Menhan dan Menkes Yakinkan Warga Natuna agar Tak Panik
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengunjungi tempat observasi warga negara Indonesia yang dievakuasi dari Wuhan, China, di Pulau Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (5/2/2020).
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
RANAI, KOMPAS — Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengunjungi tempat observasi warga negara Indonesia yang dievakuasi dari Wuhan, China, di Pulau Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (5/2/2020). Mereka meminta warga Natuna yakin bahwa pemerintah bisa menangani permasalahan itu dengan baik.
”Kami ke sini untuk meyakinkan warga agar tidak panik. Kita harus tenang dan percaya. Pemerintah siap dan mampu melaksanakan tugas. Kalau rakyat dan pemerintah bekerja sama, semuanya bisa dihadapi dengan baik,” kata Prabowo di Pangkalan Udara TNI Angkatan Udara Raden Sadjad, Natuna.
Prabowo dan Terawan didampingi Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I Laksamana Madya Yudo Margono serta Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal mendatangi tempat observasi 238 orang yang dievakuasi dari Wuhan. Rombongan pejabat itu memantau kondisi mereka dari dalam mobil, berjarak sekitar 100 meter dari hanggar tempat observasi di Lanud Raden Sadjad.
”Dari jendela, kami lihat sambutan dan keceriaan mereka. Kami bahagia melihat mereka dalam kondisi yang sangat sehat,” ujar Terawan.
Dalam kesempatan itu, Terawan juga menjelaskan bahwa perwakilan Kementerian Kesehatan akan berada di Natuna selama proses observasi berlangsung hingga setidaknya 10 hari ke depan. Ia menyatakan, pihaknya akan selalu memantau kondisi WNI yang diobservasi dan akan turun langsung ke Natuna jika dibutuhkan.
Prabowo juga mengingatkan warga agar tetap waspada dan menjaga pola hidup bersih dan sehat untuk mencegah penularan penyakit. ”Kami tidak mau kelewat percaya diri. Harus tetap waspada dan sigap, tetapi tidak panik,” ujarnya.
Kemarin, Kementerian Kesehatan Singapura menyampaikan, ada enam kasus anyar virus korona tipe baru di Singapura. Hal ini membuat saat ini ada 24 kasus positif di Singapura. Satu dari enam kasus baru itu menimpa perempuan WNI yang bekerja di Singapura (Kompas, 5/2/2020).
Terkait hal tersebut, Terawan menyatakan hal itu akan ditindaklanjuti lebih dulu oleh Kementerian Kesehatan Singapura. ”Kalau sedikit-sedikit reaktif, nanti habis tenaga. Kami selesaikan dulu apa yang ada di Indonesia,” ucapnya.
Kami tidak mau kelewat percaya diri. Harus tetap waspada dan sigap, tetapi tidak panik.
Posko kesehatan
Pemerintah mengimbau warga Natuna yang merasa khawatir atau membutuhkan keterangan terkait penanganan terhadap virus korona tipe baru bisa mendatangi posko terpadu di Pantai Piwang, tidak jauh dari Lanud Raden Sadjad. Selain itu, semua puskesmas di sana untuk sementara dijadikan posko kesehatan bagi warga yang membutuhkan pengecekan kesehatan.
Menurut Yudo, permukiman terdekat warga ada di Penagi, Kecamatan Bunguran Timur, yang berjarak 1,3 kilometer dari lokasi observasi. Jarak tersebut dinilai aman karena aktivitas WNI yang diobservasi hanya dibatasi di sekitar hanggar. Pengawasan yang ketat menjamin tidak ada kontak langsung dengan warga.
”Kami sudah membagikan masker kepada warga. Juga ada penyemprotan disinfektan di Kampung Penagi. Hal itu dilakukan supaya warga bisa tenang,” kata Abdul.
Sebelumnya, 29 rumah tangga di kampung itu pergi mengungsi ke rumah kerabat yang lokasinya berjarak lebih jauh daripada lokasi karantina sejak Minggu (2/2/2020). Akibatnya, aktivitas ekonomi di kampung itu terganggu.
Nelayan dan pedagang terpaksa berhenti bekerja karena takut keluar rumah. Ketua RT 001 Penagi Yohanes Suprianto mengatakan, awalnya ada 29 rumah tangga yang mengungsi. Namun, sekarang sembilan rumah tangga sudah kembali.
Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal menyatakan, ketakutan warga di Natuna pelan-pelan mulai reda. Pemerintah Kabupaten Natuna terus berusaha membangun komunikasi dengan warga agar tugas kemanusiaan observasi 238 orang yang dievakuasi dari Wuhan itu bisa berjalan lancar.