Waspadai Gelombang Tinggi di Pantai Selatan Jateng
Nelayan di Cilacap, Jawa Tengah, mewaspadai ombak tinggi dan angin kencang yang terjadi sepekan terakhir di pantai selatan Jawa Tengah. Ombak tinggi juga menyebabkan seorang pemancing di Kebumen hanyut terseret.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
CILACAP, KOMPAS — Nelayan di Cilacap, Jawa Tengah, mewaspadai ombak tinggi dan angin kencang yang terjadi sepekan terakhir di pantai selatan Jawa Tengah. Ombak tinggi juga menyebabkan seorang pemancing di Kebumen hanyut terseret.
”Kalau ada angin kencang dan ombak tinggi, perahu sulit dikendalikan dan selalu goyang terus,” tutur Diran (42), nelayan di Teluk Penyu, Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (16/1/2020).
Tinggi ombak sekitar 2-3 meter di jarak 15 kilometer dari pantai.
Diran melaut bersama rekannya, Wiyogo (45), sejak pagi pukul 04.00 dan memutuskan kembali ke darat sebelum pukul 12.00 karena angin dan ombak semakin kuat. ”Tinggi ombak sekitar 2-3 meter di jarak 15 kilometer dari pantai. Biasanya, kalau ombak dan angin baik, bisa kembali agak sore,” tutur Wiyogo.
Dengan menggunakan perahu berukuran kurang dari 5 gros ton (GT), Diran dan Wiyogo mendapatkan udang seberat 5 kilogram. ”Harganya bermacam-macam, yang besar bisa Rp 200.000 per kilogram, yang kecil sekitar Rp 60.000 per kilogram,” kata Wiyogo.
Hal serupa disampaikan Naryo (33), nelayan yang juga baru saja kembali melaut. Karena ombak dan angin yang kurang bersahabat, Naryo hanya mendapatkan udang 1 kilogram. ”Kalau tidak hati-hati, kapal bisa terbalik,” ujar Naryo.
Prakirawan Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap Rendi Krisnawan menyampaikan, kecepatan angin di wilayah perairan berkisar 5-10 knot (9-18 km per jam), sedangkan di wilayah Samudera Hindia maksimal mencapai 15 knot (28 km per jam).
”Kondisi gelombang laut di selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DIY. Untuk wilayah perairan berkisar 1,25-2,5 meter dalam kategori sedang, kemudian untuk wilayah Samudera Hindia tinggi gelombang 2,5-4 meter itu dalam kategori tinggi,” kata Rendi.
Rendi mengatakan, penyebab gelombang tinggi dan angin kencang adalah adanya perbedaan tekanan udara. ”Di belahan bumi utara saat ini sedang tekanan tinggi, sedangkan di belahan bumi selatan sedang tekanan rendah sehingga perbedaan tekanan ini akan memicu pola pergerakan serta kecepatan angin,” kata Rendi.
Rendi menambahkan, saat ini di belahan bumi selatan, atau di sebelah barat Australia, juga sedang ada badai tropis Claudia sehingga memicu pola pergerakan angin yang makin tinggi. Meski diprediksi dampak cuaca ekstrem dalam dua hari ke depan sudah berangsur turun, nelayan diimbau waspada. ”Nelayan diharapkan waspada terutama saat melintasi Samudera Hindia karena ketinggian gelombang yang cukup signifikan,” tuturnya.
Saeful Anwar dari bagian Humas Basarnas Pos SAR Cilacap menyampaikan, tim gabungan masih mencari korban bernama Dariman (31), pemancing yang hanyut tersapu gelombang laut, Rabu (15/1/2020), di pantai sekitar Gua Lawa, Desa Karangbolong, Kebumen. Korban memancing bersama dua rekannya, Wahyudi (35) dan Triono Iwan (34).
”Saat memancing di tepi tebing, tiba-tiba ombak datang dan menyapu Wahyudi dan Dariman hingga jatuh ke laut. Rekannya bisa menyelamatkan diri, tapi Dariman tenggelam,” papar Saeful.
Saeful menyebutkan, hari ini tim melakukan penyisiran di laut serta di jalur darat. Ada dua perahu yang dikerahkan untuk melakukan penyisiran. ”Hingga sore ini korban belum ditemukan,” katanya.