Di Tengah Pandemi Covid-19, Ekspor Ikan Maluku Melejit Lima Kali Lipat
Di tengah pandemi Covid-19 yang memukul sektor perekonomian, Maluku mencatat nilai ekspor perikanan yang fantastis. Nilai ekspor sepanjang tahun ini mencapai Rp 199 miliar atau melejit hampir lima kali lipat.
Oleh
FRANS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Di tengah pandemi Covid-19 yang memukul sektor perekonomian, Maluku mencatat nilai ekspor perikanan yang fantastis. Nilai ekspor sepanjang tahun ini mencapai Rp 199 miliar atau hampir lima kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan nilai ekspor pada periode yang sama tahun lalu, yakni sebesar Rp 41 miliar. Produksi perikanan Maluku akan terus digenjot untuk menjawab kebutuhan pasar dunia.
Data ekspor itu dihimpun Kompas dari Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Ambon, Jumat (17/4/2020). Hasil perikanan yang diekspor adalah ikan kerapu, tuna, layang, kepiting hidup, dan udang. BKIPM merupakan satu-satunya lembaga melakukan pemeriksaan terhadap mutu hasil perikanan sebelum ekspor. Lembaga tersebut berada di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Ridwan, anggota staf pada bagian Pengendali Hama Penyakit Ikan BKIPM Ambon, menuturkan, nilai ekspor sepanjang Januari hingga Maret 2020 berturut-turut adalah Rp 80 miliar, Rp 62 miliar, dan Rp 57 miliar. Sementara itu, pada periode yang sama tahun 2019 berturut-turut Rp 16 miliar, Rp 5 miliar, dan Rp 21 miliar. ”Ini bahkan tertinggi dalam catatan BKIPM Ambon sejauh ini,” ujarnya.
Sepanjang Januari hingga Maret 2020, ekspor dilakukan 222 kali, sedangkan Januari hingga Maret 2019 sebanyak 96 kali. Volume ekspor 2020 sebanyak 2.300 ton, sedangkan 2019 sebanyak 305 ton. Negara tujuan ekspor adalah China, Amerika Serikat, Korea, Hong Kong, Vietnam, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Sri Lanka, dan sejumlah negara Eropa.
Menurut Ridwan, potensi ekspor akan terus meningkat mengingat pelaku ekspor menambah produksi. ”Apalagi, bulan-bulan mendatang ini puncak musim ikan. Perairan kita memang sedang subur sebagai dampak dari penertiban penangkapan ilegal, penangkapan tidak sesuai regulasi, dan penangkapan yang tidak dilaporkan,” papar Ridwan.
BKIPM memberikan pendampingan mulai dari tingkat nelayan untuk memastikan agar hasil tangkap memenuhi standar kualitas ekspor. Pemeriksaan komoditas sebelum diekspor dilakukan dengan teliti. Sejauh ini tidak ada klaim dari pengimpor mengenai kualitas ikan dari Maluku.
Beralih jadi nelayan
Pantauan Kompas di Pelabuhan Pendaratan Pantai Eri, Kota Ambon, Jumat (17/4) pagi, puluhan perahu motor membawa ikan ke darat. Ikan lalu dijual ke pasar dan sejumlah perkampungan di Ambon. Stok ikan dapat mencukupi kebutuhan masyarakat Kota Ambon yang mencapai 15 ton setiap hari. Harga ikan stabil. Ikan pelagis kecil dengan bobot 2 kilogram dijual Rp 50.000.
Ateng Noija (41), nelayan, menuturkan, di tengah pandemi korona ini, banyak orang yang mengalami pemutusan hubungan kerja beralih menjadi nelayan. Bagi mereka, bekerja di laut lebih aman, jauh dari kerumunan orang. Bersentuhan dengan air laut membuat daya tahan tubuh mereka meningkat. ”Sekarang ini ikan lagi banyak jadi pas. Nelayan tidak terlalu kerja keras di tengah laut,” ujarnya.
Sekarang ini ikan lagi banyak jadi pas. Nelayan tidak terlalu kerja keras di tengah laut.
Ia berharap agar nelayan mendapat insentif sebagaimana program jaring pengaman sosial yang sedang disusun pemerintah. Harapan lainnya adalah penyediaan bahan bakar di setiap perkampungan nelayan. Di tengah kondisi krisis semacam ini, ada potensi kelangkaan bahan bakar sehingga memicu kenaikan harga.
Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kasrul Selang mengatakan, jaringan pengaman sosial akan menyasar semua kalangan yang terdampak termasuk nelayan. Dengan begitu, ia berharap agar produksi perikanan di Maluku terus digenjot untuk memenangkan kompetisi global. ”Kuncinya jaga kualitas,” ujar Kasrul, beberapa waktu lalu
Maluku memiliki potensi perikanan yang sangat besar, yakni sekitar 30 persen dari potensi nasional. Sebaran potensi itu ada di Laut Banda, Laut Arafura, dan Laut Seram.