Polisi Sudah Temukan Titik Terang Kasus Perampokan di Kuningan
Jajaran Kepolisian Resor Kuningan masih memburu perampok sebuah rumah mewah pengusaha tekstil di Desa Pangkalan, Kecamatan Ciawigebang, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Pelaku menggunakan pedang panjang saat beraksi.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
KUNINGAN, KOMPAS — Aparat Polres Kuningan sudah mendapat titik terang terkait pengungkapan kasus perampokan yang menimpa pengusaha tekstil di Desa Pangkalan, Kecamatan Ciawigebang, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Terjadi di tengah pandemi Covid-19, kasus kriminalitas seperti ini harus menjadi perhatian berbagai pihak.
Kepala Polres Kuningan Ajun Komisaris Besar Lukman Syafri Dandel mengatakan, pihaknya masih menyelidiki kasus itu melalui olah tempat terjadinya perkara dan pemeriksaan enam saksi. Namun, dia mengklaim sudah menemukan titik terang kasus ini.
”Kami sudah mendapatkan petunjuk. Namun, teknisnya tidak bisa disampaikan. Dalam waktu dekat, kami pasti ungkap kasus ini,” ujarnya kepada Kompas di Kuningan, Selasa (19/5/2020).
Menurut Lukman, perampokan yang berlangsung pada Minggu (17/5/2020) sekitar pukul 02.00 itu diduga dilakukan 7-10 orang. Ia membantah jumlah pelaku yang mencapai 20 orang, seperti diberitakan beberapa media dalam jaringan. Namun, ia mengakui, komplotan perampok menggunakan pedang panjang demi mengancam korban, yakni H Udin dan keluarga.
H Udin bersama empat orang lainnya pun disekap. Tangan mereka diikat.
Berdasarkan olah tempat terjadinya perkara, perampok masuk rumah mewah bertingkat itu dengan memanjat tembok belakang setinggi hampir 3 meter. Hal ini tampak dari jejak kaki di sawah yang berada di belakang rumah. Petugas keamanan yang berjaga di pos bagian depan rumah pun tidak mengetahui aksi perampokan itu.
Rumah dengan tanah seluas sekitar 80 meter x 75 meter itu memang tidak berdampingan dengan rumah lainnya. Di sampingnya, terdapat sawah dan lapangan sepak bola. Di depan rumah merupakan jalan raya penghubung Ciawigebang. Jarak rumah itu sekitar 1,1 kilometer dari Kantor Polsek Ciawigebang.
Informasi yang dihimpun Kompas, perampok mendobrak pintu belakang rumah lalu mencoba masuk ke kamar, membongkar lemari. H Udin bersama empat orang lainnya pun disekap. Tangan mereka diikat dan dikurung ke sebuah kamar. Beruntung, seorang penghuni rumah berhasil mengunci pintu dari dalam kamar lalu segera menghubungi kerabat dan polisi.
Mengetahui hal itu, komplotan perampok kabur sembari membawa perhiasan emas. ”Kalau konversi ke rupiah, jumlahnya Rp 369 juta. Tidak ada korban terluka. Salah satu kelemahan (penyelidikan), di TKP tidak ada CCTV (kamera pemantau),” kata Lukman.
Menurut dia, perampokan tersebut merupakan yang kedua kali. Pada 2011, dua perampok merampas uang tunai Rp 700 juta dan sekitar 400 gram emas milik H Udin. Lukman belum bisa memastikan keterkaitan kejadian tersebut dengan kasus kali ini.
”Untuk mencegah kejadian serupa, siskamling (sistem keamanan lingkungan) tingkat RT dan RW harus diaktifkan kembali,” ujarnya.
Kepala Desa Pangkalan Ajat Sudrajat berencana mengaktifkan kembali siskamling. Namun, saat ini, warga sibuk menghadapi wabah Covid-19. Penjagaan jalan masuk desa juga sudah dilakukan hampir 24 jam. Jalan Pangkalan-Jalaksana juga telah ditutup mulai pukul 16.00-01.00 setiap hari dalam beberapa pekan ini.
Pihaknya berharap polisi segera mengungkap kasus perampokan tersebut. ”Selama wabah Covid-19, baru kali ini ada pencurian. Namun, mengerikan karena pelaku bawa pedang. Jelas, warga resah. Apalagi, warga tahu beberapa orang yang dipenjara sudah dibebaskan,” katanya.
Pengajar Fakultas Hukum Universitas Wiralodra Indramayu, Saefullah Yamin, menilai siskamling dan penegakan hukum oleh aparat tidak cukup mencegah kriminalitas saat krisis akibat wabah Covid-19 seperti saat ini. Pandemi telah menghantam perekonomian warga, banyak yang kena pemutusan hubungan kerja atau dirumahkan.
”Lapar tidak bisa menunggu. Kondisi ini akan memengaruhi pola pikir orang berbuat kriminal. Pemerintah setempat perlu segera memperbarui data orang yang kena PHK dan penyandang masalah sosial lainnya untuk dibantu. Masyarakat juga bisa turut serta,” ujarnya.