Bantuan Bahan Pokok untuk 250.000 Keluarga Terdampak di Surabaya
Pemerintah Kota Surabaya menganggarkan sekitar Rp 196 miliar untuk penanganan Covid-19 selama dua bulan. Dana tersebut untuk pengadaan barang dan bantuan bahan makanan kepada 250.000 masyarakat berpenghasilan rendah.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA/IQBAL BASYARI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, menganggarkan dana sekitar Rp 196 miliar untuk penanganan Covid-19 di Surabaya selama dua bulan. Dana tersebut untuk pengadaan barang dan bantuan kepada 250.000 masyarakat berpenghasilan rendah terdampak Covid-19.
Sekretaris Kota Surabaya Hendro Gunawan di Surabaya, Selasa (7/4/2020), mengatakan, Pemkot Surabaya melakukan rasionalisasi anggaran lebih dari Rp 196 miliar untuk penanganan Covid-19 selama April dan Mei 2020. Anggaran bersumber dari pos belanja tidak terduga Rp 12,5 miliar dan belanja langsung Rp 184 miliar.
Pemkot Surabaya juga memberikan bantuan bahan pokok untuk 250.000 keluarga terdampak dari kalangan masyarakat berpenghasilan rendah (Hendro Gunawan).
Sejumlah kebutuhan mendesak selama pandemi Covid-19 adalah membeli kebutuhan untuk pencegahan penularan di masyarakat. Beberapa di antaranya untuk pembelian ventilator, disinfektan, alat pelindung diri, dapur umum, serta pemberian makan untuk orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP)
”Pemkot Surabaya juga memberikan bantuan bahan pokok untuk 250.000 keluarga terdampak dari kalangan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR),” katanya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, hingga saat ini, tercatat ada 235.168 keluarga yang masuk kategori MBR. Namun, anggaran yang disiapkan untuk bantuan sebanyak 250.000 keluarga sebagai bentuk antisipasi jika ada warga yang belum masuk MBR, tetapi kehidupannya terdampak Covid-19. Mereka diminta segera melapor ke kelurahan agar bisa mendapatkan bantuan tersebut.
Pada tahap awal, selama dua bulan, mereka mendapat bantuan berupa beras, kering tempe, dan abon senilai Rp 642.400 setiap bulan. Bantuan mulai diberikan pada minggu kedua April ini berupa barang agar warga bisa memanfaatkan bantuan itu. Artinya, warga tanpa perlu berbelanja ke pasar atau toko kelontong.
”Bantuan yang selama ini diperoleh, seperti permakanan, tetap diberikan. Jadi, ada sebagian warga yang mendapatkan dua bantuan,” kata Risma. Program permakanan adalah pemberian makanan kepada 30.865 warga, terdiri dari 18.779 orang lansia, 5.750 anak, serta 6.336 orang difabel dan penderita penyakit kronis.
Tidak hanya bantuan berupa bahan pokok, retribusi air dari Perusahaan Daerah Air Minum yang digunakan oleh MBR akan digratiskan. Selama dua bulan, mereka tidak perlu mengeluarkan uang untuk pembayaran tersebut. Kebijakan ini bertujuan untuk meringankan pengeluaran MBR terdampak Covid-19.
Isolasi
Untuk mengurangi risiko penularan, Pemkot Surabaya telah menyiapkan dua rumah susun untuk tempat tinggal sementara ODP, PDP, orang tanpa gejala, dan tenaga medis. Rusun yang disiapkan di Dukuh Kupang dan Babat Jerawat. Setiap hari mereka mendapatkan makanan, telur, minuman pokak, masker, dan kebutuhan kebersihan diri.
”Jika mereka masih tinggal di rumah, bantuan akan diantarkan oleh petugas puskesmas terdekat setiap hari sekaligus untuk memantau kondisi kesehatan,” kata Risma.
Adapun hingga Selasa petang, tercatat ada 832 ODP, 318 PDP, dan 84 positif Covid-19 di Surabaya. Pemkot Surabaya juga akan mengajukan pembatasan sosial berskala besar, seperti kota lain, di antaranya di DKI Jakarta yang sudah mendapat persetujuan serta proses pengajuan, seperti di Tegal dan Fakfak.