Satu Warga Tewas Ditembak Kelompok Bersenjata di Intan Jaya
Kelompok kriminal bersenjata diduga kembali menembak seorang warga hingga tewas di Distrik Wandai, Kabupaten Intan Jaya, Papua.
Oleh
FABIO COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Kelompok kriminal bersenjata kembali menembak warga di Papua. Seorang warga bernama Yunus Sani tewas ditembak di pedalaman Distrik Wandai, Kabupaten Intan Jaya. Jenazah korban telah dievakuasi warga dan pihak Gereja Katolik ke Sugapa, ibu kota Intan Jaya, pada Sabtu (30/5/2020).
Kepala Polres Intan Jaya Ajun Komisaris Besar Yuli Karre Pongbala, saat dihubungi dari Jayapura, mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Jumat (29/5/2020) sore. Ia menuturkan, korban ditembak para pelaku saat melintasi jalan perbatasan Intan Jaya dan Kabupaten Paniai di Distrik Wandai.
Diduga, para pelaku merupakan kelompok sama yang menembak dua tenaga kesehatan pada 22 Mei 2020. Lokasi kejadian saat itu juga sama, yakni di Distrik Wandai.
”Korban ditembak ketika melakukan perjalanan dari Intan Jaya ke Paniai. Kemungkinan mereka menembak korban karena mengiranya sebagai anggota intelijen aparat keamanan,” ungkap Yuli.
Ia mengakui, belum ada aparat kepolisian yang bertugas di Distrik Wandai. ”Kami mengimbau warga agar menghentikan perjalanan antardaerah. Hal ini untuk pencegahan penyebaran virus korona dan menghindari kelompok kriminal bersenjata di Wandai,” tutur Yuli.
Ia menambahkan, pasukan belum dapat dikirimkan ke Wandai dengan pesawat karena dapat menjadi sasaran tembak kelompok itu. ”Kami masih berkoordinasi dengan pihak TNI untuk menghadapi kelompok ini. Perjalanan darat dari Distrik Homeo yang terdapat aparat keamanan ke Wandai bisa memakan waktu selama lima jam,” ucapnya.
Pastor Yustinus Rahangiar, pemimpin perwakilan Gereja Katolik di Intan Jaya, mengatakan, berdasarkan keterangan dari warga setempat, korban ditembak saat melintasi Kampung Magataga, Jumat, sekitar pukul 15.00 WIT. ”Jenazah korban telah tiba di rumah kerabatnya di Kampung Bilay, Distrik Sugapa, pada Sabtu ini sekitar pukul 16.00 WIT. Kami sangat menyesalkan insiden penembakan warga terus terjadi di Intan Jaya,” tuturnya.
Yustinus pun berharap tak ada lagi penembakan warga sipil di Intan Jaya. Dia mengatakan, korban hanyalah seorang petani yang tidak terkait dengan aparat keamanan. ”Kami merasa heran karena warga sipil terus menjadi korban dalam konflik antara pihak keamanan dan kelompok tersebut. Mudah-mudahan situasi di Intan Jaya kembali damai seperti biasanya,” ucap Yustinus.
Pada 22 Mei, dua tenaga kesehatan, yakni Henico Somau dan Alemanek Bagau, juga diserang kelompok kriminal bersenjata karena dianggap sebagai anggota intelijen aparat keamanan. Padahal, keduanya sedang mengantar obat-obatan untuk menangani penyebaran Covid-19 di Distrik Wandai.
Akibat peristiwa itu, Henico meninggal, sedangkan Alemanek dalam kondisi kritis karena menderita luka tembak di tangan dan kaki. Saat ini, Alemanek menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Nabire.
Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka, Sebby Sambom, menegaskan, pihaknya tidak sembarangan menyerang warga sipil, tenaga guru, dan tenaga kesehatan saat terlibat konflik dengan TNI dan Polri.
”Kami hanya menembak warga yang diyakini memiliki peranan sebagai anggota intelijen pihak keamanan. Tidak mungkin kami menembak tenaga kesehatan di tengah pandemi korona,” kata Sebby.