Bantuan DKK di Bali Disambut Sukacita di Tengah Pandemi Covid-19
Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) menyalurkan bantuan, yang diterima dari para pembaca ”Kompas” dan donatur, bagi komunitas orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Bali melalui Yayasan Spirit Paramacitta Denpasar.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) menyalurkan bantuan, yang diterima dari para pembaca Kompas dan donatur, bagi komunitas orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Bali. Bantuan ini diserahkan melalui Yayasan Spirit Paramacitta, lembaga pendampingan dan pelayanan bagi ODHA di Bali.
Sebanyak 50 paket bahan kebutuhan pokok, di antaranya beras, minyak goreng, dan gula pasir, didistribusikan Yayasan DKK kepada komunitas atau kelompok masyarakat yang rentan dan juga terimbas dampak pandemi penyakit akibat virus korona baru (Covid-19).
Paket bahan pokok yang berjumlah 50 buah itu diserahkan perwakilan Kompas Gramedia (KG) di Bali kepada pihak Yayasan Spirit Paramacitta di kantor yayasan di wilayah Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Jumat (24/4/2020). Penyerahan bantuan paket bahan pokok dari Yayasan DKK secara simbolis dilaksanakan Branch Manager KGXpress Bali Johannes John kepada Direktur Yayasan Spirit Paramacitta Denpasar Ni Putu Ayu Utami Dewi.
”Bantuan ini dari para pembaca dan donatur yang disalurkan melalui Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas,” kata John. ”Semoga bantuan ini bermanfaat bagi teman-teman yang membutuhkan,” ujarnya.
Setiap paket bahan makanan pokok itu berisi 5 kilogram beras, 2 kilogram (kg) gula pasir, 1 liter minyak goreng, 1 bungkus kecap manis ukuran 600 mililiter, 2 kotak teh, dan 10 bungkus mi instan. Secara keseluruhan, bantuan berupa 50 paket bahan pokok yang disalurkan Yayasan DKK di Bali itu bernilai Rp 7,5 juta.
”Ini luar biasa dukungannya dari Kompas melalui Dana Kemanusiaan Kompas,” kata Utami. ”Kami bersama teman-teman memang mengalami tantangan dalam situasi pandemi Covid-19 ini, terutama dalam membantu layanan kepada teman-teman ODHA. Ketika harus memberikan layanan, kami juga harus memikirkan risiko penularan Covid-19,” ujar Utami.
Kami bersama teman-teman memang mengalami tantangan dalam situasi pandemi Covid-19 ini, terutama dalam membantu layanan kepada teman-teman ODHA.
Yayasan Spirit Paramacitta berdiri sejak 2001. Hingga April 2020, kegiatan pendampingan dan layanan dari Yayasan Spirit Paramacitta sudah menjangkau sekitar 6.000 ODHA di Kota Denpasar dan 7 kabupaten lainnya di Bali. Tidak sedikit dari kalangan penerima pendampingan dan layanan dari Yayasan Spirit Paramacitta itu kemudian bergabung ke yayasan serta menjadi staf program pendampingan dan layanan.
”Saya bergabung dengan yayasan karena dahulu saya juga didampingi teman-teman dari yayasan,” kata Jeri (41), anggota staf pendampingan di Yayasan Spirit Paramacitta. Jeri saat ini mendampingi komunitas ODHA di wilayah Kuta Selatan, Kabupaten Badung. ”Bantuan dari Dana Kemanusiaan Kompas ini tentu sangat berarti bagi teman-teman,” ujarnya.
Meskipun di Provinsi Bali belum diterapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) seperti di Provinsi DKI Jakarta dan Sumatera, selama masa tanggap darurat pandemi penyakit Covid-19 di Bali sudah diterapkan sejumlah pembatasan, di antaranya pembatasan aktivitas di luar rumah, pembatasan kerja, dan pembatasan sosial lainnya.
Penyaluran bantuan paket bahan makanan pokok dari Yayasan DKK ke pihak Yayasan Spirit Paramacitta itu pun diupayakan mengikuti prosedur pencegahan penyebaran penyakit Covid-19, misalnya memakai masker, meminimalkan kerumunan atau keramaian, dan menjaga jarak.
”Terima kasih banyak atas bantuannya. Mudah-mudahan banyak orang dan pihak seperti Kompas yang peduli serta tergerak untuk membantu masyarakat yang membutuhkan dukungan di tengah kondisi menghadapi Covid-19,” kata Nyonya Desi (46), seorang ibu berstatus ODHA dan menjadi orangtua tunggal, seusai penyerahan bantuan paket bahan pokok dari Yayasan DKK melalui Yayasan Spirit Paramacitta itu.