Puluhan Ribu Anak Papua Masih Belum Dapat Imunisasi Dasar Lengkap
Hingga akhir tahun 2019, sebanyak 21.577 anak di Papua belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Cakupan imunisasi di 28 kabupaten dan 1 kota di Papua baru mencapai 68,4 persen.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Hingga akhir tahun 2019, sebanyak 21.577 anak di Papua belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Cakupan imunisasi di 28 kabupaten dan 1 kota di Papua baru mencapai 68,4 persen. Sebanyak 12 kabupaten bahkan cakupan imunisasinya kurang dari 50 persen.
Kepala Seksi Survelains dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi Papua Togu Sihombing saat ditemui di Jayapura, Kamis (30/1/2020), mengatakan, berdasarkan laporan di 28 kabupaten dan 1 kota di Papua, sebanyak 21.577 anak belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap (IDL). Selain itu, di 12 kabupaten, cakupan imunisasinya masih berada di bawah angka 50 persen. Kabupaten itu adalah Puncak, Tolikara, Yahukimo, Pegunungan Bintang, Lanny Jaya, Mamberamo Raya, Paniai, Puncak Jaya, Dogiyai, Intan Jaya, Nduga dan Deiyai.
Namun, terdapat delapan daerah yang cakupan IDL melebihi standar cakupan imunisasi di tingkat nasional sebesar 95 persen, yakni Mamberamo Tengah, Supiori, Keerom, Kabupaten Jayapura, Kota Jayapura, Boven Digul, Biak Numfor, dan Nabire.
”Daerah Dogiyai dan Paniai merupakan daerah dengan jumlah anak terbanyak yang belum mendapatkan IDL. Total sebanyak 2.289 anak di Dogiyai dan 2.234 anak di Paniai,” papar Togu.
Menurut Togu, penyebab minimnya cakupan imunisasi di sejumlah daerah di Papua, antara lain karena kondisi geografi yang sulit, gangguan keamanan, dan adanya oknum tenaga medis yang tidak ke lokasi pelaksanaan imunisasi secara rutin. Padahal, anak-anak yang tidak mengikuti IDL pada usia 0 bulan hingga satu tahun rentan terkena sejumlah penyakit, seperti rubela, campak, polio dan tuberkulosis.
Adanya oknum tenaga medis yang tidak ke lokasi pelaksanaan imunisasi secara rutin.
Hal itu sudah terbukti. Pada Januari 2018, sudah terjadi kejadian luar biasa (KLB) wabah campak di Asmat. Sebanyak 670 anak terkena wabah campak dan 80 anak di antaranya meninggal. Pihak medis juga menemukan sebanyak tiga kasus polio di Yahukimo pada November 2018 hingga Maret 2019. Seorang anak di antaranya bahkan mengalami kelumpuhan.
”Setiap tahun kami sudah memberikan pengarahan dan pelatihan bagi setiap kepala puskesmas sebanyak dua kali. Namun, banyak dari mereka yang sama sekali tidak melaksanakannya ketika kembali ke tempat tugas,” tuturnya.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Papua telah menempuh sejumlah upaya untuk meningkatkan cakupan IDL antara lain mendorong jajaran dinkes di setiap kabupaten untuk menyediakan dana program imunisasi, monitoring dan evaluasi bagi daerah yang cakupan imunisasi masih rendah. ”Kami berharap Kementerian Kesehatan bisa berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri untuk mengadvokasi para kepala daerah untuk membuat kebijakan yang memperhatikan program imunisasi,” tambahnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Yahukimo Suhayatno, saat dihubungi dari Jayapura, mengaku cakupan imunisasi dasar bagi anak-anak di daerahnya masih rendah. Ia menyatakan akan mengerahkan seluruh tenaga puskesmas untuk menggenjot cakupan imunisasi dasar di seluruh distrik di Yahukimo hingga melebihi di atas angka 50 persen.
”Kami akan mengadakan pertemuan dengan semua kepala puskesmas dalam waktu dekat. Dalam kegiatan ini, saya akan menyampaikan pentingnya imunisasi dan memberikan sanksi apabila ada tenaga kesehatan yang tidak melaksanakan imunisasi,” kata Suhayatno.