Jumlah Pasien Gejala Covid-19 Meninggal di Sultra Bertambah
Kasus meninggalnya pasien dalam perawatan dengan gejala Covid-19 di Sulawesi Tenggara terus terjadi. Pengecekan kesehatan skala besar diperlukan agar bisa memutus rantai penyebaran virus.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Seorang pasien dalam pengawasan di Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, meninggal setelah dirawat selama dua hari. Kasus ini menambah panjang kasus kematian pasien dengan gejala Covid-19. Pengecekan menyeluruh diperlukan sebagai deteksi dini penyebaran Covid-19.
Pasien itu berinisial R (28), warga Kolaka Utara. Dia meninggal saat dirawat di RSUD Djafar Harun, Senin (4/5/2020) pukul 22.30 Wita. Pasien diketahui memiliki riwayat perjalanan dari daerah lain, lalu demam, sesak napas, sebelum akhirnya meninggal.
”Disimpulkan meninggal karena sesak napas dan gangguan pada paru. Meski belum ada hasil uji spesimen, pemakaman pasien tetap dilakukan sesuai protokol kesehatan yang disyaratkan. Keluarga mau mengerti dan menyerahkan proses pemularasan jenazah kepada pihak kami. Tadi subuh sudah dimakamkan,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kolaka Utara dr Syarif Nur, yang dihubungi dari Kendari, Selasa (5/5/2020).
Syarif mengatakan, pasien R memiliki riwayat perjalanan dari Makassar, Sulawesi Selatan. Ia baru kembali ke kampung halamannya sekitar 20 hari yang lalu, atau di pertengahan April. Setelah tiba, pasien mengalami demam dan sesak.
Pasien baru datang ke rumah sakit pada Minggu (3/5/2020). Kondisi pasien menurun, terus mengalami sesak dan batuk parah. Pengecekan melalui rontgen menunjukkan flek di paru-paru. Selain itu, darah pasien juga lebih rendah dari seharusnya.
”Kondisi pasien terus turun, hingga tidak terselamatkan. Ini menjadi kasus pertama pasien dengan gejala Covid-19 yang meninggal di wilayah ini. Pemkab juga telah menunjuk wilayah yang akan dikhususkan untuk pemakaman serupa,” terangnya.
Pengecekan kesehatan keluarga pasien, terang Syarif, akan dilakukan dalam waktu dekat. Pemeriksaan itu menunggu hasil uji laboratorium spesimen pasien yang telah dikirimkan ke Makassar. Pengawasan terhadap kontak erat pasien juga akan dilakukan.
Kasus PDP yang meninggal baru pertama kali terjadi di Kolaka Utara. Namun, untuk tingkatan provinsi, kasus meninggal PDP terus terjadi. Sejak Maret hingga April, sedikitnya ada lima kasus PDP meninggal di Sultra. Terakhir, seorang PDP asal Konawe Selatan meninggal pada akhir April lalu.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sultra dr Rabiul Awal mengatakan, sejumlah kasus PDP yang meninggal memang terjadi di wilayah ini. Meski demikian, setelah uji spesimen dilakukan, pasien diketahui negatif terinfeksi virus.
”Untuk yang terakhir, misalnya, PDP asal Konawe Selatan yang meninggal pada 29 April lalu, hari ini hasil laboratoriumnya telah keluar, dan dinyatakan negatif. Pemeriksaan yang masif memang diperlukan,” kata Rabiul. ”Hanya saja, memang kewaspadaan harus terus ditingkatkan, dan segera memeriksakan diri jika merasa memiliki gejala Covid-19, pernah kontak erat dengan pasien positif, atau pernah berkunjung ke daerah zona merah.”
Kewaspadaan harus terus ditingkatkan, dan segera memeriksakan diri jika merasa memiliki gejala Covid-19, pernah kontak erat dengan pasien positif, atau pernah berkunjung ke daerah zona merah.
Terlebih lagi, sambung Rabiul, hingga Selasa sore, jumlah pasien positif Covid-19 di Sultra terus bertambah lima orang. Total pasien positif sebanyak 69 orang, dengan kasus sembuh 15 kasus, dan meninggal dua orang.
Lima pasien baru, urai Rabiul, merupakan pasien dari beberapa kluster yang tersebar di Kendari, Kolaka Utara, dan Kolaka Timur. Dua di antara pasien tersebut adalah anak balita berumur 4 tahun dan anak berumur 7 tahun.