Data Kasus Berbeda dengan Pusat, Jateng Cari Solusi
Pemprov Jawa Tengah berupaya agar data yang ditampilkan di laman resmi penanganan Covid-19 provinsi sama dengan pemerintah pusat. Saat ini tengah digagas sistem terintegrasi untuk meminimalkan perbedaan data.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berupaya agar data yang ditampilkan di laman resmi penanganan Covid-19 provinsi sama dengan pemerintah pusat. Saat ini tengah digagas sistem terintegrasi untuk meminimalkan perbedaan data itu.
Selama ini kerap ada perbedaan antara data yang setiap hari diperbarui pemerintah pusat di laman https://www.covid19.go.id dan data di https://corona.jatengprov.go.id/. Perbedaan terlihat dalam jumlah kasus terkonfirmasi, pasien sembuh, dan pasien meninggal.
Pada Jumat (24/4/2020) malam, misalnya, menurut laman covid19.go.id, di Jateng terkonfirmasi 575 kasus positif Covid-19, 58 sembuh, dan 54 meninggal. Data kasus positif itu sama dengan yang tertera pada corona.jatengprov.go.id, tetapi data pasien sembuh dan meninggal tidak serupa.
Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo, saat menjawab pertanyaan wartawan, melalui telekonferensi video, Sabtu (25/4/2020), mengatakan, perbedaan data terjadi karena pusat, provinsi, dan kabupaten/kota memiliki sistem informasi masing-masing. Cara dan waktu memperbaruinya pun berbeda.
”Selama sistem dan waktu input berbeda, maka datanya akan berbeda. Provinsi, 35 kabupaten/kota di Jateng, dan pusat adminnya berbeda-beda. Di Jateng terdapat 13 rumah sakit lini pertama, 45 rumah sakit lini kedua, dan 144 rumah sakit lini ketiga sehingga selama ini tak serentak meng-input-nya,” ujar Yulianto.
Akan tetapi, saat ini Pemprov Jateng tengah membangun satu sistem informasi terintegrasi. Tujuannya agar selisih data antara daerah dan pusat bisa ditekan. ”Kami berupaya membuat satu jembatan sistem, terutama dengan pusat. Kami sudah mengajukan izin dan sedang ditindaklanjuti. Mudah-mudahan segera terlaksana,” lanjutnya.
Kami berupaya membuat satu jembatan sistem, terutama dengan pusat. Kami sudah mengajukan izin dan sedang ditindaklanjuti. Mudah-mudahan segera terlaksana.
Berdasarkan pantauan Kompas, data di laman corona.jatengprov.go.id rutin diperbarui. Sementara data laman covid19.go.id umumnya diperbarui pada sore hari, mengikuti perkembangan yang disampaikan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Hingga Sabtu (25/4/2020) pukul 14.23, data Pemprov Jateng menunjukkan 588 kasus positif Covid-19, dengan rincian 452 dirawat, 72 sembuh, dan 64 meninggal. Sementara pada data Gugus Tugas Pusat, di Jateng, hingga Jumat (24/4/2020) pukul 16.00, terkonfirmasi 575 positif, 58 sembuh, dan 54 meninggal.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengusulkan pemerintah pusat dan daerah memakai pendataan terintegrasi. Penghimpunan data terkait Covid-19 sebaiknya dari kabupaten/kota dan diakumulasi secara nasional.
Sementara itu, terkait tak ditampilkannya data pasien dalam pengawasan (PDP) meninggal secara akumulatif di laman corona.jatengprov.go.id, Yulianto menekankan, PDP bukan terkonfirmasi positif. Apabila setelah meninggal lalu dinyatakan positif, langsung dimasukkan pada kelompok positif Covid-19.
”Saat hasil keluar dan dinyatakan positif, maka dia bukan PDP lagi. Intinya, kalau masyarakat ingin tahu sebenarnya bisa karena kami ada datanya,” kata Yulianto.