Perkuat Pangan Saat Pandemi, Mentan Cek Lahan di Kalteng
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengunjungi lokasi cetak sawah yang disiapkan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah di Desa Belanti Siam, Kabupaten Pulang Pisau, Jumat (15/5/2020).
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengunjungi lokasi cetak sawah yang disiapkan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah di Desa Belanti Siam, Kabupaten Pulang Pisau, Jumat (15/5/2020). Program cetak sawah merupakan rencana pemerintah pusat untuk memenuhi kebutuhan pangan selama pandemi Covid-19 ini. Kalteng menyiapkan lahan seluas 300.000 hektar.
Syahrul tiba di Bandar Udara Tjilik Riwut sekitar pukul 11.30 WIB menggunakan pesawat pribadi dan disambut Gubernur Kalteng Sugianto Sabran beserta jajarannya. Selama hampir 2 jam mereka berdiskusi di ruang VIP Bandara Tjilik Riwut kemudian bertolak ke Desa Belanti Siam menggunakan helikopter.
”Selama pandemi dan kemarau ini, sektor ekonomi pertanianlah yang paling layak untuk dikembangkan. Saya ke sini untuk melihat langsung lokasi-lokasinya,” kata Syahrul.
Syahrul menambahkan, lokasi yang disiapkan merupakan lokasi yang selama ini sudah digunakan masyarakat. Namun, pihaknya masih mencari kemungkinan lokasi lainnya setelah melakukan kunjungan. ”Lokasinya bisa di mana saja. Makanya, harus dilihat dulu. Yang jelas, lahan rawa itu sangat memiliki kelayakan untuk produksi,” katanya.
Sebelumnya, pemerintah pusat berencana memanfaatkan lahan seluas 300.000 hektar dari program Food Estate yang disiapkan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dengan total lahan 663.287 hektar. Lahan yang ditawarkan merupakan kawasan hutan dan berada di lahan gambut.
Pada awal Februari 2017, Pemerintah Provinsi Kalteng mengajukan program Food Estate dengan luas lahan mencapai 663.287 hektar. Rinciannya, 300.000 hektar untuk padi organik di Kabupaten Pulang Pisau, Kapuas, dan Kota Palangkaraya; lalu 273.387 hektar untuk tebu di Barito Utara, Barito Selatan, dan Barito Timur.
Ada pula 40.000 hektar untuk singkong di Kabupaten Seruyan, 20.000 hektar untuk cokelat di Barito Selatan dan Barito Utara, serta 20.000 hektar untuk menanam bambu di Kabupaten Seruyan, juga 10.000 hektar untuk peternakan sapi.
Namun, program itu tidak langsung disetujui pemerintah pusat. Saat ini, di tengah pandemi Covid-19, Presiden Joko Widodo memerintahkan BUMN segera membuka lahan baru untuk mengantisipasi krisis pangan di Indonesia. ”Presiden sangat mendukung keinginan Pemprov Kalteng untuk ketahanan pangan, ada banyak komoditas selain padi,” kata Syahrul.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (TPHP) Provinsi Kalteng Sunarti menjelaskan, pengelolaan lahan seluas 300.000 hektar atau hampir lima kali luas DKI Jakarta itu direncanakan menggunakan pola kerja sama dengan kesatuan pengelolaan hutan (KPH) yang ada di Kalteng. Lahan itu hanya digunakan untuk menanam padi.
”Tetapi, itu masih harus menunggu izin investasi dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), baru bisa dilaksanakan atau dikerjakan,” kata Sunarti. Sunarti menambahkan, di masa pandemi ini, pemerintah pusat akan memanfaatkan lahan itu untuk memenuhi kebutuhan pangan di Indonesia.
Gubernur Kalteng Sugianto Sabran mengungkapkan, pihaknya selalu siap menerima program pusat dan keinginan Presiden. Berapa pun lahan yang diperlukan, pihaknya akan memfasilitasi. ”Yang penting bukan luasnya, tetapi hasilnya. Daripada diberikan ke provinsi lain, kan, Presiden inginnya Kalteng,” kata Sugianto.