Penyekatan Akses Antardaerah di Jateng Selatan Belum Efektif
Akses antarwilayah di Jawa Tengah bagian selatan mulai disekat. Namun, pemeriksaan kendaraan di sejumlah titik perbatasan masih tampak belum efektif.
Oleh
Wilibrordus Megandika Wicaksono
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Akses antardaerah di wilayah Jawa Tengah bagian selatan mulai disekat sebagai tindak lanjut larangan mudik sebagai antisipasi penularan Covid-19. Meski demikian, di sejumlah titik, penyekatan belum efektif.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Banyumas Agus Nur Hadie, Minggu (26/4/2020), menyampaikan, untuk memantau para pendatang ke wilayah Banyumas, pemeriksaan kendaraan dari luar kota dilakukan di empat titik sejak Sabtu (25/4/2020). Keempat titik itu masing-masing di Pekuncen-Ajibarang (berbatasan dengan Brebes), Lumbir (berbatasan dengan Cilacap), Sumpiuh (berbatasan dengan Kebumen), serta Sokaraja (berbatasan dengan Purbalingga).
Dari pantauan Kompas di perbatasan Kecamatan Sokaraja dengan Kabupaten Purbalingga, Minggu siang, rambu dan papan telah dipasang. Namun, tidak ada petugas yang berjaga di jalan raya. Akibatnya, pengendara sepeda motor ataupun mobil terus melaju melalui rambu dan papan bertuliskan, ”Posko Tanggap Darurat Covid-19, Semua Kendaraan Wajib Berhenti”.
Tidak terlihat bangunan tenda di tepi jalan di mana rambu-rambu itu terpasang sepanjang sekitar 200 meter. Saat dikonfirmasi, Agus menyebutkan bahwa petugas berada di tenda posko yang letaknya berada agak masuk ke dalam permukiman atau pekarangan warga. ”Harusnya SOP (petugas) mengarahkan kendaraan,” kata Agus.
Sementara itu, di Kabupaten Purbalingga, setelah gapura yang berbatasan dengan Banyumas, juga terdapat beberapa spanduk bertuliskan posko pemantauan. Dari pantauan, ada beberapa tenda posko, tapi di sana juga tidak ada petugas pemeriksa kendaraan.
Penyekatan dengan menggunakan pembatas beton justru tampak di Desa Kedungbenda, Kecamatan Kemangkon, Purbalingga. Akses alternatif penghubung Purbalingga-Banyumas melalui Jembatan Linggamas ini dipasangi enam blok beton sehingga kendaraan roda empat tidak bisa melintas. Kendaraan roda empat yang melalui jalur ini terpaksa putar balik.
Terkait kasus Covid-19, Bupati Banyumas Achmad Husein menyampaikan, saat ini jumlah pasien positif Covid-19 sudah mencapai 36 orang. Penularan dipicu tiga kluster, yaitu kluster Gowa sebanyak 19 orang, kluster Kecamatan Berkoh sebanyak 3 orang, dan sisanya kluster individu. Penambahan kasus positif dari kluster Gowa masih dimungkinkan karena beberapa pasien saat ini masih menunggu hasil uji swab.
”Yang masih mungkin berkembang di kluster (Gowa) itu. Dari 300 rapid test, ada 40 yang reaktif. Ini masih menunggu hasil uji swab. Hasil swab saat ini 19 orang positif (sehingga) ini masih bisa tambah dari kluster ini,” kata Husein melalui video yang diunggah di akun media sosialnya di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Minggu (26/4/2020) sore.
Potensi penambahan kasus di Banyumas juga bisa terjadi akibat masuknya para pendatang. Setidaknya ada lebih dari 30.000 pendatang masuk ke Banyumas.
Husein mengungkapkan, potensi penambahan kasus di Banyumas juga bisa terjadi akibat masuknya para pendatang. Mereka bisa jadi adalah orang tanpa gejala, dan berpotensi menulari keluarga atau warga di sekitarnya. Setidaknya ada lebih dari 30.000 pendatang masuk ke Banyumas.
”Banyak pendatang lalu nanti bisa jadi ODP (orang dalam pemantauan). Bisa jadi OTG (orang tanpa gejala) bisa langsung ke PDP (pasien dalam pengawasan), dan masuk ke positif,” katanya.