Ribuan warga berbaur dalam acara perayaan malam tahun baru Imlek di Solo, Jawa Tengah, Jumat (24/1/2020) malam hingga Sabtu (25/1/2020) dini hari. Acara dipusatkan di depan Pasar Gede dan depan Balai Kota Solo.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·2 menit baca
SOLO, KOMPAS — Ribuan warga berbaur merayakan malam tahun baru Imlek di Solo, Jawa Tengah, Jumat (24/1/2020) malam hingga Sabtu (25/1/2020) dini hari. Acara yang dipusatkan di depan Pasar Gede dan depan Balai Kota Solo itu berlangsung semarak.
Warga sudah memadati kawasan depan Pasar Gede hingga depan halaman Balai Kota Solo beberapa jam sebelum puncak pergantian tahun baru Imlek. Mereka menikmati pijaran ribuan lampion yang dipasang di depan Pasar Gede, di atas jembatan Kali Pepe, dan area Kelenteng Tien Kok Sie hingga koridor Jalan Jenderal Sudirman. Banyak di antara warga berswafoto ataupun berfoto bersama dengan latar lampion-lampion merah yang menyala.
Dalam perayaan Imlek kali ini, terpasang sekitar 5.000 lampion. Sebanyak 24 lampion berwujud karakter shio, yaitu tikus, babi, kerbau, naga, monyet, kambing, kelinci, harimau, ular, kuda, ayam, dan anjing, ikut memeriahkan suasana. Warga juga datang menonton atraksi barongsai dan liong yang diadakan di sebuah panggung di depan Balai Kota Solo. Sementara sajian pentas musik diselenggarakan di depan Pasar Gede.
Ketua Panitia Bersama Solo Imlek 2571/2020 Sumartono Hadinoto mengatakan, Imlek telah menjadi bagian budaya masyarakat Solo, bukan lagi milik suku dan agama tertentu. Karena itulah, warga berbaur bersama dalam perayaan tahun baru Imlek.
”Dengan Imlek ini menunjukkan kebinekaan di Solo ini terjalin sangat luar biasa. Sejak kerusuhan Mei 1998, kita bisa menjaga bersama-sama dengan baik kebinekaan di Solo,” kata Sumartono yang juga tokoh masyarakat Tionghoa di Solo.
Untuk semakin menggelorakan semangat kebersamaan antar warga masyarakat, menurut Sumartono, Imlek 2571/2020 di Solo mengusung tema ”Merajut Kebinekaan, Memperkokoh NKRI”. Pihaknya berharap kebinekaan yang telah terjalin dapat semakin erat sehingga akan memperkokoh bangsa Indonesia.
Dengan Imlek ini menunjukkan kebinekaan di Solo ini terjalin sangat luar biasa. Sejak kerusuhan Mei 1998, kita bisa menjaga bersama-sama dengan baik kebinekaan di Solo. (Sumartono Hadinoto)
Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo mengatakan, Imlek yang dihadiri warga tanpa memandang perbedaan suku, agama, golongan, dan ras menunjukan kebinekaan yang sesungguhnya. Kemeriahan Imlek serta pernak-pernik lampion yang menyedot ribuan warga tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga memberikan dampak positif ekonomi, mulai dari tukang parkir hingga pelaku usaha kecil menengah.
”Inilah kebersamaan dari yang paling bawah hingga atas, bersatu padu merayakan Solo Imlek Festival,” katanya.
Khairul Kamarudin (25), warga Solo yang datang dengan keponakannya, ingin merasakan suasana kemeriahan malam tahun baru Imlek. Selain menonton atraksi barongsai dan liong, dia juga bakal menikmati ragam jajanannya. ”Ini bagus, menunjukkan keberagaman. Walaupun saya enggak merayakan Imlek, tapi datang ke sini ikut meramaikan,” katanya.