Warga Negara Australia Jadi Korban Perompakan di Perbatasan Lampung-Sumsel
Kadeus Nobisqi (70), warga negara asing asal Australia, menjadi korban perompakan di perairan perbatasan Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Korban dievakuasi oleh aparat Direktorat Polisi Air Polda Lampung.
Oleh
VINA OKTAVIA
·2 menit baca
MENGGALA, KOMPAS — Kadeus Nobisqi (70), warga negara Australia, menjadi korban perompakan di kawasan perairan perbatasan Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Korban dievakuasi aparat Direktorat Polisi Air Polda Lampung setelah kapalnya terdampar di perairan Tulang Bawang.
Perompakan itu terjadi pada Jumat (22/5/2020) pukul 24.00. Saat itu, korban dihadang dua kapal cepat. Tak lama kemudian, 10 perompak masuk ke dalam kapal, lalu mengancam korban dengan senjata api dan senjata tajam. Kawanan perompak itu mengambil uang dan barang berharga miliknya.
Setelah perompak meninggalkan kapalnya, korban melaporkan hal itu ke International Marine Organization. Informasi perompakan tersebut beserta titik koordinat korban lantas diteruskan ke Kedutaan Besar Australia di Jakarta.
Kepala Bidang Humas Polda Lampung Komisaris Besar Zahwani Pandra Arsyad mengungkapkan, korban berlayar dari Australia menuju Jakarta untuk urusan jual beli kapal. Sebelum dirampok, dia sempat singgah di Batam.
Akibat perompakan itu, korban kehilangan uang tunai senilai 700 dollar Australia. Selain itu, dokumen kapal, paspor, makanan, bahan bakar, kemudi kapal, dinamo, hingga aki kapal juga dicuri kawanan perompak.
Kini, kapal jenis yacht dengan nama lambung Hoopla itu dijaga tim Polairud Polda Lampung di Perairan Kula Stabas, Tulang Bawang. ”Setelah mendapat informasi, aparat langsung menuju lokasi dan menemukan korban dalam kondisi selamat,” kata Pandra di Bandar Lampung, Rabu (27/5/2020).
Saat ini, aparat Polda Lampung telah berkordinasi dengan Polda Sumsel untuk memburu para pelaku. Polisi telah menyita barang bukti berupa perahu, tali kapal layar, alat pemancar sinyal, dan perahu tanpa mesin.
Selain uang, dokumen kapal, paspor, makanan, bahan bakar, kemudi kapal, dinamo, hingga aki kapal juga dicuri kawanan perompak.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Lampung Bayu Witara mengungkapkan, kabar perompakan yang dialami WNA Australia itu membuat nelayan di pantai timur Lampung khawatir melaut. Nelayan berharap patroli keamanan diterapkan lebih ketat agar kasus serupa tidak terulang lagi.
Bayu mengatakan, masalah keamanan laut di perbatasan Lampung dengan Sumsel sudah terjadi sejak 2016. Sejumlah nelayan lokal juga pernah menjadi korban perompakan di wilayah itu. Tidak seluruh kapal nelayan lokal dilengkapi alat keselamatan pelayaran agar segera bisa langsung melaporkan kejadian itu kepada aparat.
”Selama ini, nelayan berkomunikasi dengan alat radio yang terhubung pada pemilik kapal di daratan,” ujar Bayu.