Terkait Covid-19, Sebanyak 26 Orang Dikarantina di Batam
Pemerintah Batam mengarantina 26 orang yang pernah menjalin kontak dekat dengan warga negara Singapura, VP (37), yang positif terinfeksi Covid-19.
Oleh
PANDUA WIYOGA
·4 menit baca
BATAM, KOMPAS – Pemerintah Batam mengarantina 26 orang yang pernah menjalin kontak dekat dengan warga negara Singapura, VP (37), yang positif terinfeksi Covid-19. Proses karantina itu dilaksanakan di tiga tempat berbeda dan akan berlangsung selama enam hari ke depan.
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Batam Achmad Farchanny, Selasa (3/3/2020) mengatakan, VP menggunakan dua kapal yang berbeda saat datang dan kembali dari Batam. Petugas kesehatan telah berhasil melacak keberadaan 12 orang anak buah kedua kapal yang ditumpangi VP itu.
Mulai hari ini, mereka semua akan menjalani karantina di dalam kapal masing-masing selama enam hari ke depan. “Mereka orang kapal jadi mintanya memang begitu. Yang penting aksesbilitas di dalam kapal itu baik sehingga petugas tetap bisa mengontrol setiap saat,” kata Achmad.
Adapun terhadap 26 penumpang warga negara Indonesia (WNI) yang berada dalam dua kapal yang pernah ditumpangi VP, upaya pelacakan masih berlangsung. Selain WNI tersebut, diketahui ada 82 warga negara Singapura yang berada dalam kapal yang sama.
Mereka orang kapal jadi mintanya memang begitu. Yang penting aksesbilitas di dalam kapal itu baik sehingga petugas tetap bisa mengontrol setiap saat (Achmad Farchanny)
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Riau Tjetjep Yudiana mengatakan, 15 orang yang terdiri dari keluarga sopir dan asisten rumah tangga VP telah dikarantina sejak Senin (2/3). Sopir yang berinisial P (33) dan 3 anggota keluarganya dikarantina di rumah. Sedangkan, asisten rumah tangga CS (39) dan 9 keluarganya dikarantina di Asrama Haji Kota Batam.
“Satu orang yang merupakan pengemudi ojek daring masih kita lacak keberadaannya. Rencananya dia akan dikarantina di Asrama Haji bersama keluarga CS,” ujar Tjetjep.
Namun, pantauan Kompas di Asrama Haji menunjukkan, pengawasan terhadap 9 orang dalam pemantauan itu terkesan setengah hati. Dalam satu gedung yang sama, masih terdapat sejumlah pegawai Asrama Haji yang bukan petugas yang berwenang menangani karantina tersebut.
Di pintu masuk gedung yang menjadi tempat karantina itu hanya terdapat satu petugas kesehatan dan seorang polisi. Orang asing bisa bebas keluar dan masuk ke tempat karantina tersebut karena tidak ada upaya pengecekan apa pun di pintu gerbang maupun lobi Asrama Haji.
Padahal, dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan disebutkan, lokasi karantina seharusnya diberi garis karantina dan dijaga terus oleh pejabat karantina kesehatan dan polisi. Pejabat karantina kesehatan juga wajib memberikan penjelasan kepada pengunjung dan masyarakat setempat.
Petugas di sana juga tidak bisa menjelaskan standar penanganan terhadap 9 orang yang dikarantina. “Enggak ada (standar penanganannya), ini orang sehat semua. Mereka bukan orang yang punya keluhan," kata Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Batam Irnal Syafei di lokasi karantina.
Hal itu sangat berlainan dengan proses karantina orang dalam pemantauan di Natuna. Meskipun sama-sama dinyatakan sehat dan tidak menunjukkan gejala penyakit, para WNI yang dievakuasi dari Wuhan tetap ditempatkan di lokasi yang steril dari kegiatan lain. Tidak satu pun orang selain petugas kesehatan boleh berada dalam radius kurang dari 100 meter dari tempat karantina.
Spesimen
Kepala Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Batam Slamet Mulsiswanto mengatakan, 5 spesimen yang berasal dari P dan keluarganya telah dikirim ke Jakarta. Adapun spesimen 10 orang yang dikarantina di Asrama Haji baru akan diambil pada Rabu (4/3).
Slamet menambahkan, sebelumnya petugas BTKLPP juga mengambil spesimen 33 orang yang terkait dengan AA (61). Pasien AA merupakan warga negara Singapura yang sebelumnya dirawat di Rumah Sakit Badan Pengusahaan Batam menunjukkan gejala mirip Covid-19, yaitu demam, sesak napas, dan batuk.
Pasien AA meninggal pada Jumat (22/2). Empat hari kemudian, ia dikuburkan di Tempat Pemakaman Umum Sambau, Kecamatan Nongsa. Menurut Tjetjep, hasil uji laboratorium terhadap spesimen AA menunjukkan pasien itu negatif Covid-19.
Tjetjep mengatakan, meskipun negatif, pemerintah pusat tetap menginstrusikan agar spesimen keluarga inti AA dan sejumlah petugas kesehatan yang menangani dia agar diambil untuk kemudian diteliti di Jakarta.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Singapura mengumumkan, kasus positif Covid-19 di negara itu bertambah dua lagi menjadi total 108 kasus. Salah satu kasus terbaru, yaitu 107, diketahui pernah berada di Jakarta sebelum dinyatakan positif Covid-19. Ia diketahui berasal dari klaster penularan yang sama dengan VP, yaitu klaster Wizlearn Technologies Pte Ltd.