber dan seorang pedagang di Pasar Pabuaran terkonfirmasi positif Covid-19. Jumlah itu menambah kasus positif Covid-19 di Cirebon menjadi 14 orang. Kedua pasar tersebut sempat ditutup, tetapi kini mulai beroperasi kembali.
”Tersisa Pasar Mundu dan Pasar Sindanglaut yang belum tes swab massal. Pasar jadi fokus tes karena itu fasilitas umum, kemungkinan tertular Covid-19 bisa dari pedagang dan pembeli,” ucap juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Cirebon, Nanang Ruhyana.
Di Cirebon, 2.228 sampel usap telah diperiksa dengan metode reaksi rantai polimerase (PCR). Jumlah itu hampir setengah dari target pemeriksaan 5.000 sampel usap. Menurut dia, sejumlah alat tes yang masih impor menjadi kendala menggelar tes usap massal.
Selain Cirebon, Indramayu juga telah menggelar tes usap massal terhadap ratusan pedagang dan pembeli di Pasar Baru, Jatibarang, dan Pasar Karangampel. Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Indramayu, Deden Bonni Koswara, mengatakan, pihaknya menargetkan 1.000 tes usap.
Dengan tes usap, temuan baru kasus positif Covid-19 dapat segera ditangani. Sebelumnya, tes massal hanya dilakukan melalui tes uji cepat yang hasilnya tidak seakurat tes usap. Hingga kini, dari hasil pemeriksaan 422 sampel usap, sebanyak 23 orang terkonfirmasi positif Covid-19 di Indramayu.
Dari jumlah itu, empat pasien meninggal dan delapan orang dinyatakan sembuh. Adapun pasien dalam pengawasan yang meninggal mencapai 61 orang. Sebagian besar meninggal sebelum mendapatkan hasil tes usap.
Penyebabnya antara lain pasien harus menunggu hasil tes di Laboratorium Kesehatan Daerah Jabar hingga lebih dari dua pekan. Namun, dengan aktifnya Laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon, hasil tes kini dapat diterima dua hari.
Tempat pemeriksaan PCR juga terdapat di RS Pelabuhan dan RSD Gunung Jati, Kota Cirebon. Namun, Pemkot Cirebon belum menggelar tes usap massal. ”Minggu ini, kami akan menjemput bola, turun ke lapangan mengambil sampel swab, termasuk di pasar,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon Edy Sugiarto.
Hingga pekan lalu, tes usap di Kota Cirebon baru menjangkau 118 orang. Jumlah itu kurang dari 0,04 persen dari penduduk kota yang mencapai sekitar 320.000 orang. Hasil dari tes itu menunjukkan, terdapat 10 kasus positif, dua orang di antaranya meninggal.
Di Kuningan, tes usap massal belum dilakukan karena keterbatasan alat tes. ”Alatnya itu cukup mahal, sekitar Rp 1 miliar. Kami sudah berkoordinasi dengan Pemprov Jabar untuk menggelar 1.000 tes swab massal gratis dalam waktu dekat ini,” ungkap Kepala Dinkes Kabupaten Kuningan Susi Lusiyanti.
Pihaknya juga menyiapkan 500 VTM (viral transport medium/media penyimpanan sampel usap). Sekitar 214 VTM telah digunakan, dan hasilnya, 14 warga Kuningan terkonfirmasi positif Covid-19.
Dibandingkan dengan daerah tetangganya, Majalengka paling sedikit melaporkan kasus positif Covid-19, yakni tujuh orang. Satu orang di antaranya meninggal. Sepuluh pasien dalam pengawasan juga dilaporkan meninggal.
Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Majalengka, Alimudin, tidak menjawab pertanyaan Kompas terkait jumlah tes usap tenggorokan di daerah tersebut. ”Tidak ada kendala untuk swab massal, masih persiapan. Semoga minggu ini,” ucapnya.
Sebelumnya, Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, pihaknya akan menggelar tes usap massal di 700 pasar tradisional di Jabar pada minggu ini. Sebagai upaya pelacakan kasus Covid-19, pengetesan tetap harus dilakukan meskipun 15 daerah di Jabar, termasuk Cirebon dan sekitarnya, menerapkan adaptasi kebiasaan baru menuju tatanan normal baru (Kompas, 9/6/2020).
Dekan FK UGJ Catur Setiya Sulistiyana mengingatkan, tes usap massal harus dilakukan menyeluruh, selain penegakan protokol kesehatan demi mencegah penularan Covid-19. ”Kalau cuma Kabupaten Cirebon saja yang tes swab massal dan daerah di sekitarnya tidak, percuma saja. Kita tidak dapat membatasi pergerakan orang dengan tegas dan jelas,” ungkapnya.