51 Hasil Reaktif Tes Cepat Ditindaklanjuti di Kalimantan Selatan
Tes cepat untuk mendeteksi penyakit Covid-19 yang disebabkan virus SARS-CoV-2 atau korona baru pada warga Kalimantan Selatan sejauh ini menunjukkan hasil reaktif atau positif sebesar 5,27 persen.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARBARU, KOMPAS — Tes cepat untuk mendeteksi penyakit Covid-19 yang disebabkan virus SARS-CoV-2 atau korona baru pada warga Kalimantan Selatan menunjukkan hasil reaktif atau positif sebesar 5,27 persen. Sebanyak 51 hasil reaktif dari 967 tes cepat yang sudah dilakukan langsung ditindaklanjuti dengan pemeriksaan laboratorium.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Kalsel telah menerima 2.400 buah alat tes cepat (rapid test) dari pemerintah pusat. Sebagian besar alat tes cepat telah didistribusikan ke kabupaten/kota.
Sampai dengan Jumat (10/4/2020), sebanyak 967 orang dilaporkan sudah melakukan tes cepat. Sasaran dalam tes cepat itu adalah orang dalam pemantauan (ODP) dengan gejala klinis tertentu, pasien dalam pengawasan (PDP), dan petugas medis yang berkontak atau menangani pasien positif Covid-19.
Ini dalam rangka tata kelola untuk mempercepat memutus mata rantai penularan. (Muhammad Muslim)
”Hasil reaktif sebesar 5,27 persen itu langsung ditindaklanjuti dengan melakukan upaya konfirmasi hasil melalui tes PCR (polymerase chain reaction) di laboratorium,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel Muhammad Muslim, yang juga Sekretaris sekaligus Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Banjarbaru, Sabtu (11/4/2020).
Tidak di Jakarta
Pemeriksaan PCR kini tidak lagi dilakukan di Jakarta, tetapi sudah bisa dilakukan di Laboratorium Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit, Banjarbaru. Dengan demikian, hasilnya bisa lebih cepat diketahui dan penanganan juga bisa lebih cepat. ”Ini dalam rangka tata kelola untuk mempercepat memutus mata rantai penularan,” ujarnya.
Menurut Muslim, orang yang telah menjalani tes cepat dengan hasil reaktif akan terus dipantau. Jika kondisi orang tersebut tetap stabil, ia disarankan untuk isolasi mandiri di rumah. Tetapi, kalau ada gejala tertentu mulai ringan hingga sedang, ia akan diisolasi di rumah sakit. ”Kalau gejalanya sudah berat, ia akan dirujuk ke rumah sakit rujukan yang telah ditentukan,” katanya.
Pada Sabtu (11/4) petang, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalsel melaporkan ada 1.194 orang dalam pemantauan (ODP), 13 pasien dalam pengawasan (PDP), dan 29 kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Dari 29 kasus positif, sebanyak 23 orang masih dalam perawatan, 2 sembuh, dan 4 meninggal.
Kasus positif Covid-19 di Kalsel sejauh ini sudah ditemukan di delapan kabupaten/kota, yakni Banjarmasin (17), Banjar (5), Tabalong (2), Banjarbaru (1), Barito Kuala (1), Balangan (1), Tapin (1), dan Tanah Bumbu (1).
Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Banjarmasin sudah memperketat pengawasan arus masuk orang di perbatasan masuk Banjarmasin untuk membatasi penularan Covid-19. Posko pengawasan didirikan di perbatasan Kota Banjarmasin dengan Kabupaten Banjar serta di perbatasan Kota Banjarmasin dengan Kabupaten Barito Kuala.
”Kami juga sudah menyiapkan RSUD Sultan Suriansyah untuk menangani pasien Covid-19. Di RSUD tersebut telah dipersiapkan tiga kamar isolasi dengan kapasitas 10 orang, alat pelindung diri bagi tenaga medis, serta ruang detoksifikasi,” kata Ibnu Sina.