Pengurangan dan Pengolahan Sampah di Jawa Barat Belum Optimal
Produksi sampah di Jawa Barat mencapai 27.000 ton per hari. Belum optimalnya pengurangan dan pengolahan sampah berpotensi meningkatkan produksi sampah seiring bertambahnya jumlah penduduk.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Produksi sampah di Jawa Barat mencapai 27.000 ton per hari. Belum optimalnya pengurangan dan pengolahan sampah berpotensi meningkatkan produksi sampah seiring bertambahnya jumlah penduduk.
Dalam peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2020 di Gedung Sate, Kota Bandung, Pemerintah Provinsi Jabar mengajak masyarakat mengurangi sampah. Salah satu caranya adalah dengan tidak menggunakan barang sekali pakai, seperti kantong plastik dan minuman kemasan.
”Terutama mengurangi penggunaan plastik karena sulit terurai. Kolaborasi dengan pemerintah kabupaten/kota, komunitas, dan kelompok masyarakat diharapkan dapat mengurangi produksi sampah,” ujar Kepala Bidang Konservasi dan Pengendalian Perubahan Iklim Dinas Lingkungan Hidup Jabar Asep R Lengkawa.
Menurut Asep, selain mengurangi produksi sampah, pengolahan sampah juga harus dioptimalkan. Caranya, memanfaatkan sampah melalui bank sampah.
Tercatat sekitar 1.600 bank sampah di Jabar. Namun, banyak yang tinggal nama dan tidak beroperasi. Penyebabnya, pengelola bank sampah belum memahami tata kelola sampah. Selain itu, sebagian besar pengelolanya merupakan sukarelawan yang minim dukungan pemerintah sehingga programnya sering kali mandek.
Asep juga mengajak masyarakat memilah sampah sejak dari rumah tangga. Hal itu untuk mempermudah mengklasifikasi sampah yang dapat dimanfaatkan dan tidak. Dengan begitu, volume sampah yang dibuang ke tempat pemrosesan akhir (TPA) bisa dikurangi.
Bank sampah diperhatikan ketika ada penilaian Adipura saja. Setelah itu dilupakan sehingga banyak yang tidak beroperasi dengan baik.
Menurut Asep, TPA dirancang untuk beroperasi selama 20-30 tahun. Jika semua sampah dibuang ke TPA, umur TPA diprediksi tidak akan sampai 20 tahun.
Belum optimalnya pengurangan dan pengolahan sampah membuat TPA di Jabar melebihi daya tampung. TPA Sarimukti di Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, misalnya, menampung sampah dari kawasan Bandung Raya hingga sekitar 2.000 ton per hari. Padahal, kapasitasnya hanya 1.200 ton per hari.
Pemprov Jabar merencanakan pembangunan TPA Legoknangka di Kabupaten Bandung. TPA ini diharapkan beroperasi pada 2023 sehingga dapat mengurangi beban penampungan sampah di TPA Sarimukti.
Ketua Forum Bank Sampah Jabar M Satori mengatakan, semua kabupaten/kota di Jabar mempunyai bank sampah. Namun, tidak semua pemerintah daerah serius mendukung eksistensi bank sampah.
”Bank sampah diperhatikan ketika ada penilaian Adipura saja. Setelah itu dilupakan sehingga banyak yang tidak beroperasi dengan baik,” ujarnya.
Satori mengatakan, bank sampah tidak hanya berfungsi menyalurkan sampah dari rumah warga, tetapi juga mengedukasi masyarakat untuk memilah sampah agar tidak tercampur sehingga lebih mudah diolah.
Dalam peringatan HPSN itu, Wakil Gubernur Jabar Uu Rhuzanul Ulum meluncurkan gerakan penggunaan tumbler. Pihaknya membagikan 1.000 tumbler kepada para siswa dengan tujuan untuk mengurangi penggunaan sampah plastik.