Medan dan Deli Serdang Tingkatkan Penyelidikan Epidemiologi
Sebagai episentrum Covid-19 di Sumatera Utara, Kota Medan dan Deli Serdang meningkatkan penyelidikan epidemiologi sebelum memasuki normal baru. Tes cepat massal dilakukan terhadap pegawai di kantor pelayanan publik.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Sebagai daerah episentrum penularan Covid-19 di Sumatera Utara, Kota Medan dan Deli Serdang meningkatkan penyelidikan epidemiologi sebagai persiapan memasuki fase normal baru. Namun, dua pemerintah daerah itu menyatakan belum akan memasuki fase normal baru dalam waktu dekat.
”Kami melakukan tes cepat massal kepada semua pegawai kantor kecamatan, kelurahan, dan kantor pemerintahan lainnya yang rentan terhadap Covid-19. Hal ini sebagai persiapan memasuki tatanan normal baru,” kata Pelaksana Tugas Wali Kota Medan Akhyar Nasution dalam pertemuan persiapan normal baru di Markas Kodim 0201/BS, Medan, Rabu (3/6/2020).
Hadir dalam kesempatan itu Asisten I Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkab Deli Serdang Faisal Arif Nasution, Komandan Kodim 0201/BS Medan Kolonel (Inf) Roy J Sinaga, dan perwakilan pusat perbelanjaan di Medan.
Akhyar mengatakan, tes cepat massal dilakukan terhadap pegawai kantor kecamatan dan kelurahan yang merupakan garis depan pelayanan publik.
Saat ini, kata Akhyar, Medan belum pada kondisi siap memasuki normal baru. Medan harus memenuhi beberapa aspek dalam dua pekan ke depan, seperti penurunan jumlah kasus, peningkatan pemeriksaan spesimen, penurunan mobilitas penduduk, dan pelaksanaan penelusuran kontak dari setiap kasus positif. Selain itu, layanan kesehatan juga harus disiapkan, seperti ruang isolasi, alat pelindung diri tenaga kesehatan, dan ventilator di rumah sakit.
Saat ini Medan belum pada kondisi siap memasuki normal baru.
Menurut data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut, kasus positif Covid-19 Sumut kini mencapai 444 kasus, bertambah 26 kasus dalam sehari. Pasien meninggal pun bertambah dua orang menjadi 43 orang. Pasien dalam pengawasan yang dirawat di rumah sakit pun mencapai 152 orang. Kasus positif paling banyak di Medan, yakni 296 kasus dan Deli Serdang 56 kasus.
Melihat penularan yang masih terus terjadi, kata Akhyar, Kota Medan juga belum akan menerapkan normal baru di dunia pendidikan. Sekolah belum bisa dibuka dalam waktu dekat karena ketidaksiapan infrastruktur sekolah dan kultur pendidikan. ”Masalah terbesar dalam penerapan normal baru di dunia pendidikan adalah infrastruktur sekolah dan kultur pendidikan yang belum siap,” katanya.
Akhyar mengatakan, dunia pendidikan menjadi salah satu sektor yang paling terpukul di Kota Medan. Sekolah-sekolah swasta banyak yang terpuruk karena selama pandemi sebanyak 75 persen uang sekolah menunggak. Hal itu karena ekonomi masyarakat yang terpuruk. Menurut dia, keselamatan anak didik menjadi pertimbangan utama dalam pelaksanaan normal baru di sekolah.
Sekolah-sekolah swasta banyak yang terpuruk karena selama pandemi sebanyak 75 persen uang sekolah menunggak.
Sementara itu, Faisal mengatakan, sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan Kota Medan, penularan Covid-19 di Deli Serdang hingga kini masih tinggi. ”Mobilitas penduduk dari Medan menuju Deli Serdang atau sebaliknya masih sangat tinggi,” katanya.
Faisal mengatakan, risiko penularan pun masih sangat tinggi di Deli Serdang karena protokol kesehatan tidak bisa dilaksanakan di tempat publik. ”Di pasar tradisional, misalnya, masih banyak warga yang tidak memakai masker dan tidak menjaga jarak,” katanya.
Faisal mengatakan, kesadaran masyarakat menjadi salah satu syarat penting dalam penerapan normal baru. Ia berharap, masyarakat bisa semakin disiplin dalam menerapkan pembatasan sosial.
Menurut Roy, kendala dalam memutus rantai penularan di Medan dan Deli Serdang antara lain pusat perbelanjaan yang belum sepenuhnya menerapkan protokol Covid-19. ”Masih ditemukan pusat perbelanjaan yang tidak menyediakan tempat mencuci tangan, pemeriksaan suhu tubuh, dan pembatasan pengunjung,” katanya.
Manajer Sumber Daya Manusia dan Umum Manhattan Time Square Tri Nover Manurung mengatakan, mereka saat ini membuka operasi sebagai persiapan memasuki normbal baru. Namun, jumlah pengunjung yang biasanya mencapai 10.000 orang per hari kini masih di bawah 5.000 orang.
Mereka pun memeriksa suhu tubuh pengunjung dan pegawai. Menurut Nover, jaga jarak antarpengunjung pun masih bisa dilaksanakan karena pengunjung yang sepi.