Hadirkan Tiga Poros Kekuatan, Pilgub Sulteng Lebih Dinamis
Pemilihan Gubernur Sulawesi Tengah diprediksi berkutat pada tiga kekuatan dalam menghasilkan pasangan calon. Hal ini pertanda positif karena masyarakat akan memiliki lebih banyak pilihan.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·3 menit baca
PALU, KOMPAS - Pemilihan Gubernur Sulawesi Tengah diprediksi berkutat pada tiga kekuatan dalam menghasilkan pasangan calon. Hal ini pertanda positif karena masyarakat akan memiliki lebih banyak pilihan sehingga dapat mengedepankan rasionalitas dalam memilih.
Provinsi Sulawesi Tengah turut menggelar pemilihan kepala daerah bersama dengan sejumlah daerah lain di Indonesia pada 23 September 2020. Partai politik yang sejauh ini memunculkan bakal calonnya erta memiliki kursi cukup banyak di DPRD Sulteng adalah Partai Nasdem dan Demokrat.
Nasdem sudah mendapatkan rekomendasi dari dewan pimpinan pusat yang menetapkan mantan Wali Kota Palu Rusdy Mastura dan mantan Bupati Banggai Ma\'mun Amir. Sementara Demokrat meskipun belum ditetapkan dewan pimpinan pusat, diprediksi bakal mengusung mantan Bupati Morowali yang saat ini anggota DPR, Anwar Hafid. Partai lain seperti Gerindra, PDI-P, dan Golkar masih menjaring bakal calon yang telah mendaftar ke parpol tersebut.
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Tadulako Palu, Slamet Riyadi Cante menyatakan, berdasarkan dinamika terakhir, ada tiga kekuatan atau poros Pilgub Sulteng. Selain Nasdem dan Demokrat yang memiliki jagoan, poros lainnya yakni Gerindra. Adapun partai-partai lain diperkirakan bergabung dengan tiga poros tersebut.
"Partai Gerindra memang belum memiliki calon, tetapi kedekatan antara Hidayat Lamakarate dengan Gubernur Sulteng Longki Djanggola bisa menjadi alasan bagi Gerindra mengusung Hidayat," kata Slamet di Palu, Sulteng, Senin (20/1/2020).
Hidayat kini menjabat Sekretaris Daerah Provinsi Sulteng. Ia sudah mendaftar di Gerindra dan PDI-P untuk maju sebagai calon gubernur. Posternya dipasang di berbagai ruas jalan di Kota Palu, Kabupaten Sigi. Adapun Longki tak bisa lagi mencalonkan diri karena sudah dua periode memimpin Sulteng. Selama ini keduanya dinilai cukup dekat.
Selain karena figur yang diusung dan bakal diusung, dominasi tiga poros tersebut juga dipengaruhi komposisi kursi di DPRD Sulteng. Tiga partai politik punya kursi relatif banyak. Nasdem, misalnya, punya 7 kursi. Partai tersebut hanya butuh tambahan 2 kursi lagi untuk mengusung calon.
Adapun Partai Demokrat memiliki 4 kursi. Gerindra dan PDI-P punya 6 kursi, sedangkan Golkar memegang 7 kursi. Partai-partai lainnya hanya memiliki 2 kursi. DPRD Sulteng punya 45 kursi.
"Tiga poros itu diperkirakan menghasilkan tiga pasangan calon. Ini lebih dinamis dibandingkan Pilgub 2015. Artinya, pemilih memiliki banyak pilihan sehingga diharapkan pertimbangan rasional lebih mendominasi," katanya.
Pada Pilgub 2015, hanya dua pasangan calon yang mengikuti kontestasi, yakni Longki Djanggola-Sudarto dan Rusdy Mastura-Idham Datu Adam. Kedunya diusung masing-masing Gerindra dengan koalisinya, serta Golkar beserta koalisinya.
Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah Nasdem Muslimun menyatakan, bersama dengan pasangan calon, pihaknya tengah berkoordinasi dan berkomunikasi dengan partai lain. Rusdy Mastura juga telah mendaftar di PDI-P dan Golkar.
Meskipun belum ditetapkan DPP Partai Demokrat, Sekretaris DPD Demokrat Sulteng Abdul Razak mengungkapkan, Anwar telah mendapat restu dari Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. "Pak Anwar hanya akan maju sebagai calon gubernur," katanya.
Adapun di tubuh PDI-P, para calon yang mendaftar saat ini tengah menggelar survei elektabilitas. "Kami menunggu hasil survei itu untuk nantinya kami usulkan nama ke DPP PDI-P," kata Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPD PDI-P Sulteng Lasbardi Lahi.
Berdasarkan tahapan Pilkada 2020 yang dikeluarkan KPU, parpol harus mendaftarkan pasangannya pada Juni 2020.