Positif Covid-19 Diperkirakan Masih Bakal Muncul, Kalsel Belum Jalankan Skenario Normal Baru
Kasus Covid-19 di Kalimantan Selatan diperkirakan masih terus bertambah pada periode Juni-Juli 2020. Hal itu membuat Pemprov Kalimantan Selatan dipastikan belum bakal menjalankan skenario normal baru pada Juni 2020.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·2 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Kasus Covid-19 di Kalimantan Selatan diperkirakan masih terus bertambah pada periode Juni-Juli 2020. Hal itu membuat Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dipastikan belum bakal menjalankan skenario normal baru pada Juni 2020.
Berdasarkan rekapitulasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Kalimantan Selatan hingga Selasa (26/5/2020) sore, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 630 kasus. Dari jumlah itu, 483 orang dalam perawatan dan karantina khusus, 80 sembuh, dan 67 meninggal dunia.
Sekretaris Daerah Kalsel Abdul Haris Makkie, yang juga Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalsel, mengatakan, pihaknya siap menuju normal baru. Namun, skenario tatanan kehidupan baru itu belum mungkin diterapkan pada Juni mendatang.
”Yang jelas, melaksanakan normal baru itu berdasarkan karakteristik setiap daerah, tidak mungkin disamaratakan. Kami tidak bicara normal baru dulu. Namun, kami tetap bekerja sesuai target yang berujung pada normal baru juga,” kata Haris di Banjarmasin, Selasa.
Untuk menuju normal baru, Pemprov Kalsel bakal gencar melacak kasus Covid-19 pada Juni. Tes cepat dan pemeriksaan sampel usap diperbanyak sehingga kasus positif diperkirakan akan melonjak. Selanjutnya, pada Juli akan lebih fokus pada penyembuhan dan penanganan kasus positif Covid-19.
”Target kami pada Agustus sudah ada penurunan atau pelandaian kasus. Setelah kasus melandai, kita akan memulihkan dampak sosial dan ekonomi. Pada saat itulah, baru masuk ke normal baru,” tuturnya.
Menurut Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel Hanif Faisol Nurofiq, yang juga Wakil Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalsel, pihaknya tidak mau latah mengikuti tatanan kehidupan baru yang sampai sekarang belum jelas konsep dan regulasinya.
”Kami menangani Covid-19 sesuai karakteristik daerah dengan mengikuti protokol yang telah ditetapkan pemerintah pusat. Kami sudah memiliki strategi dan akan menyelesaikannya dalam waktu tiga bulan,” katanya.
Kalsel tidak mau latah mengikuti tatanan kehidupan baru yang sampai sekarang belum jelas konsep dan regulasinya.
Hanif mengatakan, pihaknya bukan tidak serius menangani dampak ekonomi pandemi Covid-19. Namun, perhatian saat ini masih tertuju pada penanganan penyakit atau dampak kesehatan dan juga dampak sosial.
”Jika pada Agustus nanti sudah terjadi penurunan kasus, kami akan lebih serius menangani persoalan ekonomi,” ujarnya.
Dari 13 kabupaten/kota di Kalsel, saat ini, baru Kabupaten Tabalong yang masuk zona hijau karena semua kasus yang terkonfirmasi positif Covid-19 dinyatakan sembuh. Meski begitu, Hanif tetap meminta Pemkab Tabalong tidak melonggarkan protokol kesehatan sampai Agustus.
”Harapan kami, zona hijau di Kalsel bisa merata pada Agustus nanti,” katanya.