Pasca-pembatasan Aktivitas Warga, Harga Bahan Pokok di Bandung Tetap Stabil
Pasca-pembatasan kegiatan warga dalam mengantisipasi persebaran Covid-19, gejolak harga belum terlihat di kawasan Bandung. Pemerintah mengklaim kebutuhan bahan pokok masih bisa terpenuhi dan warga tidak perlu panik.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
KOMPAS, BANDUNG — Pasca-pembatasan kegiatan warga guna mengantisipasi persebaran coronavirus disease 2019 atau Covid-19, gejolak harga belum terlihat di Kota Bandung, Jawa Barat. Pemerintah mengklaim kebutuhan akan bahan pokok masih bisa terpenuhi sehingga warga tidak perlu panik menghadapi hal ini.
Harga kebutuhan pokok, seperti beras, daging ayam, dan daging sapi potong, belum menunjukkan gejolak di Pasar Sederhana, Bandung, Rabu (18/3/2020). Harga beras masih terpantau dalam kisaran Rp 10.500-Rp 14.000 per kilogram sesuai dengan jenis berasnya. Harga daging ayam masih di kisaran Rp 33.000 per kg dan harga daging sapi potong Rp 115.000 per kg.
Menurut Ai (48), pedagang beras di Pasar Sederhana, harga tersebut belum mengalami kenaikan sejak tiga hari terakhir saat imbauan pembatasan mandiri diberlakukan. Dia mengatakan, tokonya masih menyediakan kurang lebih 60 karung setara 3 kuintal beras.
Menurut Ai, jumlah tersebut masih dirasa cukup hingga tiga minggu ke depan, belum lagi pasokan yang datang beberapa karung setiap harinya. Di sisi lain, dia mengeluhkan warga yang sudah jarang berbelanja karena pembatasan kegiatan tersebut.
”Setiap hari, kami menjual tiga-empat karung. Kalau sekarang, hanya sekitar satu karung lebih. Tapi, kalau untuk stok, aman. Kami tinggal menunggu panen para petani di Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung,” tuturnya.
Inah Martinah (46), pedagang daging ayam, juga menceritakan penurunan jumlah pembeli dalam tiga hari terakhir. Untuk suplai, dia berujar belum merasa kesulitan mendapatkan stok ayam. ”Biasanya, saya menjual sampai 60 kg sehari. Tapi, dalam tiga hari terakhir, 40 kg pun tidak sampai,” ujar Inah.
Harga bahan pokok terutama pangan ini diharapkan bisa tetap stabil di tengah pembatasan kegiatan warga dalam mengantisipasi Covid-19. Gubernur Jabar Ridwan Kamil memastikan stok aman dalam menghadapi pandemi Covid-19. Karena itu, dia meminta warga tidak belanja berlebihan (panic buying) dan tetap mengikuti arahan petugas.
Menurut Kamil, berbelanja di pasar menjadi kebutuhan warga sehingga tidak bisa dihindari. Karena itu, pihaknya mengingatkan warga untuk tetap menerapkan social distancing (jaga jarak) selama berkegiatan di keramaian seperti di pasar.
”Social distance itu menjaga jarak semaksimal mungkin, tidak boleh menggunakan kegiatan yang tidak wajib. Yang penting jaga jarak dan berbelanja secepat mungkin,” ujarnya.
Social distance itu menjaga jarak semaksimal mungkin, tidak boleh menggunakan kegiatan yang tidak wajib. Yang penting jaga jarak dan berbelanja secepat mungkin.
Gejolak gula
Terkait gejolak harga gula di beberapa daerah, Bandung juga merasakan hal yang sama. Harga gula di Pasar Sederhana Bandung juga mengalami kenaikan hingga Rp 17.000-Rp 18.000 per kg.
Inong (52), pedagang gula di Pasar Sederhana, mengeluhkan kenaikan harga tersebut. Dia mengatakan, kenaikan harga mencapai lebih dari Rp 2.000 per kg untuk gula kristal putih. ”Saya juga tidak tahu karena korona atau apa, tetapi sudah berlangsung tiga hari terakhir,” ujarnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan M Arifin Soendjayana mengatakan, kenaikan harga tersebut merupakan dampak berkurangnya pasokan impor gula. ”Kalau izin impor gula kristal dikeluarkan, mudah-mudahan harganya bisa normal di angka Rp 12.500-Rp13.000 per kg di minggu ketiga Maret,” ujarnya.