Komnas HAM menyelidiki penyebab terjadinya insiden penembakan lima anggota Polres Mamberamo Raya pada Minggu kemarin.
Oleh
FABIO COSTA
·4 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia menyelidiki penyebab insiden penembakan lima anggota polisi di daerah Kasonaweja, Kabupaten Mamberamo Raya, Minggu (12/4/2020) pukul 07.40 WIT kemarin. Satu orang telah dimintai keterangan.
Insiden penembakan itu melibatkan lima anggota Polres Mamberamo Raya dengan anggota TNI di Pos Satgas Pamrahwan Yonif 755/20/3-Kostrad. Akibatnya, tiga anggota Polres Memberamo Raya meninggal, dan dua lainnya terluka.
Kepala Perwakilan Komnas HAM Wilayah Papua, Frits Ramandey seusai mengunjungi salah satu korban penembakan di Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura, Senin (13/4/2020), memaparkan hasil temuan Komnas HAM.
Frits menuturkan, insiden ini bermula dari pertengkaran anggota Polres Mamberamo Raya, Bripka Petrus Douw dengan seorang tukang ojek sepeda motor pada Jumat (10/4/2020). Pertengkaran ini terjadi karena Petrus tidak membayar uang penyewaan sepeda motor sesuai dengan tarif yang telah ditentukan.
Pada hari yang sama, tukang ojek sepeda motor tersebut mengadu ke anggota Satgas Yonif 755/Yalet. Sebanyak enam oknum anggota TNI dari Pos Satgas Yonif 755/Yalet kemudian mengeroyok Petrus hingga terluka di wajah dan bibir.
Pemukulan ini memicu amarah rekan-rekan Petrus di Polres Mamberamo Raya. Lima anggota Polres Mamberamo Raya kemudian mendatangi Pos Pengamanan Satgas Yonif 755/Yalet di Kampung Kasonaweja pada Minggu (12/4/2020). Mereka hendak meminta klarifikasi terkait pemukulan Petrus namun berujung penembakan. Akibatnya, tiga anggota meninggal dan dua orang lainnya terluka. Kelima korban adalah anggota Polres Mamberamo Raya.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Bidang Humas Polda Papua, identitas tiga anggota Polres Mamberamo Raya yang meninggal dunia yakni Briptu Marcelino Rumaikewi dengan luka tembak di leher bagian kanan, Bripda Yosias Dibangga dengan luka tembak di leher bagian kiri dan Brigpol Robert Marien luka di punggung.
Adapun dua anggota Polres yang terluka dalam insiden ini yakni Bripka Alva Titaley dengan luka di paha bagian kiri dan Briptu Alexander Ndun di paha bagian kiri.
"Kami telah mengambil keterangan dari Petrus terkait insiden pemukulan tersebut. Dia turut menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara," kata Frits.
Ia menuturkan, insiden penembakan lima anggota polisi di Mamberamo Raya telah mencoreng sinergitas TNI Polri di mata masyarakat Papua khususnya Mamberamo Raya.
"Kami meminta agar para pelaku penembakan disidangkan secara terbuka di Jayapura. Rencananya Komnas HAM akan mengambil keterangan dari dua korban luka tembak di Rumah Sakit Bhayangkara dan pihak Yonif 755/Yalet yang bertugas di Kasonaweja," tutur Frits.
Kepala Polda Papua Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw membenarkan bahwa insiden itu bermula dari pertengkaran salah satu anggota Polres Mamberamo Raya bernama Petrus dengan seorang tukang ojek sepeda motor. Seharusnya Petrus membayar Rp 150.000. Ia hanya membayar Rp 50.0000 ke tukang ojek tersebut.
Awalnya pada Jumat sekitar pukul 22.00 WIT Kepala Polres Mamberamo Raya AKBP Alexander Louw bersama perwakilan perwira Penghubung TNI AD di Mamberamo Raya bisa meredam keributan itu . "Ternyata tanpa sepengetahuan Kapolres, sejumlah anggota polisi ini berinisiatif meminta klarifikasi dari anggota Pos Satgas Yonif 755/Yalet pada Minggu. Kemudian terjadilah insiden tersebut," ungkap Paulus.
Paulus menambahkan, tim investigasi dari Polda Papua dan Kodam XVII Cendrawasih telah berada di Mamberamo Raya untuk menyelidiki kronologis terjadinya penembakan di Pos Satgas Yonif 755/Yalet di Kasonaweja.
Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab menyampaikan permohonan maaf dan rasa turut berduka cita yang mendalam bagi seluruh keluarga korban. Ia menyayangkan terjadinya insiden tersebut.
"Kami akan memberikan sanksi tegas sesuai hukum yang berlaku bagi anggota yang terlibat dalam penembakan lima anggota Polres Mamberamo. Saat ini tim kami telah berada di Mamberamo Raya untuk menyelidiki insiden ini," tegas Herman.
Kami akan memberikan sanksi tegas sesuai hukum yang berlaku bagi anggota yang terlibat dalam penembakan lima anggota Polres Mamberamo
Anggota ditarik
Komandan Resor Militer 172/Praja Wira Yakti, Kolonel Inf Binsar Sianipar selaku bagian dari tim investigasi mengatakan, seluruh anggota Satgas Yonif 755/Yalet telah ditarik dari posnya di Mamberamo Raya ke Jayapura.
Tujuan dari penarikan anggota Yonif 755/Yalet di Mamberamo Raya untuk mempermudah proses pemeriksaan terkait insiden penembakan lima anggota polisi tersebut.
"Kami akan menggantikan mereka dengan satuan dari kodim setempat. Kami berharap masyarakat tetap percaya karena masalah ini akan diproses sesuai hukum yang berlaku," kata Binsar.
Ia pun menambahkan, tim investigasi gabungan dari TNI dan Polri telah memeriksa anggota Yonif 755/Yalet dan Polres Mamberamo Raya dari Minggu hingga Senin ini.
"Saya selaku pimpinan yang bertanggung jawab atas satgas ini menyampaikan permohonan maaf dan turut berduka cita bagi keluarga tiga anggota polisi yang meninggal dalam insiden ini," tambahnya.