Tes Usap Sasar Pasar di Pantura di Cirebon dan Indramayu
Pasar tradisional di Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, menjadi sasaran utama tes usap atau swab untuk Covid-19. Pemeriksaan di tempat kerumunan tersebut untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·4 menit baca
CIREBON, KOMPAS – Pasar tradisional di Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, menjadi sasaran utama tes usap atau swab untuk Covid-19. Pemeriksaan di tempat kerumunan tersebut untuk mencegah penyebaran virus korona baru penyebab Covid-19.
Tes swab bakal digelar pada Selasa (2/6/2020) di tiga pasar desa, yakni Pabuaran Wetan, Pabuaran Lor, dan Pabuaran Kidul. Pasar itu berjarak sekitar 46 kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Cirebon. Salah satu komoditas andalan di pasar itu adalah bawang merah.
“Targetnya 300 tes swab di ketiga pasar,” kata juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Cirebon Nanang Ruhyana, Senin (1/6). Tes dilakukan setelah seorang pedagang di salah satu pasar Pabuaran terkonfirmasi positif Covid-19 setelah menjalani tes serupa pada Kamis (28/5) lalu.
Perempuan berumur 53 tahun itu kini menjalani perawatan di ruang isolasi salah satu rumah sakit di Cirebon dengan keluhan lemas, mual, dan nyeri otot. Berdasarkan pelacakan kontak sementara, yang bersangkutan tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar kota. Namun, petugas surveilans masih mendalaminya.
“Setelah penemuan kasus positif, Pasar Pabuaran ditutup selama tiga hari hingga Rabu (3/6). Ini sesuai musyawarah desa karena pasar dikelola desa,” lanjutnya. Keputusan tersebut berbeda dengan penutupan Pasar Sumber yang mencapai 14 hari setelah ditemukan dua pedagang positif Covid-19.
Kasus positif di pasar yang berjarak sekitar 2 kilometer dari Kantor Bupati Cirebon itu ditemukan setelah tes swab massal atau 18 Mei. Keduanya merupakan perempuan dengan usia 73 tahun dan 50 tahun. Salah satunya, setiap dua hari sekali jualan di Pasar Balong, Kota Cirebon. Satu lagi punya riwayat kontak dengan orang yang datang dari Bandung.
Nanang Ruhyana mengatakan, pihaknya belum dapat menentukan dari mana sumber penularan Covid-19 terkait para pedagang pasar. Pelacakan kontak pun terus dilakukan. “Karena pasar itu fasiltas umum, kemungkinan tertular bisa dari pedagang dan pembeli,” ujarnya.
Itu sebabnya, sembilan pasar, termasuk Pabuaran dan Sumber menjadi sasaran tes swab sejak dua pekan lalu. Tes massal di pasar menemukan tiga orang positif Covid-19. Hingga kini, tercatat 13 kasus positif Covid-19 di Cirebon, dua di antaranya meninggal dunia dan lima orang lainnya dinyatakan sembuh.
Dari target 5.000 pemeriksaan sampel swab, baru tercapai 1.475 sampel. Pihaknya pun menyiapkan 400 VTM (viral transport medium/media penyimpanan sampel swab) untuk tes swab serta 5.000 reagen guna pemeriksaan sampel dengan metode rantai polymerase (PCR). “Namun, karena impor, kami tidak bisa memastikan kapan barangnya datang,” ucapnya.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Indramayu juga mulai menggelar tes swab. Untuk tahap awal, tes digelar di Pasar Baru akhir pekan lalu. Sebanyak 130 pedagang dan pembeli menjalani tes tersebut. Adapun pemeriksaan sampel dilakukan di Laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) Cirebon.
“Tes ini menyasar titik kerumunan, seperti pasar. Waktunya masih dijadwalkan. Target keseluruhan tes 1.000 orang,” ujar juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Indramayu Deden Bonni Koswara.
Melalui tes swab, pihaknya dapat segera menangani jika ditemukan kasus positif Covid-19. Sebelumnya, tes massal hanya dilakukan melalui tes uji cepat yang hasilnya tidak seakurat tes swab. Salah satu hambatan tes swab, lanjutnya, minimnya VTM dari Pemerintah Provinsi Jabar dan Kementerian Kesehatan.
Namun, menurut dia, masalah itu sudah teratasi ketika Pemkab Indramayu mengadakan alat tes sendiri. Dari total pemeriksaan 315 sampel swab, sebanyak 17 warga Indramayu terkonfirmasi positif Covid-19. Ini jumlah terbanyak dibandingkan daerah tetangga, seperti Cirebon, Kuningan, dan Majalengka.
Dari jumlah itu, sebanyak 4 pasien meninggal dunia dan enam orang dinyatakan sembuh. Adapun pasien dalam pengawasan yang meninggal dunia mencapai 58 orang. Sebagian besar meninggal sebelum mendapatkan hasil tes swab. Penyebabnya, antara lain, pasien harus menunggu hasil tes di Laboratorium Kesehatan Daerah Jabar hingga lebih dari dua pekan.
Dekan FK UGJ Catur Setiya Sulistiyana mengatakan, hingga pekan lalu, pihaknya telah memeriksa 966 sampel swab dari Cirebon, 135 dari Indramayu, 41 dari Majalengka, dan 23 sampel dari Kuningan. “Dalam sehari, kami memeriksa 120 sampel. Jika hasilnya positif, pemda bisa segera mengisolasi pasien dan melacak riwayat kontaknya. Ini untuk mencegah penyebaran Covid-19,” katanya.