Sejumlah upaya dilakukan pemerintah daerah menghadapi pandemi. Pemkab Purbalingga menyiapkan lebih dari 30.000 paket sembako untuk warga terdampak Covid-19. Sementara Pemkab Kebumen menyiapkan rumah sakit darurat.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURBALINGGA, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Purbalingga menyiapkan 36.350 paket sembako sebagai bantuan Jaring Pengaman Sosial (JPS) untuk masyarakat yang terdampak Covid-19. Paket sembako akan didistribusikan dalam tiga tahap. Tahap pertama dibagikan awal Mei, tahap kedua menjelang Idul Fitri 1441 Hijriah, dan tahap ketiga pada Juni.
”Dinas Perindustrian dan Perdagangan Purbalingga bersama OPD lain menyiapkan 36.350 paket sembako untuk warga di Purbalingga,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Purbalingga Sidik Purwanto di Purbalingga, Jawa Tengah, seperti dikutip dari siaran pers yang diterima pada Kamis (23/4/2020).
Setiap paket sembako berisi enam jenis bahan pangan, yaitu beras 10 kilogram, mi instan, kecap, kerupuk udang, minyak goreng, dan telur. ”Hari ini kami rapat dengan para camat agar nantinya pendistribusian bantuan paket sembako tepat diterima oleh masyarakat terdampak meskipun bantuannya sedikit,” kata Sidik.
Saya meninjau sekaligus mengecek persiapan Pemkab dalam penyaluran JPS di Purbalingga yang berada di gudang UPT LIK. Ini bantuannya akan segera didistribusikan dalam waktu dekat. (Dyah Hayuning Pratiwi)
Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi menuturkan, bantuan Jaring Pengaman Sosial untuk warga Purbalingga yang terdampak Covid-19 masih dalam proses pengepakan. Pengerjaan pengemasan dipusatkan di kompleks UPT Lingkungan Industri Kecil (LIK).
”Saya meninjau sekaligus mengecek persiapan pemkab dalam penyaluran JPS di Purbalingga yang berada di gudang UPT LIK. Ini bantuannya akan segera didistribusikan dalam waktu dekat,” ujar Pratiwi.
Selain menggunakan dana APBD Kabupaten, Bupati juga mendorong semua desa di Purbalingga memaksimalkan bantuan bantuan kepada masyarakat dengan dana desanya. Semua tingkatan bergerak melakukan fokus ulang anggaran untuk penanganan covid-19, mulai dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, sampai tingkat desa.
Rumah sakit darurat
Pemerintah Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, menyiapkan UPTD Klinik Pengobatan Paru sebagai rumah sakit darurat bagi pasien Covid-19. Rumah sakit darurat ini akan mulai difungsikan pada Jumat (23/4/2020). ”Insya Allah Jumat saat awal Ramadhan sudah mulai kita operasionalkan,” kata Bupati Kebumen Yazid Mahfudz, seperti dikutip dari siaran pers yang diterima pada Kamis (22/4/2020) malam.
Untuk memastikan kesiapan menampung pasien, Yazid meninjau klinik yang terletak di Jalan Gelatik 2A Kelurahan Panjer, Kecamatan Kebumen. Diharapkan penanganan pasien Covid-19 di Kabupaten Kebumen bisa lebih optimal.
”Rumah sakit darurat ini sebagai bentuk antisipasi membludaknya jumlah orang dalam pemantauan (ODP) maupun pasien dalam pengawasan (PDP),” tuturnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kebumen Budi Satrio menjelaskan, rumah sakit darurat dibagi dalam tiga zona. Zona 1 untuk pasien yang sudah dilakukan rapid test atau tes cepat. Zona ini sudah siap menerima pasien 100 persen.
Selanjutnya, zona 2 untuk pasien dalam pengawasan (PDP) yang belum dilakukan tes cepat. Saat ini, zona 2 sudah selesai 90 persen. Sementara zona 3 untuk karantina orang dalam pemantauan (ODP). Zona ini baru selesai 25 persen. ”Zona 3 untuk mengantisipasi ODP yang tidak diterima oleh keluarganya maupun tidak ada fasilitas karantina di desa,” ujar Budi.
Menurut Budi, pada hari pertama dioperasikan, rumah sakit darurat ini akan langsung ditempati oleh 11 pasien yang sudah dilakukan tes cepat dengan hasil positif. Sebelas pasien tersebut merupakan jemaah ijtima Gowa.
”Besok Jumat sudah bisa menerima yang rapid positif untuk menunggu swab. Ketika positif swab, kita langsung kirim ke rumah sakit rujukan,” ujarnya.
Hingga Rabu, di Kebumen tercatat ada 2.339 orang ODP. Dari jumlah itu, sebanyak 1.940 orang di antaranya telah selesai pemantauan. Pasien dengan pengawasan (PDP) tercatat 100 orang, 5 meninggal dunia tanpa hasil laboratorium, 27 orang di antaranya telah selesai pengawasan.
Adapun PDP yang masih dalam pengawasan ada sebanyak 27 orang. PDP dengan hasil lab negatif 39 orang. Pasien positif Covid-19 hingga saat ini ada 9 orang. Lima di antaranya dalam perawatan, 2 sembuh, dan 2 meninggal dunia.