TNI Angkatan Darat berhasil menguasai markas kelompok kriminal bersenjata di Distrik Serambakon, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
Oleh
fabio costa
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — TNI Angkatan Darat berhasil menguasai markas kelompok kriminal bersenjata di Distrik Serambakon, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Pasukan TNI memukul mundur kelompok yang selama beberapa waktu terakhir melakukan sejumlah serangan di kabupaten tersebut.
Komandan Resor Militer 172/Praja Wira Yakti Kolonel (Inf) Binsar Sianipar di Jayapura, Senin (30/3/3020), mengatakan, pihaknya memukul mundur anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) itu setelah kontak senjata selama beberapa jam di Distrik Serambakon.
Kelompok tersebut terlibat dalam sejumlah aksi teror di Pegunungan Bintang dalam beberapa pekan terakhir, antara lain penyerangan truk pekerja Jalan Trans-Papua Ruas Yahukimo-Pegunungan Bintang pada 2 Maret 2020 di Distrik Oksop. Tiga pekerja mengalami luka dalam insiden ini.
Mereka juga menembaki pesawat TNI AU jenis CASA CN-2909 pada 22 Maret 2020 sebelum mendarat di Bandara Oksibil. Terdapat tujuh lubang di badan pesawat. Namun, tujuh awak pesawat tidak mengalami luka.
Terakhir, kelompok itu menyerang sejumlah anggota TNI AD yang sedang berpatroli di Serambakon pada Minggu (29/3/2020) sekitar pukul 06.00 WIT. Satu anggota TNI, yakni Sersan Dua Irfan Setiawan, mengalami cedera di kaki saat mencoba menghindari tembakan KKB dari atas bukit.
”Pascasejumlah insiden ini, semua anggota kami di Pegunungan Bintang dalam posisi siaga. Kami pun mengambil tindakan dengan menghadapi kelompok itu di Serambakon,” kata Binsar. Binsar berharap, dengan dikuasainya markas KKB di Serambakon oleh TNI, dapat memberikan rasa aman dan menjaga situasi kondusif bagi masyarakat setempat.
Secara terpisah, Kepala Penerangan Komando Daerah Militer XII/Cenderawasih Kolonel (Cpl) Eko Daryanto mengatakan, satu prajurit yang terluka dalam kontak senjata di Serambakon telah dibawa ke Rumah Sakit Marthen Indey di Jayapura. Menurut Eko, Panglima Kodam XVII/Cendrawasih Mayjen Herman Asaribab telah memerintahkan semua anggota TNI di setiap pos keamanan untuk bersiaga menghadapi kelompok tersebut.
Terkait hilangnya 10 pucuk senjata api dan satu pelontar granat dalam peristiwa jatuhnya helikopter MI-17 di Pegunungan Puncak Mandala, Pegunungan Bintang, pada 28 Juni 2019, Eko mengatakan, ada kemungkinan KKB telah menguasai senjata tersebut. Senjata tersebut merupakan milik 12 prajurit yang menjadi korban jatuhnya helikopter MI-17 itu.
Sementara itu, Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal menegaskan, pihaknya siap membantu TNI untuk menemukan kembali senjata-senjata tersebut. ”Kami akan menindak tegas oknum warga yang menguasai senjata tersebut untuk mengganggu keamanan di Pegunungan Bintang. Perbuatan tersebut dapat dijerat dengan Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 tentang kepemilikan senjata api tanpa izin,” ujarnya.