Keluarga Ikhlaskan Gugurnya Sertu Anumerta Dita Ilham
Yang jelas sangat bersyukur meskipun ternyata gugur dalam tugas. Bersyukur alhamdulilah sudah ketemu. Ini yang terbaik, entah untuk Dita sendiri ataupun keluarga.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Keluarga besar mengikhlaskan gugurnya Sersan Satu Anumerta Dita Ilham Primojati (24). Dita menjadi salah satu prajurit yang meninggal dunia akibat jatuhnya helikopter MI-17 di Papua akhir Juni 2019 lalu.
”Yang jelas sangat bersyukur meskipun ternyata gugur dalam tugas. Bersyukur alhamdulillah sudah ketemu. Kami berpikir ini yang terbaik entah untuk Dita sendiri maupun keluarga. Insya Allah, Dita tidak sia-sia meninggalnya sebagai pahlawan. (Keluarga) ikhlas,” kata Dita Ibnu Aryandani (29), kakak kandung Sertu Dita Ilham, di rumah duka, Desa Kemutug Kidul, Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (18/2/2020).
Ibnu menyampaikan, pihak keluarga telah menanti kabar pencarian helikopter yang jatuh itu selama 232 hari. ”Ibu yang menghitung setiap hari. Kami menunggu 232 hari,” ujarnya. Sang ibunda, Sugiyanti (54), dan ayahanda, Subandi (56), pun sebenarnya ingin melihat langsung kondisi terakhir Dita Ilham, tetapi tidak diperkenankan membuka peti.
Dita Ilham merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Ibnu sangat dekat dengan adiknya ini karena sejak bersekolah di Yogyakarta, mereka berdua tinggal satu indekos. ”Dia periang. Untuk bergaul asyik, tidak gampang baper,” tutur Ibnu.
Menurut Ibnu, Dita Ilham sudah tiga kali ini bertugas di Papua. Setiap kali hendak bertugas, Dita selalu pamit. Namun, pada keberangkatan yang terakhir, Dita Ilham seperti ingin berbicara intens dengan ayahnya. ”Yang terakhir ini, dia sampai telepon saya. Mas, Bapak di mana. Saya mau pamitan, mau minta doanya. Biasanya asal bilang mau tugas ke Papua tanpa embel-embel doa atau mau ngobrol intens,” katanya.
Jenazah Sertu Anumerta Dita Ilham dimakamkan secara militer di TPU Desa Kemutug Kidul. Ratusan pelayat hadir mengantar Dita Ilham ke tempat peristirahatan terakhir. Keluarga memilih tempat pemakamam umum karena lebih dekat dengan tempat tinggal keluarga. Saat dimakamkan, banyak pelayat dan juga keluarga menangis. Ibnu, sang kakak, pun menangis histeris melepas kepergian adiknya.
Seperti diberitakan Kompas.id (29/6/2019), helikopter MI-17 milik TNI Angkatan Darat hilang kontak di kawasan Oksibil, Papua, Jumat (28/6/2019) siang pukul 11.49 WIT, dengan ketinggian 7.800 kaki. Helikopter dengan 12 penumpang itu lepas landas dari Bandara Oksibil pada Jumat pukul 11.44 WIT. Seharusnya helikopter yang mengangkut logistik untuk Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Indonesia dan Papua Niugini di Pegunungan Bintang itu tiba di Sentani, Kabupaten Jayapura, pukul 13.11 WIT.
Kepala Bengkel Pusat Penerbangan Angkatan Darat Kolonel Penerbang Heri Kriswantoro seusai pemakaman di Tempat Pemakaman Umum Desa Kemutug menyampaikan, kecelakaan murni akibat kondisi cuaca yang buruk. ”Secara pesawat tidak ada masalah. Semua pesawat terutama yang accident ini dalam kondisi baik, siap terbang, hanya memang karena cuaca, terutama di Pegunungan Bintang kompleks, memang betul-betul ekstrem dan susah diprediksi,” kata Heri.
Adapun penumpang helikopter terdiri dari tujuh awak helikopter dan lima anggota Batalyon Infanteri 725/Waroagi. Tujuh awak itu meliputi CPN Aris, Letnan CPN Ahwar, Kapten CPN Bambang, Sersan Kepala Suriatnae, Prajurit Satu Asharulf, Prajurit Kepala Dwi Pur, dan Sersan Dua Dita Ilham. Personel Yonif 725 meliputi Sersan Dua Ikrar Setya Nainggolan, Pratu Yanuarius Loe, Pratu Risno, Prada Sujono Kaimuddine, dan Prada Tegar Hadi Sentana.
Dita Ilham sudah lima tahun bergabung di Skuadron 31 Serbu Semarang pada Satuan Penerbang Angkatan Darat. Sejumlah wilayah pernah menjadi tempat tugas Ilham yang bertugas sebagai teknisi pesawat atau avionic, termasuk di Papua. Dita Ilham sudah bertunangan dan berencana menikah pada awal 2020 ini, tetapi kecelakaan menimpanya.
Komandan Korem 071/Wijayakusuma Kolonel Kav Dani Wardhana menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dan berharap semoga keluarga diberi ketabahan. ”Kepergian almarhum sungguh menyentuh perasaan haru kita semua. Tetapi, Tuhan Yang Mahaesa menghendaki demikian. Sebagai umat beragama, kita wajib menerimanya dengan ikhlas,” tutur Dani.